GridHEALTH.id - Merebaknya pandemi virus corona di Indonesia, kini muncul nama Selama Pandemi Stop Mencium, Berciuman Bisa Sebabkan Penularan Covid-19
Dokter berusia 28 tahun itu sempat menentang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan kini ia mengkritik aturan pemerintah Presiden Joko Widodo terkain lockdown atau karantina.
Lewat beberapa unggahannya, dr Tirta menyebut tindakan lockdown yang akan dijalankan Anies Baswedan dianggap timpang sebelah bagi sebagian rakyat Indonesia.
"Yang teriak lockdown siapa? Ngaku. Itu TransJakarta dibatasi antre, bro. Kenapa? Saya sudah bilang kene iki wong kere (kita itu orang miskin)."
"Kalian yang teriak lockdown, yang kaya raya enak, di dlam rumah kipas-kipas pakai uang. Kalau kita yang UKM, kayak saya UKM, pegawai saya UKM, ojol di jalan. Nah, kalau disuruh lockdown kita makan pakai apa?" ucap dr Tirta.
Seperti diketahui, beberapa negara maju telah menerapkan lockdown negaranya demi meminimalisir penularan virus corona.
Pasalnya, kini penularan virus corona saat ini cukup sulit dideteksi dan dilihat dengan mata telanjang.
Baca Juga: 29 Maret 2020 Pasien Covid-19 di Indonesia Bertambah 130, Ini Strategi yang Dibagikan PSSI
Tak hanya lewat droplets (cairan yang keluar dari tubuh seperti batuk dan bersin) secara langsung, virus corona nyatanya kini bisa bertahan di benda mati hingga beberapa jam.
Karena itulah, beberapa negara mengimbau para warganya tidak keluar rumah sama sekali dalam beberapa waktu, hal ini dilakukan demi memutus rantai penyebaran virus tersebut yang bisa berada entah di mana pun.
Meski demikian, hingga kini nyatanya Indonesia belum juga melakukan lockdown seperti negara-negara maju lainnya.
Baca Juga: Waspada, Wabah Corona Usai Musim Panas Datang, Penyakit Pernapasan Kembali Menjadi Momok
Hal inilah yang membuat Dokter Tirta kembali melakukan perlawanan pada pemerintah.
"Makanya kemarin pemerintah bilang, Pak Jokowi bilang, 'kita menolak lockdown'. Terus ada trending 'Indonesia lockdwon', 'Pak Jokowi enggak berani'," ujarnya sembari mengekspresikan mimik nyinyir.
Dokter Tirta pun membandingkan luas Italia yang hanya sebesar Pulau Sumatera sehingga dianggap berhasil melakukan lockdown negaranya.
Ia mengaku ingin memviralkan karantina wilayah usai sempat menolak langkah yang ditempuh Anies Baswedan untuk me-lockdown Jakarta.
Baca Juga: Virus Corona Diperkirakan Berakhir di Bulan Juni, Social Distancing Tetap Berlaku hingga Oktober
"Yang saya share kepada kalian semua #KaratinaWilayah harus viral, entah sampai trending, entah sampai kapanpun #KarantinaWilayah harus viral. Enggak peduli saya soal ekonomi atau apa enggak peduli," serunya.
Pengertian karantina wilayah tertuang dalam Undang-undang No.6 Tahun 2018.
Karantina wilayah adalah pembatasan penduduk dalam suatu wilayah termasuk wilayah pintu masuk beserta isinya yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi.
Sebelumnya, UU tersebut membagi 4 jenis karantina kesehatan, yaitu karantina rumah, karantina rumah sakit, dan karantina wilayah.
Baca Juga: Ini Dia Warga Wuhan Yang Diduga Jadi Orang Pertama Terinfeksi Covid-19
Sedangkan menurut Menko Polhukam Mahfud MD, lockdown merupakan melakukan pengawasan ketat di semua wialah negara untuk mencegah penularan suatu virus atau penyakit.
Jelas beda antara lockdown dengan karantina wilayah.
Kini, kabarnya sudah ada beberapa daerah yang menerapkan local lockdown yang sebetulnya adalah karantina wilayah, yaitu Tegal, Tasikmalaya, dan Papua.
Baca Juga: Virus Corona Diperkirakan Berakhir di Bulan Juni, Social Distancing Tetap Berlaku hingga Oktober
Kendati demikian, secara gamblang, dokter asal Surakarta itu menyebut beberapa menteri di kabinet Jokowi tak bisa menunaikan mandatnya.
"Pak Joko Widodo, bapak itu memiliki berbagai menteri yang jujur koordinasinya buruk," tutur Dokter Tirta. (*)
#hadapicorona #berantasstunting