GridHEALTH.id - Usai viral video seorang wanita yang tak diketahui identitasnya ditolak sebuah rumah sakit, kini pihak pemerintah Indonesia akhirnya buka suara.
Sebelumnya, Deddy Corbuzier melalui unggahannya di akun Instagram pada Senin (16/3/2020) memperlihatkan seorang wanita dalam balutan masker tersebut menceritakan dirinya dibebaskan dari rumah sakit tersebut tanpa pengawasan.
"Jangan sakit dan jangan kena ya. Ini aku sudah kategorinya PDP (pasien dalam pengawasan) dan rumah sakit itu enggak tahu harus ngapain, harus bagaimana, dan kita bisa dilepas begitu saja," ujarnya.
Bersadarkan keterangan yang diunggah Deddy Corbuzier, sang wanita ini seakan ditelantarkan rumah sakit swasta untuk menuju ke rumah sakit rujukan yang merawat virus corona (Covid-19) tanpa pengawasan.
Baca Juga: Sempat Dikabarkan Positif Benzodiazepin, Bagaimana Janin dalam Kandungan Vanessa Angel?
Akibat hal ini, Deddy Corbuzier pun akhirnya mengundang Achmad Yurianto selaku juru bicara Presiden terkait kasus virus corona di Indonesia.
Melalui kanal YouTube pribadi Deddy Corbuzier pada Selasa (17/3/2020), jubir Presiden ini akhirnya angkat bicara.
"Kita menyadari betul bahwa rumah sakit-rumah sakit, dia menjaga citranya dengan jangan sampai kebawa orang bahwa 'saya merawat orang Covid-19'. Kalau ketahuan nanti pasien yang lain enggak mau datang," ujar Achmad Yurianto.
Baca Juga: 6 Tanda Dini Serangan Stroke, Tekanan Darah Tinggi Salah Satunya
Pernyataan Yuri tersebut seakan menyentak Deddy Corbuzier selaku masyarakat.
Yuri menyebut rumah sakit kini sudah beralih fungsi sebagai bisnis.
"This is business (Ini bisnis). Kalau begitu selamat datang di Indonesia," tambahnya.
Jubir Presiden ini pun mengaku masih banyak rumah sakit yang menolak kasus virus corona (Covid-19).
Baca Juga: Virusnya Menyebar Begitu Cepat, Ternyata Begini Cara Kerja Covid-19
"Artinya dia (rumah sakit) tidak mau tahu agar orang-orang tidak tahu kalau ada pasien terkena Covid-19," ujar Deddy Corbuzier.
Menanggapi hal tersebut, tak sedikit masyarakat yang mengkambinghitamkan dan merasa dibohongi oleh pemerintah.
"Saya tidak melihat dalam perspektif bohong ya, mengatur kebenaran menurut saya. Paling tidak secara moril, saya tidak merasakan saya berbohong. Cuma saya harus atur informasi," tutur Yuri.
Hal ini diakibatkan karena masyarakat Indonesia belum siap menerima informasi lengkap terkait virus corona dari pemerintah.
"Tidak semua berita baik membawa dampak baik. Meskipun pada suatu saat berita jelek membawa dampak jelek kan?" kataya.
Terlepas dari itu, jawaban jubir Presiden terkait virus corona (Covid-19) seakan membuat masyarakat tersentak. (*)