GrdHEALTH.id - Wisma Atlet Kemayoran kini telah beralih fungsi menjadi Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19 Wisma Atlet.
Pengalihan fungsi tersebut usai virus corona merebak di Indonesia.
Tapi tida semua pasien Covid-19 dirawat di sini.
Di RSD Covid-19 ini hanya ditujukan untuk merawat pasien Covid-19 yang ringan.
Menurut informasi ada 800 tenaga kesehatan yang bertugas di RSD Covid-19, yang terbagi ke dalam tigas sihft kerja setiap harinya.
Baca Juga: Lagi-lagi, 3 Dokter dan 18 Perawat Jalani Isolasi Mandiri Akibat Pasien yang Tak Jujur
Satu hal yang harus kita ketahui, tidak semua Tower di RSD Covid-19 ini digunakan sebagai rumah sakit.
Dari tujuh tower yang ada, baru satu tower yang dimanfaatkan menjadi rumah sakit darurat, yaitu tower tujuh.
Di tower tujuh, lantai 4-32 yang 'disulap' menjadi kamar perawatan.
Setiap lantai mampu menampung sekitar 50-60 pasien.
1 ruangan kamar bisa menampung dua pasien. Tapi antar pasien satu dengan lainnya tidak di ruangan yang sama.
Jadi dalam satu kamar ada kamar lagi, dibagi dua. Sehingga setiap pasien tidak berinteraksi.
Pasien ODP, PDP, positif covid-19 tidak ditempatkan dalam satu lantai yang sama.
Bagi pasien ODP masih diperbolehkan menghibur diri seperti olahraga dan sebagainya di lantai tiga.
Lantai satu dimanfaatkan untuk UGD, laboratorium, X-Ray, dan farmasi.
Lantai dua dimanfaatkan untuk HCU dan ICU serta tempat pemulasaran jenazah.
Tower lainnya, tetap dipersiapkan untuk menjadi rumah sakit, kalau-kalu terjadi lonjakan pasien Covid-19 di Indonesia.
"Jadi seumpana ada lonjakan daripada pasien jadi kita siap menerimanya. Yang kita pakai nanti ada di tower 4, tower 5, dan tower 6," ujar Letda Laut (K) dr. S. N. Tommy Antariksa, SH, saat diwawancara di RSD Wisma Atlet pada Senin (20/04/2020).
Baca Juga: Akibat Komplikasi Virus Corona, Seorang Aktor Harus Amputasi Kaki
Sementara ini, kepada GridHEALTH.id dr Tommy menjelaskan, tower 4 dimanfaatkan sebagai poli umum bagi relawan medis, serta laboratorium Polymerase Chain Reaction atau PCR.
Selain itu, tower empat pun dijadikan tempat para tenaga medis bertukar shift jaga. Juga, tempat mengenakan alat pelindung diri (APD), sebelum bertugas.
Jam kerja tenaga medis sendiri dibagi menjadi tiga shift dalam sehari.
Pukul 06.00 WIB hingga 14.00 WIB, pukul 14.00 WIB hingga 22.00 WIB, dan 22.00 WIB - 06.00 WIB.
Baca Juga: Pernyataan Kontroversi drh Indro Cahyono Dinilai Meremehkan Covid-19
Baca Juga: Curhat Pilu Perawat yang Bertugas Cabut Ventilator, 'Aku Bagaikan Malaikat Pencabut Nyawa'
Sedangkan tower tiga menjadi tempat tenaga medis beristirahat selama bertugas di RSD Covid-19 Wisma Atlet.
Dengan begitu tenaga medis tidak dapat pulang hingga waktu yang ditentukan.
Perlu diketahui tenaga medis memiliki semacam kontrak kerja ketika menjadi relawan di RSD Covid-19 Wisma Atlet.
Usai menyelesaikan waktu yang disepakati di awal, tenaga medis perlu diobservasi dan karantina hingga 2 minggu ke depan.
Setelah lulus karantina baru diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing.
Satu hal yang banyak tak diketahui publik, interaksi antara tenaga medis dengan pasien di Tower 7 RSD Covid-19 Wisma Atlet unik.
Pasalnya tiap lantai perawatan memiliki grup Whatsapp yang berisikan pasien yang menempati lantai tersebut beserta perawat yang bertugas.
Baca Juga: Curhat Pilu Perawat yang Bertugas Cabut Ventilator, 'Aku Bagaikan Malaikat Pencabut Nyawa'
Perlu diketahui RSD Covid-19 Wisma Atlet ini terbagi dalam tiga zona.
Mengingat tower 7 merupakan rumah sakit darurat sementara tower 4,5, dan 6 akan dijadikan rumah sakit darurat juga nantinya, maka keempat tower tersebut dimasukkan dalam zona merah.
Zona hijau di Wisma Atlet ini meliputi tower 1 yang dimanfaatkan sebagai media center dan kegiatan lainnya yang di luar zona kuning dan merah.
Untuk zona kuning meliputi tower 2 yang dimanfaatkan untuk dapur lapangan dan logistik.
Tower tiga pun yang dijadikan asrama tenaga medis, masuk zona kuning.
Tentunya berbeda zona artinya berbeda juga peraturannya.
"Tiap tiap zona memiliki aturan sendiri. Yellow zone wajib memakai masker dan APD yang minimal. Ketika masuk ke red zone, red zone kan tempatnya tower 7 dan tower yang lain untuk pasien itu harus APD lengkap," ujar dr Tommy.(*)
Baca Juga: Selain Kentut dan Kotoran Manusia, Bisakah Virus Corona Menyebar Melalui Air Ketuban dan ASI?
#berantasstunting
#HadapiCorona