Find Us On Social Media :

Sakit Maag Sembuh dengan Puasa Ramadan, Manajemen Makan dan Air Putih Hangat Saat Berbuka dan Sahur Kuncinya

Maag sirna dengan puasa di bulan suci Ramadan

GridHEALTH.id – Pertanyaan mengenai masalah pencernaan, salah satunya maag, paling banyak ditanyakan saat tibanya bulan Ramadan.

Pencarian informasi mengenai sakit maag dan puasa pun di bulan suci Ramadan termasuk paling banyak dicari.

Baca Juga: Daun Laban Diyakini Bisa Mengobati Virus Corona Kini Banyak Diburu, Ditemukan Seorang Kakek Melalui Mimpi

Mengenai hal ini, satu hal yang harus kita ketahui, puasa di bulan suci Ramadan bukan untuk penyiksaan dan untuk membuat kita sakit.

Justru puasa di bulan suci Ramadan akan membuat kita sehat.

Kenapa? Karena di bulan suci Ramadan kita akan disegarkan dan kembali dididik prihal manajemen makan, perut sebaiknya diisi sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiganya untuk udara pernapasan.

Pun umat muslim percaya perut itu adalah rumah segala penyakit.

Baca Juga: Puasa Aman bagi Penderita Penyakit Jantung, Begini Menu Makan saat Sahur dan Buka Puasa

Baca Juga: Hati-hati Penipuan Donasi Covid-19 di Medsos, Ini Rekening Khusus BNPB

Membatasi atau menjaga makan adalah awal dari pengobatan, sedangkan permulaan segala penyakit adalah mengisi perut berlebih-lebihan. Bagaimana menurut pandangan kesehatan?

Percaya atau tidak masalah kesehatan pencernaan, salah satunya maag, justru banyak dipicu dan disebabkan oleh makanan dan manajemen makanan yang tidak baik.

Itu terbukti, menurut American College of Gastroenterology, melansir livestrong.com, lebih dari 60 juta orang Amerika mengalami refluks asam setidaknya sebulan sekali, dengan 15 juta mengalami gejala setiap hari.

Acid reflux tersebut dikenal dengan banyak nama, termasuk GERD (gastroesophageal reflux disease), gangguan pencernaan asam, asam lambung, mulas, dan dispepsia.

Nah, jadi sebenarnya di bulan puasa ini kita benar-benar untuk menguatkan diri dalam mengontrol diri alias emosi. Ingat, maag itu kuat hubungannya dengan emosi. Contoh lapar mata.

Baca Juga: Jenazah Pasien Covid-19 di Madinah Tidak Ditolak Masyarakat, Malah Dimakamkan di Tempat Istimewa

Hal senada diuatarakan Peyton Berookim, MD, seorang ahli gastroenterologi dari Institut Gastroenterologi California Selatan di Beverly Hills.

Menurutnya, tidak ada keraguan bahwa praktik puasa dapat memiliki banyak manfaat, baik spiritual maupun fisik.

Jadi sebenarnya puasa di bulan suci Ramadan selama satu bulan penuh tidak membuat ita sakit maag.

Tapi bagi mereka yang memang sudah mempunyai riwayat sakit maag, puasa, meski tidak selalu, bisa membuat asam lambung bergejolak.

Kondisi tersebut bisa menyebabkan refluks.

Baca Juga: Jangan Khawatir! Saat Puasa Kita Bisa Konsumsi Obat, Ini Aturannya

Baca Juga: Dari Hanya 167 Subscriber, Setelah Mengaku Jadi Pasien Pertama Covid-19 di NTT, Lompat Menjadi 6,000 Lebih

"Ketika perut kita kosong, seperti ketika seseorang berpuasa, kadar asam lambung dapat mulai meningkat," kata Dr. Berookim.

Hal tersebut, lanjutnya dapat mengakibatkan penumpukan asam lambung yang dapat menyebabkan nyeri epigastrik, ketidaknyamanan (mulas) dan regurgitasi asam ke dalam kerongkongan (acid reflux).

Kondisi tersebut bukan berarti sebagai umat muslim untuk tidak berpuasa di bulan suci Ramadan.

Kembali ke manajemen makan, kondisi itu bisa hilang jika bisa mengonsumsi makanan yang baik bagi kesehatan.

Tapi hindari terlebih dahulu makanan yang bisa membuat kondisi asam lambung naik atau memperburuk kondisi kesehatan perut.

Baca Juga: Ngeri, Perubahan Bentuk Pecandu Game Selama 20 Tahun Diungkap Ahli

Karenanya, selama Ramadan, saat berbuka dan sahur, hindari makanan yang merangsang; pedas, asam, juga makanan tinggi gas, seperti kol, nangka, durian, nanas, mangga.

Begitu juga minuman, hindari minuman, semisal kopi, mengandung soda, dan sejenisnya.

Penting, hindari usai makan langsung tidur. Jadi usai sahur kita shalat subuh, lalu mengaji, setelah itu beraktivitas. Siang baru baik untuk kita tidur.

Malam, usai berbuka puasa, usai makan, shalat isya dan tarawih mengaji, lalu tidur.

Adapun manajemen makannya, saat berbuka puasa minum air putih terlebih dahulu, baiknya air minum hangat.

Menurut Dr. Berookim, Air hangat dapat membantu menenangkan perut. Tapi wajib hindari minuman berasa asam.

Baca Juga: Ngeri, Perubahan Bentuk Pecandu Game Selama 20 Tahun Diungkap Ahli

Baca Juga: Misteri 'The Little Albert', Sebuah Eksperimen Kejam Pada Bayi

Minum jahe saat buka puasa, usai makan, dan saat sahur pun baik dilakukan.

Jahe dikenal karena sifat anti-inflamasi dan telah digunakan selama berabad-abad untuk menenangkan gangguan pencernaan.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Children pada September 2014 menemukan bahwa jahe memberikan bantuan gejala yang signifikan dari GERD pada anak-anak.

Begitu juga dengan teh chamomile, adalah pilihan cerdas lain untuk memadamkan mulas yang dipicu puasa.

Sebuah makalah ulasan November 2010 dalam jurnal Molecular Medicine Reports menemukan bahwa ekstrak teh chamomile menurunkan asam lambung sama efektifnya dengan antasid yang dijual bebas.

Baca Juga: Misteri 'The Little Albert', Sebuah Eksperimen Kejam Pada Bayi

Tapi, harus diakui jahe dan teh chamomile, meski sudah digunakan sejak zaman kuno, tapi belum dipelajari dengan baik, kata Pusat Nasional Kesehatan Pelengkap dan Integratif.

Mereka yang mengonsumsi obat pengencer darah harus berbicara dengan dokter mereka sebelum mengambil chamomile.

Ada juga potensi risiko reaksi alergi pada orang dengan alergi terhadap ragweed atau tanaman terkait.

Penting juga diperhatikan, untuk mencegah refluks, sebaiknya tidur dengan kepala terangkat - idealnya 6 hingga 8 inci lebih tinggi dari kaki kita.

Obat-obatan antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti aspirin atau ibuprofen, baiknya dihindari selama puasa.

Nah, bagi yang mempunyai riwayat maag, khususnya yang ringan, menurut Dr. Berookim, permasalahan pada lambung biasanya hanya terjadi diawal puasa.

Baca Juga: Ketua RW Minta Maaf, Sang RT Malah Kena Batu Dibully Usai Tolak Jenazah Perawat: 'Atas Matinya Hati Nurani'

Baca Juga: Puasa Bermanfaat Bagi Kesehatan, Tapi Orang-orang ini Tidak Disarankan untuk Puasa

Sebab seiring berjalannya waktu, tubuh kita kemungkinan akan mengatur ketidakseimbangan asam dari puasa. "Secara umum, setelah beberapa saat membiarkan tubuh seseorang menyesuaikan diri dengan puasa, perut akan mulai mengurangi jumlah asam yang dikeluarkan," katanya.

Jadi bahasa sederhananya adalah, puasa justru membuat kita sembuh dari penyakit maag atau masalah labung lainnya.

Dengan catatan manajemen makan saat puasa Ramadan seperti di atas, tetap dilanjutkan selepas bulan Ramadan.(*)

#berantasstunting

#HadapiCorona