Find Us On Social Media :

Usai Jalani Terapi Plasma Darah, Seorang Pasien Covid-19 Bisa Lepas Ventilator dan Bernapas Normal

Berkat terapi plasma darah, pasien Covid-19 bisa lepas dari ventilator.

GridHEALTH.id - Terapi plasma darah belakangan disebut memiliki peluang besar dalam mengobati pasien virus corona (Covid-19).

Hal itu terbukti dari beberapa penelitian yang telah dilaukan menemukan perkembangan yang menjanjikan dari terapi plasma darah ini.

Seperti temuan yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of National Academy of Sciences, dimana para ahli telah melakukan pengujian terhadap 10 pasien corona.

Para pasien diiketahui berusia antara 34 dan 78 tahun itu menunjukkan gejala parah seperti sesak napas dan nyeri dada sebelumnya.

Namun setelah menerima transfusi plasma darah dengan dosis 200 ml, para peneliti menemukan gejala parah yang dialami pasien termasuk demam dan batuk, mereda dalam waktu tiga hari.

Bahkan fungsi hati dan paru-paru pasien, beserta kadar oksigen darah juga ditemukan meningkat.

Baca Juga: Jika Mengalami Masuk Angin Artinya Tubuh Sudah Terkena Infeksi Virus

Baca Juga: Rahasia Dibuka Orang Dalam, Laboratorium Wuhan Masih Menyimpan 1300 Virus Mematikan

Selain itu jumlah sel darah putih khususnya limfosit yang berfungsi melawan penyakit juga menjadi lebih baik sehingga tingkat antibodi tetap tinggi setelah terapi plasma darah dilakukan.

Salah satu pasien Covid-19 berusia 42 tahun yang sakit parah dilaporkan sampai bisa melepas ventilator dan kembali bernapas seperti biasa setelah dua hari.

Namun dilansir dari The Telegraph (7/4/2020) para ahli Inggris mengatakan studi yang lebih besar diperlukan untuk memastikan bahwa pengobatan terapi plasma darah itu aman dan efektif sebelum diluncurkan secara luas.

Presiden British Pharmacological Society, Sir Munir Pirmohamed mengatakan terapi ini tidak bisa dilakukan secara acak.

Baca Juga: Update Covid-19; Limbah Medis Corona Harus Dibakar Delam Suhu 800 Derajat Celcius

"Ini bukan uji coba secara acak dan semua pasien juga menerima perawatan lain, termasuk antivirus seperti remdesivir, yang saat ini dalam uji coba untuk Covid-19," ujar Munir.

Sir Munir menambahkan bahwa penting untuk diingat bahwa ada masalah keamanan potensial di sekitar perawatan ini, termasuk penyakit yang terjadi melalui transfusi.

"Bahkan jika terbukti berhasil, skalabilitas untuk mengobati sejumlah besar pasien dapat menjadi masalah," tambahnya.

Baca Juga: Daun Saga Untuk 6 Gejala Infeksi Virus Corona, Mulai dari Demam Hingga Mata Merah

Diketahui terapi plasma darah sendiri dilakukan dengan mengambil plasama darah dari pasien sembuh Covid-19.

Plasma tersebut kemudian ditransfusikan kepada pasien yang masih terjangkit.

Sudah lumayan banyak negara yang sudah mengembangkan pengobatan ini.

Seperti Food and Drug Administration (FDA) di AS yang menyetujui penggunaan terapi plasma darah sebagai pengobatan eksperimental dalam uji klinis, dan untuk pasien kritis tanpa pilihan lain.

Baca Juga: Agar Tidak Gampang Sakit, Begini Cara Memilih Menu Berbuka dan Sahur

Di Inggris, telah dilaporkan bahwa NHS dapat mulai memberikan terapi itu kepada pasien rumah sakit dalam waktu dekat.

Terbaru Indonesia pun dikabarkan akan melakukan terapi plasma darah sebagai pengobatan pasien Covid-19.

Dikutip dari Tribunwow (22/4/2020),Tim kesehatan RSPAD Gatot Subroto bekerjasama dengan Lembaga Penelitian Eijkman dan Bio Farma Bandung akan melakukan uji konvalesen plasma atau plasma darah dari pasien yang dinyatakan sembuh dari Virus Corona.

Baca Juga: Tidur Tetap Nyaman Semalaman Meskipun Haid Lagi Deras-derasnya

Wakil Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Brigjen A Budi Sulistya, mengatakan RSPAD telah mengantongi izin penelitian dari komisi etika pelayanan penelitian kesehatan.

Kini, RSPAD juga telah melakukan uji coba sampel kepada beberapa pasien Covid-19.

Namun, tahap tersebut baru sebagai uji klinis dan belum diketahui sejauh mana efektifitasnya terhadap pasien virus corona.

Baca Juga: Kriteria Pasien Corona Sembuh yang Bisa Donorkan Plasma Darah untuk Terapi Pengobatan

"Kami sampaikan bahwa tim peneiliti sudah mengantongi izin etik untuk melakukan pelayanan dan penelitian," ujar Brigjen Budi dikutip dari kanal Kompas TV, Rabu (22/4/2020).

"Saat ini kami sudah melakukan beberapa proses pengambilan sampel dari beberapa donor sesuai protokol penelitian kami sudah memberikan kepada pasien," tambahnya.(*)

Baca Juga: Peneliti Belgia Temukan Darah Onta Mengandung Antibodi Virus Corona

 #berantasstunting

#hadapicorona