Find Us On Social Media :

Belum Usai Masalah Covid-19, Amerika Kini Diancam Serangan Koloni Lebah Pembunuh

Belum usai wabah virus corona, Amerika Serikat kembali dipusingkan dengan serangan lebah pembunuh.

GridHEALTH.id - Setelah menjadi negara yang paling terdampak virus corona (Covid-19), Amerika Serikat kini kembali dipusingkan dengan ancaman koloni lebah pembunuh.

Diketahui saat ini Amerika menjadi negara dengan kasus virus corona terbanyak di dunia.

Menurut laporan worldometers.info/coronavirus, hingga Senin (4/5/2020) WIB pagi tercatat ada sebanyak 1.188.122 kasus Covid-19.

Dimana 68.598 orang diantaranya telah dinyatakan meninggal dunia.

Seolah cobaan belum usai, kini Amerika diperingatkan terkait serangan koloni lebah pembunuh.

Dilansir dari NYPost, Senin (4/5/2020), para ahli telah memperingatkan bahwa lebah pembunuh raksasa Asia yang mematikan baru-baru ini muncul untuk pertama kalinya di AS.

Tepatnya di negara bagian Washington.

Baca Juga: Studi; Pasien Covid-19 Tetap Boleh Minum Obat Pengencer Darah, Malah Memperkuat Jantung Melawan Virus

Baca Juga: Mobil Sport 10 M Tabrak Pohon Palem hingga Pelaku Alami Luka, Polisi Ungkap Banyak Kendaraan Manfaatkan Masa PSBB untuk Kebut-kebutan

Kekhawatiran para ahli ini bukan tanpa alasan, pasalnya lebah yang memiliki nama lain Asian Giant Hornet ini pernah membunuh hingga 50 orang per tahun di Jepang..

"Saya pernah melapor kepada NYPD pada tahun 2012 tentang lebah ini," kata pensiunan peternak lebah Anthony "Tony Bees" Planakis.

"Tapi mereka merasa itu bukan masalah besar."

Padahal menurut Planakis, serangga itu mengerikan dan berbahaya bagi manusia.

Baca Juga: Akibat Terlalu Lama di Rumah Sakit Rujukan Covid-19, Bayi Baru Lahir Ini Terinfeksi Corona

Asian Giant Hornet merupakan jenis lebah yang terbesar di dunia dengan panjang lebih dari 2 inci, pertama kali terlihat di Washington pada bulan Desember 2019.

Dilaporkan lebah tersebut kemungkinan pergi ke Amerika Serikat terbawa kapal dari China.

Melihat hal ini, Planakis memprediksi bahwa lebah-lebah pembunuh itu akan tiba di negara bagian Timur setidaknya dalam dua hingga tiga tahun ke depan.

Baca Juga: Kasus Corona Pabrik Sampoerna Picu Perang Panas Khofifah dan Risma

Lalu Planakis menjelaskan bahwa lebah-lebah pembunuh itu juga menyukai ruang hijau kota.

Itu adalah kemungkinan tempat mereka berkoloni.

Dan ada banyak tempat seperti itu di New York City dan negara bagian Amerika Serikat lainnya.

Contoh tempat seperti Bronx Botanical Gardens sangat ideal karena ada banyak ruang terbuka dan banyak makanan.

Lalu taman pada umumnya akan menarik bagi lebah raksasa.

Baca Juga: WHO Perluas Definisi Kematian, Meski Berstatus Suspek Tetap Dianggap Korban Covid-19, Jumlah yang Tewas di Indonesia Bisa Berubah

Ada juga tempat-tempat yang sangat urban seperti Manhattan karena mereka cenderung bersarang di tanah atau menggali kayu yang lapuk.

"Kita harus waspada," ucap seorang peternak lebah di Manhattan, Andrew Cote.

"Ketika mereka sampai di Pantai Timur, maka mereka bisa berakhir di belakang truk seseorang."

"Dan tentunya akan sampai kota dalam empat hari kemudian."

Cote mengatakan dia pernah melihat lebah raksasa dalam perjalanan ke China pada tahun 2017.

Baca Juga: Imbas Corona, Warga AS Mulai Berburu Hewan untuk Persediaan Makanan

Menurutnya peternak lebah lokal di sana menggunakan kelelawar kecil yang tampak seperti kelelawar kriket miniatur untuk mengenai lebah di udara.

Hal menakutkan lainnya dari lebah pembunuh ini adalah lebah pembunuh dapat memusnahkan koloni lebah madu.

Karena ia perlu membangun protein untuk koloninya sendiri, sehingga memenggal kepala dan memakan bagian dari lebah madu.

Baca Juga: Kabar Baik di Tengah Pandemi Covid-19, Ilmuwan di CDC dan WHO Sebut Pasien Sembuh dari Corona Tidak Akan Kambuh Lagi

Apalagi secara ukuran, lebah Asia lebih besar. Terutama bagian sengat lebah.

"Jika penyengatnya masuk ke kulit tubuh, maka mereka akan memakan daging."

"Selain itu, korban juga akan menjadi magnet bagi lebah lainnya."

"Sudah jelas, tak lama korban akan kedatangan mereka dalam jumlah banyak," tutup Planakis.(*)

Baca Juga: Selain Manusia dan Binatang, Virus Corona Berkembang pada Buah-buahan hingga Mungkin pada Oli Kendaraan

 #berantasstunting

#hadapicorona