GridHEALTH.id - Penularan virus corona (Covid-19) sering terjadi ketika kontak langsung dengan mereka yang terinfeksi.
Itulah sebabnya Michael Mina Ph.D. seorang pakar epidemiologi dari Harvard seperti dikutip dari WebMD, mengatakan bahwa tenaga medis termasuk ke dalam kelompok orang yang rentan terpapar virus corona.
Sadar akan risiko tersebut, baru-baru ini, 2 perguruan tinggi di Surabaya, yakni Universitas Airlangga (Unair) dan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), berkolaborasi mengembangkan robot tenaga medis.
Dimana robot tenaga medis ini nantinya diproyeksi bisa menggantikan tenaga medis manusia untuk merawat pasien positif Covid-19.
Baca Juga: 6 Gejala Tak Umum Virus Corona, Dari Kelelahan Mental Sampai Sakit Mata, Justru Paling Berbahaya
Dilansir dari TribunJatim, (1/4/2020) Rektor Unair Prof Mohammad Nasih mengatakan pengembangan robot tenaga medis ini untuk meminimalisir tenaga medis yang melakukan kontak dengan pasien virus corona.
“Karena angkanya juga terus bertambah. Sehingga kami berkomitmen untuk menakan jumlahnya. Setidaknya menekan jumlah dokter dan tim medis yang tertular. Dengan robot pelayan ini, pastinya akan sangat membantu,” ujar Prof Nasih.
Ia juga mengungkapkan bahwa cara kerja robot ini nantinya akan membantu tugas tenaga medis seperti mengantar makanan, obat, pakaian, hingga mengukur suhu tubuh pasien.
Tapi untuk sementara robot ini baru dibuat satu unit saja. Selanjutnya ITS berencana akan menambah hingga ada empat unit.
Baca Juga: Update Covid-19; Berita Baik Wabah Corona di Indonesia, Kemarin 103 Pasien Dinyatakan Sembuh
Sehingga nantinya setiap lantai di RSUA (Rumah sakit Universitas Airlangga) yang menangani pasien Covid-19 juga dilengkapi dengan robot pengantar ini.
Muhtadin ST MT, salah satu tim dosen ITS menambahkan, sampai saat ini sudah ada satu robot yang merupakan modifikasi dari robot yang pernah dibuat oleh ITS dan sudah memasuki tahap uji coba.
Baca Juga: Cara Raja Thailand Isolasi Diri Hadapi Corona yang Mewabah di Negaranya
Beberapa robot yang lain masih dalam proses pembuatan mekanik dan elektroniknya.
Sebab banyak kendala dalam proyek yang telah berjalan selama dua minggu ini.
Baca Juga: Prediksi Redanya Pandemi Virus Corona di Indonesia Menurut Para Ahli
Kurangnya finansial diakibatkan oleh belum adanya dana awal negara, dan akibat dari physical distancing, menyebabkan tutupnya toko-toko mekanik dan elektronik.
“Mahasiswa yang pulang ke kampung, dan tidak berani ke kampus karena adanya lockdown di ITS, juga membuat kami kekurangan sumber daya manusia,” sambungnya.
Setelah robot pembantu tim medis ini bisa beroperasi dengan lancar, ITS berencana untuk mengembangkan robot yang bisa beroperasi tanpa perlu operator.
“Setelah kebutuhan yang mendesak ini terpenuhi, akan dibuat robot yang bisa otomatis melayani pasien,” pungkasnya.(*)
Baca Juga: Keamanan Belanjaan Online Dari Penularan Infeksi Virus Corona
#berantasstunting
#HadapiCorona