Find Us On Social Media :

Kanker Serviks Pembunuh no 2 Bagi Wanita Indonesia, Mereka yang Kekurangan Vitamin E Salah Satu Paling Berisiko

Ilustrasi kanker serviks

GridHEALTH.id - Kanker serviks adalah pembunuh no 2 bagi wanita Indonesia.

Kanker serviks menjadi hantu bagi wanita Indonesia karena, melansir kompas.com (6/2/2020), setiap tahunnya ada sekitar 14.000 wanita Indonesia didiagnosis menderita kanker serviks.

Malah lebih dari 7.000 orang meninggal dunia akibat kanker serviks ini.

BACA JUGA: Rahasis Titek Puspa Sembuh dari Kanker Serviks

Karenanya, bisa diambil gambaran, setiap satu jam terdapat satu orang wanita meninggal dunia karena kanker serviks atau kanker rahim.

Prevalensi dalam lima tahun ini sekitar 64,9 persen.

Laporan dari RS Dharmais sendiri, rumah sakit khusus kanker, ada peningkatan pasien kanker pada awal tahun 2020 ini.

Dari 11.000 pasien per Januari 2020 saja, saat ini ternyata sudah mencapai 14.000 pasien.

BACA JUGA: Ciri Pria Pembawa Virus Mematikan, Salah Satunya Sebabkan Kanker Serviks

Diantaranya adalah pasien kanker serviks atau kanker leher rahim ini.

Ini jelas sangat mengkhawatirkan dan menakutkan bagi kita semua.

Karenanya kita, khususnya wanita, mau menjauhi diri dari faktor pencetus dan penyebab kanker serviks.

Diantaranya makanan, dan pergaulan bebas.

Ini penting karena kanker serviks tidak menyebabkan gejala yang terlihat pada tahap awal penyakit.

Berbeda dengan jenis kanker lain yang mungkin terlihat dari fisik. Seperti benjolan di payudara.

BACA JUGA: 5 Mitos Mengenai Kanker Serviks

BACA JUGA: Penyebab virus HPV

Adapun mereka yang berisiko mengalami kanker serviks ada 5:

* Menikah di usia muda (15-20 tahun), di mana saat ini masih terjadi perubahan sel-sel (metaplasia) di mulut rahim

* Suka berganti ganti pasangan hubungan intim

* Mengalami infeksi gonorhea (kencing nanah), sifilis, herpes atau HIV.

* Mengonsumsi pil KB kombinasi dapat memicu perkembangan HPV, tetapi tidak menimbulkan HPV.

* Kekurangan vitamin E, asam folat, dan mineral.

Baca Juga: Siswa SMP di Malang yang Menjadi Korban Bully Akhirnya Diamputasi, Ini Alasan Medis dan Dampaknya

Selain pola hidup dan gaya hidup bersih dan sehat, untuk menjaga diri dari kanker serviks penting untuk melakukan skrinning rutin untuk memeriksa sel-sel abnormal di serviks.

Dengan demikian bisa dipantau dan diobati sedini mungkin.

Sebagian besar wanita disarankan untuk menjalani tes ini mulai usia 21.

Dilansir dari Cancer Treatment Centers of America, tes Papsemear adalah salah satu metode skrining kanker yang paling dapat diandalkan dan efektif yang tersedia, dan sebaiknya wanita menjalani skrining tahunan oleh dokter kandungan.

Selain tes Papsemear, bisa juga mendeteksi awal risiko kanker serviks dengan tes HPV.

Tes HPV bisa mendeteksi wanita dengan risiko infeksi HPV (human papilloma virus) tinggi yang dapat menyebabkan tumor serviks.

Baca Juga: Mulutnya Ditumbuhi Rambut, Mengerikan tapi Nyata, Disantet?

Baca Juga: Biasa Mengusir, Akhirnya Ningsih Tinampi Didatangi Ikatan Dokter Indonesia dan Lintas Dinas se-Jawa Timur

Meskipun metode skrining tidak 100 persen akurat, tes ini sering merupakan metode yang efektif untuk mendeteksi kanker serviks pada tahap awal ketika masih sangat dapat diobati.

Tanda-tanda peringatan dini kanker serviks

Saat hadir, gejala umum tumor yang berkembang di serviks dapat meliputi perdarahan vagina.

Termasuk perdarahan di antara periode, setelah hubungan seksual atau perdarahan pasca-menopause; keputihan yang tidak biasa, yang mungkin berair, merah muda atau berbau busuk; dan nyeri panggul.

Semua gejala kanker serviks ini harus didiskusikan dengan dokter.

Baca Juga: Masih Belia Tapi Berani Memutuskan Menjadi Pria Tulen daripada jadi Wanita, Sudah 2 Kali Operasi dari 4 Tahapan yang Direncanakan

Tanda-tanda kanker serviks stadium lanjut

Kanker serviks dapat menyebar (bermetastasis) di dalam panggul, ke kelenjar getah bening atau membentuk tumor di tempat lain di tubuh.

Tanda-tanda kanker serviks lanjut meliputi:

- Penurunan berat badan

- Kelelahan

- Sakit punggung

Baca Juga: Nasib Malang Seorang ART, Tak Pernah ke China, Hidup Lebih Banyak di Apartemen tapi Positif Virus Corona

- Nyeri kaki atau bengkak

- Kebocoran urin atau tinja dari vagina

- Fraktur tulang

Baca Juga: Nasib Malang Seorang ART, Tak Pernah ke China, Hidup Lebih Banyak di Apartemen tapi Positif Virus Corona

WHO merekomendasikan pendekatan komprehensif untuk pencegahan dan pengendalian kanker serviks yang mencakup intervensi multidisiplin.

Pendidikan masyarakat, mobilisasi sosial, vaksinasi, skrining pengobatan dan perawatan diperlukan untuk meningkatkan kontrol kanker serviks.(*)

#berantasstunting