Find Us On Social Media :

4 Drama Kehidupan Keluarga Miskin Indonesia Saat Pandemi Covid-19, Bagaimana dengan Sikap Pemerintah?

Potret masyarakat miskin di Indonesia di tengah pandemi Covid-19

GridHEALTH.id - Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia membuat semua orang susah.

Bagaimana dengan masyarakat yang sebelum pandemi hidupnya sudah susah karena kemiskinan.

Kita tentu sudah mengetahui jawabannya. 

Mereka, masyarakat miskin Indonesia saat ini hidupnya jauh lebih susah dari apa yang kita bayangkan.

Baca Juga: Tak Masuk Akal Tapi Tetep Dilakuan, Potong Lidah di Depan Dewa Supaya Hentikan Virus Corona

Jadi jangan tanyakan prihal protokol kesehatan atau Covid-19 pada mereka.

Karena bagi mereka pilihannya sama diantara dua.

Mati karena Covid-19, atau mati karena kelaparan dan kehausan.

Disini seharusnya pemerintah yang harus ambil bagian.

Pemerintah harus turun tangan, secara real dan nyata, bukan hanya bermimbar, bagi-bagi bantuan pada kalangan masyarakat tertentu di pinggir jalan, juga bukan pula dengan program atau apapun istilahnya yang nyatanya bagi masyrakat miskin tidak bisa dirasakan secara nyata.

Berikut ini adalah aneka drama kehidupan masyarakat miskin yang terjadi di tengah pandemi Covid-19.

Sudah ada jatuh korban meninggal dunia karenanya. Buka karena Covid-19, tapi karena kelaparan.

Baca Juga: IRT Meninggal Usai 2 Hari Hanya Minum Air hingga Tak Dapat Bansos, Camat Serang Mengelak dan Ungkap Penyebab Kematiannya

Baca Juga: Keluarga Tenaga Medis Kena Bacok, Korban Merayap untuk Minta Tolong dengan Kondisi Berlumur Darah

1. Nekat mencuri tabung gas untuk beri makan anak istri

Seorang mantan karyawan pabrik sandal bernama Oma (30) nekat mencuri tabung gas di sebuah warung kelontong di Bogor, Jawa Barat.

Oma merupakan korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di saat pandemi corona.

Padahal, Oma memiliki empat anak yang harus diberi makan. Lantaran kehilangan pekerjaan, Oma diusir oleh istrinya pada 17 April 2020.

Ia pun mengaku terpaksa mencuri agar bisa makan.

"Sebenarnya saya enggak mau (mencuri) tapi kasihan sama anak istri belum makan. Anak ada empat," kata dia.

Meski aksi pencuriannya digagalkan, namun ia terlanjur babak belur dihajar massa.

Usai mengetahui alasan Oma mencuri, pemilik warung yang iba memberikan bantuan sembako kepadanya.

Baca Juga: Hari Kartini, Softex Donasikan Kebutuhan Penting Bagi Petugas Medis Perempuan

Baca Juga: 11 Manfaat Kurma Untuk Puasa Ramadan, Mempunyai Banyak Gizi yang Dibutuhkan Tubuh

2. Warga Serang, Banten mengaku tak makan dua hari

Seorang warga Kota Serang Banten bernama Yuli meninggal dunia, Senin (20/4/2020) usai dikabarkan kelaparan dan tak makan selama dua hari.

Sebelum meninggal, Yuli sempat mengutarakan isi hati mengenai kondisi ekonominya.

Bahkan untuk mengganjal perut yang lapar, ia dan keluarganya terpaksa meminum air galon selama dua hari.

"Enggak makan dua hari, cuma diem aja, sampai saya sedih," ungkap Yuli sembari berlinang air mata, seperti dikutip Kompas TV.

Sembari menggendong anaknya yang masih bayi, Yuli bercerita, empat anaknya harus menahan lapar.

"Anak empat. Ini yang paling kecil. Ini juga sampai sakit," ungkap Yuli.

Kondisi kesulitan keluarganya tak lepas dari situasi pandemi corona. Suaminya yang seorang pemulung tak bisa bekerja.

Usai kisahnya menyebar, Yuli dikabarkan telah mendapatkan bantuan.

Namun, ia kemudian meninggal dunia pada Senin (20/4/2020).

Meski belum dipastikan penyebab Yuli meninggal, namun potret kemiskinan keluarganya tak bisa dipungkiri.

Baca Juga: Tips Makan Minum Buka Puasa dan Sahur, Inilah Alasannya Mengapa Sebaiknya Sambil Duduk

Baca Juga: Menu Sahur Sehat Ibu Hamil, Agar Kuat dan Tetap Prima Menjalankan Puasa 

3. Curi beras karena lapar

Seorang pria berinisial A (40), warga Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia, Medan, Sumatera Utara nekat mencuri beras di warung dekat rumahnya karena lapar, Sabtu (18/4/2020).

Saat dimintai keterangan, ia mengaku lapar namun tak memiliki uang untuk membeli makanan. Ia bekerja sebagai tukang bubut.

Semenjak pandemi, bengkel tempatnya bekerja sepi, sehingga ia tak memiliki penghasilan sama sekali.

Pria itu juga ditinggalkan oleh istri dan tiga anaknya yang memilih pergi ke rumah mertua.

"Pelaku menerangkan sudah lapar sekali, berhubung apa pun sudah tidak ada yang bisa dimasak untuk dimakan," kata Kapolsek Medan Baru Kompol Martuasah Tobing.

Polisi pun kemudian mengecek rumah pelaku.

Kondisi A memang sangat memprihatinkan. Polisi kemudian memberikan bantuan satu karung beras, telur dan sejumlah uang.

A menunduk dan tak kuasa menahan air matanya ketika menerima bantuan.

Baca Juga: Resmi! Pemerintah Larang Mudik, yang Nekat Mudik Siap Dikenakan Sanksi

4. Demi sesuap nasi, seorang bapak jual HP rusak

Ason Sopian, seorang bapak asal Batam terpaksa menjual handphone-nya yang rusak demi membeli beras bagi lima anak dan istrinya.

HP tersebut ditawarkannya seharga Rp10.000,00.

Warga Kavling Kamboja, Blok B1 Nomor 87 RT 004 RW 015 Kelurahan Sei Pelenggut, Sagulung, Batam, Kepri itu mengaku biasanya ia mengais rezeki menjadi buruh serabutan.

Namun semenjak corona mewabah, tak ada lagi orang yang mempekerjakannya.

Ia kemudian berkeliling menawarkan ponsel rusak demi sesuap nasi untuk mengganjal perut anak-anaknya yang kelaparan.

Upayanya menjual HP rusak menyebar di media sosial. Ia pun mengaku mendapat bantuan bahan makanan pokok dari masyarakat.(*)

Baca Juga: Aturan Minum Teh di Saat Sahur dan Berbuka Puasa, Boleh Diberi Gula

 #berantasstunting

#HadapiCorona

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sederet Potret Kemiskinan di Tengah Pandemi, Tak Makan 2 Hari, Jual HP Rp 10 Ribu dan Nekat Mencuri"