Find Us On Social Media :

Dokter di AS Temukan Ventilator Untuk Sekaligus 8 Orang, Penduduk Konvoi di Depan Rumahnya Ucapkan Terima Kasih

Dokter Saud Anwar di AS yang berhasil menciptakan ventilator sekaligus untuk 8 orang

 

GridHEALTH.id - Seorang dokter warga negara AS asal Pakistan, Dr. Saud Anwar, telah dianggap pahlawan dalam penanganan virus corona di Amerika Serikat.

Dr. Saud Anwar berhasil menciptakan alat pengaturan ventilator (alat bantu pernapasan) yang dapat disalurkan untuk 8 (delapan) orang pasien sekali pasang.

Penemuan ini benar-benar diapresiasi ditengah kelangkaan ventilator akibat banyaknya jumlah yang terinfeksi covid-19.

Dengan penemuan ini, sekarang 1 ventilator bisa sekaligus dipakai untuk 8 pasien. Sebelumnya 1 ventilator hanya bisa untuk 1 pasien.

Dr Saud Anwar adalah seorang dokter yang berspesialisasi dalam Penyakit Paru-paru dan Obat Perawatan Kritis. Saat ini, ia menjabat sebagai Ketua Departemen Penyakit Dalam Jaringan Kesehatan Connecticut, AS.

Atas kepahlawanannya ini, pada 10 April lalu, orang-orang Amerika warga di South Windsor membuat kejutan untuk Dr. Saud Anwar dengan konvoi mobil ke rumahnya, untuk menunjukkan rasa terima kasih mereka atas pekerjaan yang ia lakukan dalam menangani virus corona.

Baca Juga: Gelombang Baru Virus Corona Muncul, Pakar Sebut Physical Distancing Perlu Dilakukan Hingga 2022

Baca Juga: Penderita Hepatitis Boleh Berpuasa, Namun Bukan Hepatitis Jenis Ini

Warga di South Windsor melakukan parade untuk menghormati Dr Saud Anwar. Mereka menempelkan plakat di kendaraan mereka dengan berbagai tulisan seperti 'Dr Saud Anwar Kepahlawanan Anda menginspirasi kami!' 'Terima kasih' 'Terima kasih untuk kepahlawanan Anda' dll (‘Dr Saud Anwar’ ‘Your heroism inspires us!’ ‘thank you’ ‘thank you for your heroism’ etc.)

Dr Anwar sangat terharu dengan penghormatan yang diberikan kepadanya. Dalam setiap wawancara, Dr Saud Anwar mengungkapkan bahwa karena dia merawat pasien Covid dan dia tidak ingin keluarganya terekspos, dia hidup dalam isolasi.

“Ini sangat sepi dan menantang,” katanya, seraya menambahkan bahwa ia merasa diberkati karena parade kejutan yang dilakukan warga.

 

“Terima kasih atas semua orang yang datang hari ini untuk mengejutkan saya. Saya benar-benar kewalahan dengan cinta yang Anda semua tunjukkan.

Saya merasa diberkati untuk menjadi bagian dari komunitas dan juga bekerja dengan kelompok pekerja kesehatan terbaik yang saya cintai dan hormati.”

Untuk diketahui,  angka kematian akibat COVID-19 di Amerika Serikat melampaui Italia sebagai yang tertinggi di dunia pada Sabtu (11/04/20) waktu setempat.

Data dari Worldometer pada Minggu (12/4/20) pukul 12.25 WIB mengungkapkan bahwa angka kematian di AS mencapai 20.580 dari 533.088 kasus COVID-19. Sementara yang sembuh berjumlah 30.502 kasus.

Baca Juga: Studi : Susu, Yoghurt dan Keju Dapat Mencegah Risiko Munculnya Stroke

Baca Juga: Jeli Lihat Peluang Louis Vuitton Ubah Pabrik Parfumnya Menjadi Pembuat Pembersih Tangan

Data dari Johns Hopkins University menemukan, pada Sabtu waktu AS, lebih dari 19.700 meninggal dunia akibat komplikasi dari virus corona. Sementara pada Jumat, angka kematian harian menjadi yang paling tinggi hingga mencapai 2.108.

Sebuah model proyeksi dari University of Washington memperkirakan akan adanya sekitar 60 ribu kematian di negara itu. Angka ini lebih sedikit dari perkiraan Gedung Putih yang mencapai 100 hingga 240 ribu.

Baca Juga: 3 Jenis Kontrasepsi Aman Setelah Melahirkan, Tak Mengganggu ASI

Baca Juga: Kabar Baik Bagi Penderita Diabetes yang Enggan Disuntik, Insulin Dalam Bentuk Tablet

"Data nyata memberi tahu kita bahwa sangat mungkin kita memiliki efek positif yang pasti, dari berbagai mitigasi yang kita lakukan, pemisahan fisik, jadi saya percaya kita akan melihat penurunan dalam hal ini," kata Dr. Anthony Fauci, kepala National Institute of Allergy and Infectious Diseases seperti dikutip dari USA Today. (*)

#berantasstunting #hadapicorona