Find Us On Social Media :

Waspada, Wabah Corona Usai Musim Panas Datang, Penyakit Pernapasan Kembali Menjadi Momok

Cabang-cabang yang kering terlihat di antara lumpur berlapis di bendungan Theewaterskloof dekat Cape Town, Afrika Selatan, 20 Januari 2018.

GridHealth.id - Pergantian cuaca dari musim hujan ke kemarau tentu akan berpengaruh pada kondisi tubuh.

Cuaca yang sangat panas bisa menyebabkan tubuh mudah mengalami dehidrasi atau bahkan bisa membuat tubuh terasa panas. 

Baca Juga: WHO Sebut Cuaca Panas Hingga Bawang Putih Tak Ampuh Atasi Virus Corona, Ini 16 Fakta Lainnya

Menurut World Health Organization (WHO), panas dapat memicu kelelahan, kebingungan, bahkan serangan jantung, serta memperburuk kondisi yang ada, seperti penyakit kardiovaskular dan penyakit pernapasan.

Parahnya, cuaca yang terlalu panas bisa memicu kematian. Hal tersebut tercatat dalam database acara darurat internasional.

Baca Juga: Patut Diwaspadai, 7 Bahaya Akibat Cuaca Panas yang Mengancam Jiwa Bayi

Berdasarkan Emergency Events Database (EM-DAT), cuaca panas adalah peristiwa cuaca ekstrem paling mematikan dari tahun 1980 hingga 2011. Cuaca panas yang terjadi pada 2003 menyebabkan lebih dari 70.000 kematian di Eropa dari Juni hingga September.

Menurut Canadian Centre for Occupational Health and Safety, saat lingkungan atau cuaca memanas, tubuh cenderung melakukan pemanasan juga.

"Thermostat" internal tubuh mempertahankan suhu tubuh bagian dalam dengan cara memompa lebih banyak darah ke kulit juga dengan meningkatkan produksi keringat.

Dengan cara ini, tubuh meningkatkan laju kehilangan panas untuk menyeimbangkan beban panas.

Baca Juga: 7 Penyebab Hidung Mimisan, dari Cuaca Panas Hingga Gejala Kanker

Ketika cuaca sangat panas, tingkat "kenaikan panas" lebih dari tingkat "kehilangan panas" dan suhu tubuh mulai meningkat, sehingga kenaikan suhu tubuh bisa menyebabkan penyakit panas.

Oleh karena itu, kita perlu melakukan berbagai hal agar tubuh kebal terhadap cuaca panas.

WHO menyebutkan terdapat langkah-langkah sederhana untuk mengurangi paparan selama musim panas, yaitu:

Baca Juga: Cuaca Panas Saat Musim Haji, Alas Kaki Wajib Dipakai Tapi Sandal Jepit Bukan Pilihan!

- Jaga rumah tetap dingin dan jauhkan dari panas sebanyak mungkin.

- Jaga tubuh tetap dingin dan minum secara teratur.

- Minta saran medis jika menderita kondisi medis kronis atau minum banyak obat.

- Jika merasa tidak sehat, cobalah untuk mendapatkan bantuan dan pindah ke tempat yang dingin sesegera mungkin.

- Jika anggota keluarga atau orang lain memiliki kulit panas, kering, mengigau, dan kejang, dan / atau tidak sadar, segera hubungi dokter atau panggil ambulans.

Baca Juga: Cuaca Dingin Sebabkan Gangguan Jantung dan Paru-paru, Benarkah?

Sambil menunggu bantuan, pindahkan orang itu ke tempat yang dingin, letakkan dia dalam posisi horizontal dan angkat kaki dan pinggul.

Lepaskan pakaian dan dinginkan kulit dengan meletakkan bungkusan dingin di leher, ketiak dan selangkangan, mengipasi terus-menerus dan menyemprotkan kulit dengan air pada 25-30 ° C.

Baca Juga: Gendong Bayi Lina ke Makam, Teddy Tuai Kecaman dari Warganet: Bayi Umur Segitu Rentan sama Cuaca, Kalau kena Sawan Gimana?

Ukur suhu tubuh orang tersebut. Namun, jangan berikan asam asetilsalisilat (aspirin) atau parasetamol.(*)

 #berantasstunting #hadapicorona