Find Us On Social Media :

Minim APD, UGM Ciptakan Bilik Gama Swab, Seperti Apa Penampakannya?

Gama Swab Sampling Chamber atau bilik Gama Swab.

GridHEALTH.id - Setelah bilik disinfeksi, kini muncul bilik tes swab virus corona (Covid-19). Rupanya, bilik tes swab ini ditunjukkan sebagai alternatif lain dari Alat Pelindung Diri (APD).

APD umumnya digunakan para tenaga medis di Rumah Sakit (RS). Namun, apabila dipakai sehari-hari oleh sejumlah tenaga medis tentu akan menyebabkan persediaan APD semakin menipis.

Baca Juga: Pemerintah Larang Penggunaan Bilik Disinfeksi, Pakar Gugus Tugas : 'Hanya Boleh untuk Benda, Tidak Untuk Tubuh Manusia'

Belum lagi bagi para petugas medis lainnya yang mengambil uji swab bagi yang diduga terinfeksi virus corona (Covid-19), tentu jumlah APD akan semakin terbatas.

Oleh karenanya, Direktur Utama Rumah Sakit Akademik (RSA) Universitas Gadjah Mada (UGM) dr. Arief Budiyanto meluncurkan "Gama Swab Sampling Chamber" atau bilik Gama Swab.

Baca Juga: Semua Jenis Bilik Disinfektan Tak Terbukti Bunuh COVID-19, Kemenkes Sudah Edarkan Larangan

Bilik Gama Swab merupakan bilik sampling Covid-19 yang bertujuan untuk mengambil uji swab bagi orang-orang yang diduga terpapar virus corona (Covid-19).

Bilik ini didesain khusus agar petugas pengambil sampel terlindungi dari paparan virus corona (Covid-19) melalui droplet.

Baca Juga: Curhat Dokter Relawan Wanita di RSD Covid-19 Wisma Atlet; Kenakan Hazmat 8 Jam tak Makan dan Minum Demi Hemat APD

Cara kerjanya pun unik, bilik ini akan menyediakan konsep layanan drive thru dan mobile. Sehingga meminimalkan waktu dan tempat sekaligus meminimalkan zona merah RS persebaran Covid-19.

“Jika dulu banyak yang tidak terfasilitasi karena keterbatasan alat dan harus mengantre, sekarang dengan alat ini kapasitas pemeriksaan swab bisa kita tingkatkan, terutama untuk PDP, ODP rawat jalan dan OTG. Meski lebih banyak orang yang bisa diswab, namun kita berharap mudah-mudahan banyak yang negatif," ujar Arief, seperti dilansir Kompas dari laman UGM, Senin (27/4/2020).

Baca Juga: Alih-Alih Sterilkan Tubuh dari Covid-19, Penggunaan Bilik Desinfeksi Justru Membahayakan Kesehatan

Dengan diciptakannya bilik swab ini, Arief berharap bisa menghemat penggunaan APD terutama saat digunakan untuk sampling.

Baca Juga: Bilik Desinfeksi Berbahaya juga Tidak Bisa Hilangkan Virus; Masyarakat Bisa Menolak Masuk ke Disinfectant Chamber

Arif menjelaskan, sebelum ada bilik swab ini, petugas pengambil sampel swab diharuskan menggunakan APD level tiga.

"Karena itu, kita berterima kasih kepada FMIPA, Sekolah Vokasi dan FKKMK UGM yang telah bekerja sama mengembangkan alat yang inovatif ini, memberikan kenyamanan dan keamanan tanpa mengurangi keselamatan baik petugas dan pasien yang diswab. Ini merupakan sumbangan UGM dalam upaya penanggulangan Covid-19," tuturnya.

Baca Juga: Wali Kota Risma Sediakan Bilik Sterilisasi Buatan Kampus di Surabaya, Benarkah Dapat Hilangkan Virus Corona dalam Tubuh?

Kini, bilik Gama Swab telah resmi diluncurkan dan dipergunakan, meski begitu Ketua Tim Peneliti GAMA Swab Sampling Chamber, Dr. R. Sumiharto berjanji akan terus melakukan perbaikan terhadap alat ini berdasarkan evaluasi.

Sama halnya dengan bilik pada umumnya, bilik Gama Swab juga berbentuk persegi panjang namun tertutup.

Di bilik ini, yang diperbolehkan masuk hanyalah petugas, untuk menjangkau pasien yang akan di tes, disediakan sarung tangan yang menempel pada bilik. Sehingga petugas aman saat mengambil sampel.

Baca Juga: Pasien Isolasi di Magetan Kabur Pulang Kampung ke Pontianak, Setelah Hasil Test SWAB Keluar Positif Covid-19

Dr. dr. Hera Nirwati mengatakan, bilik Gama Swab didesain dengan roda yang mempermudah dipindah-pindah sesuai kebutuhan.

"Di dalam juga diberikan air coller untuk kenyamanan petugas, sedangkan untuk komunikasi dengan pasien di luar maka disediakan audio, komunikasi pun diharapkan lancar ditambah penerangan yang memadai," imbuhnya.

Baca Juga: Langkanya APD Membuat Dokter dan Polisi Terlibat Perkelahian

Bilik Gama Swab juga didesain agar petugas pengambil sampel tetap berada di dalam bilik dan pasien ada di luar.

Baca Juga: 2 Kali Negatif Tes SWAB, Pasien Dinyatakan Sembuh dari Covid-19, Meninggal Saat Karantina Mandiri

Karena petugas ada di dalam maka diusahakan agar petugas terlindungi dengan membuat ruangan bertekanan positif.

“Dengan adanya tekanan positif ini maka jika di luar ada droplet atau kontaminan dari pasien maka petugas sampel akan tetap terlindungi sehingga petugas tidak perlu lagi memakai APD level tiga sehingga sesuai konsepnya alat ini bisa menghemat APD," terangnya.

Baca Juga: Maksud Hati Ingin Terbebas Virus Corona, Desinfektan Hydrogen Peroxide Justru Sebabkan Iritasi Paru-paru Parah

Sementara untuk pasien, juga disiapkan desinfektan dengan drainis sehingga ketika pasien satu dilanjutkan dengan pasien berikutnya, maka ada tindakan desinfeksi sehingga mereka akan aman.(*)

 #berantasstunting #hadapicorona