Ia menambahkan, lantaran berpotensi ricuh, pengecekan suhu tubuh kemudian dilonggarkan.
"Yang naik masih tetap ramai. Pas orang-orang ngamuk-ngamuk akhirnya dilolosin, enggak dicek (suhu tubuh)," tambahnya.
Padahal pengecekan suhu tubuh bukanlah indikator untuk mendiagnosis seseorang terkena virus corona (Covid-19).
Baca Juga: 10 Detik Deteksi Corona, Angkie Yudistia Staf Khusus Presiden Dihujat Warganet
Meski pemerintah dan berbagai instansi mulai menggembar-gemborkan penggunaan termometer untuk mengecek suhu tubuh orang lain, nyatanya hal ini dinilai salah kaprah oleh para ahli.
Menurut World Health Organization (WHO), pemindai termal (thermal scanner) dan termometer dinilai kurang efektif menentukan apakah seseorang tertular virus corona atau tidak.
Kelemahan terbesar dari termometer adalah mereka mengukur suhu kulit, yang bisa lebih tinggi atau lebih rendah dari suhu tubuh inti, metrik utama untuk demam.
Baca Juga: Update COVID-19; Terlalu Banyak Konsumsi Suplemen Imun Bisa Timbulkan Risiko Autoimune
Tak hanya itu, sebuah penelitian dari University of Michigan mencatat orang yang telah berkendara atau berada di bawah terik matahari dalam waktu cukup lama juga bisa mengalami peningkatan suhu tubuh (heatstorke).