GridHEALTH.id - Indonesia sedang berjuang #hadapicorona.
Semua masyarakat bersama pemerintah bersatupadu #hadapicorona dengan cara social distancing.
Kini masyarakat, khususnya anak sekolah, sudah melakukan belajar di rumah secara online dengan guru sekolahnya.
Baca Juga: Fatality Rate Indonesia Kasus Corona Disorot , Lampaui Italia dan Iran
Begitupula dengan karyawa dan karyawati negeri maupun swasta, ada yang melakukan kerja di rumah demi bisa lolos dan #hadapicorona dengan sukses.
Dukungan Social Distancing ini pun datang dari pasien kasus 01, 02, dan 03, yang sudah sembuh dari infeksi corona, setelah menjalani perawatan selama dua minggu di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta.
Tapi ada kabar yang patut kita perhatikan dan harus segera ditangani pemerintah juga kita semua secepatnya secara bahu membahu.
Salah seorang pasien suspect corona justru ungkap keluhan dirinya terkait dengan penanganan dan perawatan yang didapatkannya.
Baca Juga: WHO Rilis Bahan dan Cara Membuat Hand Sanitizer yang Bisa Dibuat di Rumah
Pasien tersebut bernama Fachri Muhtar, dirinya curhat melalui akun Twitternya @fmuchtar.
Curhatan Fachri pun disukai oleh ratusan ribu orang dan juga megundang banyak respons. Malah cuitannya itu banyak mengcapture dan mensharenya diberbagai media sosial.
Fachri mengatakan dirinya sangat resah dengan kondisinya saat ini yang baru saja dinyatakan sebagai pasien suspect virus corona Covid-19.
Baca Juga: Peneliti AS: Virus Corona Dapat Hidup Berjam-jam di Udara dan Permukaan Barang
"Gua resah dengan kondisi saat ini, gue pengin speak up sebagai pasien suspect Covid-19. Gua akan cerita tentang pengalaman gue sebagai pasien di salah satu RS Rujukan di Jakarta dan keresahan gua terkait corona," tulis Fachri dalam akun Twitternyaa.
Fachri mengaku sempat dirujuk ke rumah sakit besar dan langsung masuk ke dalam IGD.
Di IGD tersebut Fachri dilakukan beberapa kali tes seperti cek darah hingga rontgen paru-paru.
Setelah itu Fachri mengaku diajak ke ruangan dekontaminasi yang diisi oleh para pasien lain yang menderita gejala serupa.
Fachri menuturkan kekecewaannya terhadap ruangan tersebut yang hanya berukuran 2x3 meter namun harus diisi 4-5 pasien.
Lebih mengejutkan lagi, Fachri mengatakan bahwa di ruangan tersebut hanya ada tiga ranjang sedangkan pasiennya ada lima orang.
Baca Juga: Jeli Lihat Peluang Louis Vuitton Ubah Pabrik Parfumnya Menjadi Pembuat Pembersih Tangan
Hal tersebuut menyebabkan satu pasien lain dan Fachri yang berada di ruang tersebut dengan keadaan duduk di kursi roda karena keterbatasan ranjang.
"Di ruangan itu, ada 3 pasien tidur di randang pasien dan 2 orang duduk di kursi roda karena ga muat," tulis Fachri.
Baca Juga: Ingin Tidur Saat Wabah Virus Corona Covid-19, Raffi Ahmad Bingung Syuting Tidak Libur
Setelah itu Fachri juga dipindahkan ke ruang isolasi. Fachri mengaku sangat terkejut lantaran ruang isolasi tersebut harus diisi enam orang.
Namun, di sini lagi-lagi hanya terdapat tiga ranjang sedagkan pasien yang harus diisolasi ada enam dalam ruangan tersebut.
Fachri harus menunggu sampai pagi hari dan baru mendapatkan ranjang untuk dirinya berbaring.
Fachri pun mengaku sempat berbicara kepada dokter tentang penanganan corona di Indonesia ini.
"Tadi gua sempet ngobrol juga sama dokternya, dan dia mengakui kalo Indonesia tuh ga siap ngadapin corona. Sangat gagap bahkan dalam pelayanan medis. Dengan metode tes swab yang kayak sekarang, ga heran kalo banyak yang underdiagnosed," tutup Fachri.
Hotel Disulap Menjadi Ruang Perawatan Pasien Corona Covid-19
Sementara itu, melansir Intisari.id, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana menyulap Hotel Patra Comfort, Jakarta untuk menampung orang dalam pengawasan (ODP) Covid-19.
Selain itu, di Rumah Sakit Pertamina Jaya juga telah tersedia ruangan untuk pasien corona.
“Jadi nanti yang 65 itu (tempat tidur di RS) ditambah 52 (tempat tidur) yang di hotel untuk ODP, jadi safe house,” ujar Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga dalam keterangannya, Selasa (17/3/2020).
Baca Juga: Peneliti Sebut Golongan Darah A Rentan Virus Corona, Golongan Darah O Lebih Kebal
Baca Juga: Jurus CDC Membuat Lansia yang Rentan Infeksi Corona Covid-19 Terbebas
Tak hanya itu, lanjut Arya, nantinya akan ada penambahan 90 tempat tidur untuk pasien penyakit tersebut.
Nantinya RS Pertamina Jaya akan memiliki fasilitas laboratorium pendeteksi virus corona, radiologi dan ruang isolasi.
“Jadi RS Pertamina Jaya akan gunakan bangunan lama di sekitar Cikini dan Pramuka. Itu ada ruangan isolasi bertekanan tinggi di tiga lantai, sehingga sistem penyaluran udarannya enggak terlewati virus,” kata Arya.
Arya menjelaskan, operasional seluruh bagian dari rumah sakit dan hotel yang telah disulap akan dipegang oleh 10 dokter spesialis, 8 dokter umum dan 3 perawat terlatih.
Dalam perkembangannya, hingga Selasa (17/3/2020) ini, kasus Covid-19 telah mencapai angka 172 kasus positif, sebagaimana disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto.
Dengan demikian, jumlah ini bertambah 38 orang dari pengumuman terakhir yang dilakukan pada Senin (16/3/2020) sore.
"Total ada 172 kasus, kasus meninggal tetap lima orang," ujar Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Kantor BNPB, Selasa sore.
Sejauh ini, Covid-19 telah menyebar ke sejumlah daerah, antara lain Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, hingga Kepulauan Riau.(*)
#berantasstuntig
#hadapicorona