GridHEALTH.id - Sebagian besar dari kita pasti tak mengingat kejadian-kejadian di masa kecil, terutama saat masa batita atau bawah tiga tahun.
Meski sudah diingatkan melalui foto atau kenangan fisik yang ada, beberapa orang mengalami kesulitan mengingat kejadian masa lampau tersebut.
Baca Juga: Khusus Untuk si Pelupa: Penelitian di Kanada, Trik Mengingat Berbasis Menggambar
Rupanya kondisi ini wajar dialami oleh setiap orang.
Kondisi ini disebut sebagai amnesia anak-anak.
Memori akan peristiwa-peristiwa di tahun awal kehidupan memang samar.
Baca Juga: PM Malaysia Mahathir Mohamad Mengundurkan Diri, Rahasia Kebugarannya Sempat Diungkap
Fenomena ini disebut masa kanak-anak atau infantile amnesia, yaitu berangsur-angsur kehilangan memori dari kehidupan awal hidup.
Para psikolog meyakini bahwa amensia anak-anak adalah bagian normal dari perkembangan otak dan memori yang tidak sering diceritakan ulang lama kelamaan akan hilang.
Jika kita membicarakan tentang memori, biasanya kita merujuk pada kemampuan untuk mengingat pengalaman hidup.
Baca Juga: Sempat Cuci Darah, Ibu Gilang Ramadhan Meninggal Usai Selesaikan Pembangunan Masjid
Disebut juga dengan memori episodik, hal ini melibatkan bagian otak yang disebut hipokampus, yang belum terbentuk sempurna saat lahir.
"Hipokampus baru siap saat anak berusia 4 tahun dan di usia ini biasanya anak mulai mengingat sesuatu secara konsisten. Makin besar usia anak, makin stabil memorinya," kata pakar neurosains kognitif dan memori, Rachel Elward Ph.D.
Penyebab lain anemia pada anak adalah kita tak punya kemampuan untuk membicarakan apa yang kita alami sebelum kita lancar berbicara.
Menurut pakar neuro-psikologi Sally Goodard Blythe, kemampuan berbahasa biasanya baru lancar saat anak berusia tiga tahun.
"Tapi, bukan berarti anak kecil tidak bisa mengingat apa yang terjadi. Anak juga punya memori, tetapi menghilang dengan cepat," kata Eldward.
Bagi kebanyakan orang dewasa, memori episodik paling awal biasanya dimulai sejak usia tiga tahun.
Hanya sebagian kecil peristiwa sebelum usia itu yang bisa diingat.
Meski begitu, akademisi meyakini bahwa memori dari kehidupan awal akan menghilang dengan cepat di usia 7 tahun.
Blythe merekomendasikan orangtua untuk membantu anak meraih ingatan-ingatan awal dengan menceritakan apa yang terjadi dan menunjukkan foto atau video kenangan saat bayi.
Baca Juga: 4 Makanan yang Dibutuhkan Ibu Menyusui Agar Tubuh Tak Gampang Lemas
Walau bayi belum bisa mengingat tapi para ahli mengatakan orangtua tetap harus fokus membuat banyak memori untuk anak-anaknya.
"Berbagi pengalaman adalah salah satu cara bonding yang penting dan bisa membantu anak belajar tentang dunia sekitarnya. Misalnya anak mungkin tak akan ingat hal spesifik akan kunjungannya ke taman safari, tapi ia akan ingat apa yang dimaksud taman safari itu dan nama-nama binatangnya," kata Elward.
Anak usia dini juga akan membentuk memori yang tidak melibatkan hipokampus, dan ini berperan vital dalam perkembangannya sejak ia lahir.
"Kemampuan anak untuk belajar, seperti cara duduk atau memegang sendok, juga melibatkan memori. Kita bisa melihat bayi belajar banyak hal di tahun pertama usianya dan mampu mengingatnya untuk belajar keterampilan baru," katanya.
Meski hal ini tergolong wajar, tak ada salahnya orangtua untuk mengabadikan momen indah bersama sang anak dan menceritakannya saat dewasa nanti. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Amnesia Anak, Mengapa Masa Bayi Tak Bisa Diingat