Find Us On Social Media :

Curhat Dokter Relawan Wanita di RSD Covid-19 Wisma Atlet; Kenakan Hazmat 8 Jam tak Makan dan Minum Demi Hemat APD

dr Debryna Dewi Lumanauw

GridHealth.id - Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19 Wisma Atlet ada kondisi yang sangat mengharukan.

Di sana para tenaga medis rela sekuat tenga menahan lapar dan haus termasuk buang hajat, demi hemat stok APD hazmat.

Sebab, sekalinya hazmat dibuka, maka tidak bisa dikenakan kembali.

Risikonya untuk hemat stok APD para dokter dan tenaga medis lainnya puasa hingga 8 jam.

Di sini kita tahu bahwa tenaga medis berani mengambil risiko tinggi terhadap dirinya sendiri.

Mungkin karena itu pula banyak tenaga medis yang gugur saat bertugas menangani pasien Covid-19.

 

Baca Juga: Dokter Tewas Lagi, Banyak Korban Tenaga Medis Akibat Pasien Tak Jujur?

Mereka diketahui terpapar dikarenakan minimnya persediaan alat pelindung diri (APD), ini ditunjukkan melalui foto maupun video yang sempat beredar beberapa waktu lalu.

Pada foto dan video itu memperlihatkan tenaga medis yang hanya menggunakan jas hujan saat menangani pasien Covid-19.

Meskipun tersedia APD, saat bertugas pun mereka enggan membuka APD dan rela menahan lapar serta haus demi menghemat persediaan APD.

Baca Juga: Tak Ingin Ada Lagi Korban, Dokter yang Meninggal Karena Covid-19 Ini Hanya Minta APD Untuk Tenaga Medis Tercukupi

Seperti yang diceritakan oleh dr Debryna Dewi Lumanauw, seorang relawan Dokter penanganan Virus Corona di Wisma Atlet.

Hal itu disampaikannya melalui video berdurasi 1:57 yang telah diunggah oleh akun Instagram VoaIndonesia, Kamis (16/4/20).

"Memang karena kita seluruhnya kenakan APD kan jadi pakai masker, kita pakai sarung tangan yang berlapis-lapis. Kita nggak makan, nggak minum, dan nggak kebelakang sama sekali, kalau nggak lepas APD, kalau kita kuat" kata dr Debryna.

Baca Juga: Dokter Spesialis Paru Buka-bukaan Terkait Sulitnya Mendapatkan Vaksin Covid-19 dan Kemungkinan Berakhirnya Wabah

Bahkan, beberapa tenaga medis juga mengenakan popok dewasa agar tidak perlu melepas APD untuk buang air ke toilet.

Hal ini dilakukan mereka, sebab pandemi Covid-19 ini belum dipastikan akan berakhir kapan, sehingga membuat tenaga medis di Wisma Atlet berkomitmen untuk menghemat APD.

Baca Juga: Patah Hati Seorang Dokter Kepada PDP Covid-19, Kepergok Asyik Boncengan Naik Motor dengan Lawan Jenis

:Wabah ini kita nggak tahu sampai kapan ekstensinya. Jadi memang komitmen dari kita untuk ya sudah, kalau sudah pakai sebisa mungkin sampai selesai jangan dilepas lagi." ujar dr Debryna.

"kalau ada yang bolong ditambal saja" tambahnya.

Tak tanggung-tanggung, mereka diketahui melakukan itu selama delapan jam penuh.

Baca Juga: Bayi Mungil Ini Selamat dari Infeksi, Padahal Ibunya Seorang Perawat Meninggal karena Covid-19 Saat Mengandungnya

"dalam delapan jam (kerja) kita memang nggak makan, nggak minum, dan nggak ke belakang sama sekali kalau nggak lepas APD, kalau kita kuat." kata dr Debryana.

Menurutnya, sebagai seorang dokter dia memiliki peran penting untuk menghadapi wabah virus corona (Covid-19).

"setiap orang punya porsinya beda-beda, untuk berperan, untuk melakukan sesuatu. Kebetulan karena memang saya dokter, jadi ya saya merasa memang ini pekerjaan saya, saya harus melakukannya." katanya.

Baca Juga: Foto-foto Mayat Korban Covid-19 di Amerika yang Dibiarkan Menumpuk Begitu Saja, Pemerintah; Entah Apa Lagi yang Harus Dilakukan

dr Debryna menambahkan, bukan hanya dokter dan perawat saja, tetapi seluruh petugas yang bekerja di Wisma Atlet, juga memiliki peran yang luar biasa dalam menghadapi Covid-19.

"dari yang bagian admin, sampai bagian petugas kebersihan, bagian dapur, mereka semua perannya luar biasa banget" katanya.

Baca Juga: Update Covid-19; Amerika Diam-diam Mulai Serius Selidiki Dugaan Senjata Biologis China

Seperti diketahui, tak sedikit beredar foto tenaga kesehatan yang terlihat kelelahan, dan tak berdaya.

Dalam hal, dr Debryana mengatakan, yang membuat tenaga medis yang menyerah dalam menghadapi wabah Covid-19 adalah kondisi mental yang menurun.

Baca Juga: Akibat Gejala Semakin Beragam, Covid-19 Dijuluki Penyakit 1000 Wajah

"yang akan membuat orang itu nyerah atau nggak melanjutkan sesuatu yang dia percaya baik pasti itu capek mental." ujar dia.

Untungnya, selama menangani pasien Covid-19, dia tidak merasa kondisi mentalnya menurun.

"Saya rasa kalau capek fisik itu obatnya gampang, obatnya cuma tidur atau relaksasi. Sejauh ini, puji Tuhan belum capek mental" tegasnya.

Sebagai penutup, dr Debryana juga berpesan kepada seluruh masyarakat untuk membantu memutus rantai penyebaran Covid-19, dengan cara berdiam di rumah.

Baca Juga: Update Covid-19; Waspada Jika Muncul Ruam Membiru di Kulit, Curigai Gejala Infeksi Corona

"inginnya sih saya bisa ngasih saran yang lain atau pesan yang lain, selain stay at home. Tapi beneran sekarang yang bisa kita berikan pesan-pesannya cuma..ya sudah, di rumah saja" katanya.

Baca Juga: Bukan Dari Pasar Hewan di Wuhan, Ilmuwan Ungkap Covid-19 Diimpor Dari Tempat Lain

"jadi jangan berpikir dengan di rumah saja itu nggak ngapa-ngapain, justru di rumah saja itu adalah kuncinya. Anda sudah membantu hanya dengan berdiam di rumah" tutup dr Debryana.(*)

 #berantasstunting #hadapicorona