Tangis Perawat Ruang Isolasi Corona Dibalik APD yang Menutupi Rapat Tubuhnya , Ibunya Sakit Jantung di Rumah

Tangis perawat di balik APD

Tangis perawat di balik APD

 

Baca Juga: IDI Desak Indonesia Harus Lockdown, Jokowi: 'Setiap Negara Berbeda-beda'

“Dia khawatir dengan keadaan saya. Tapi, saya berusaha untuk meyakinkan dia kalau semua akan baik-baik saja. Lalu, mama bilang, ‘Ya sudah, itu memang tugas mu, tapi kabari kami, ya’,” jelasnya.

Orangtua Nurul sudah merelakan anaknya pergi bertugas.

“Setiap hari saya selalu telepon orangtua untuk mengabari kondisi saya, agar mereka tidak cemas dengan saya. Setiap hari. Saya juga bilang ke mereka agar mereka tidak keluar rumah, agar tidak terinfeksi,” pungkasnya.

Bukan hanya meninggalkan orangtua di rumah yang membuatnya berat, tetapi juga pekerjaannya sendiri.

Baca Juga: Jenazah PDP Covid-19 di Kolaka Sulawesi Dibawa Pulang dengan Mobil Pribadi, Satu Keluarga Demam Usai Mandikan Jenazah Corona

"Setiap hari saya harus memakai sepatu boots dan itu berat. Saya juga harus memakai hazmet suit dan kacamata googles. Seragam perlindungan itu membuat saya memang risih. Tubuh saya merasa kurang nyaman memakai baju, karena baju itu sangat panas,” jelasnya.