Tak kalah serunya Tulus memberikan contoh nyata mengenai hoax kesehatan yang banyak beredar, “Ada juga hoax tentang obat-obatan, misalnya tentang hipertensi, seorang pasien berobat kepada orang yang disebut ‘orang pintar’ lalu diberikan 1 obat yang dikatakan bisa cespleng, padahal tidak jelas ingredients dan studi klinisnya. Dalam banyak kasus pasien sudah berobat kemana-mana baru akhirnya menyerah dan berkonsultasi ke dokter saat penyakit sudah berat.”
“Bidang kesehatan menurut saya merupakan salah satu pe er terbesar negara kita. Hoax merupakan noise yang sangat mengganggu dalam pemberian informasi kesehatan. Salah juga kalau kita menyerahkan tugas penegakan fakta hanya kepada dokter atau pemerhati kesehatan saja. Ya itu tadi, laju hoax terlalu cepat, bak mobil balap dikejar dengan city car yang kecepatannya sedang-sedang saja. Jadi itu tugas kita semua, termasuk masyarakat awam,” tukasnya.
“Oleh karena itu,” ia menekankan, “Kami di Eugenia Communications sebagai perusahaan komunikasi kesehatan, sangat berhati-hati dalam mengeluarkan Press Release, informasi yang diberikan sangat lengkap sehingga jika teman-teman media memerlukan data tambahan, sudah tersedia. Tentunya berasal dari narasumber yang kredibel, juga dari jurnal-jurnal yang terpercaya. Press Release yang dikeluarkan, walaupun tampak sederhana dalam 2-3 hal, sebenarnya 'dimasak' dengan persiapan panjang dan teliti sekali.”
“Sebenarnya bahaya apa yg menanti jika kita tidak bersegera menumpas hoax? Yang jelas, proses kemunduran berpikir dan tertanamnya paham yang salah tentang kesehatan”, ujar pria mantan banker ini. Karena ini adalah masalah kesehatan, ya lebih berbahaya sifatnya, yaitu mengancam jiwa. Mengancam kesehatan bangsa ini dan di ujungnya, kemunduran pada generasi selanjutnya. Saya kira sudah perlu giant step u menangkal hoax kesehatan, bisa dilakukan melalui kampanye yang holistik sifatnya, melibatkan semua pihak termasuk Pemerintah, produsen obat, para pakar kesehatan dll. Kalau perlu dimulai dari Sekolah Dasar, tentunya dengan bahasa yang mudah dicerna,” tutupnya.(*)
#berantasstunting