GridHEALTH.id - Didi Kempot meninggal dunia. Itulah berita yang ramai hari ini. Tentu membuat banyak pihak kaget.
Tepat hari ke-12 puasa Ramadhan, Selasa (5/5/20) pagi, penyanyi campur sari asal Solo, Jawa Tengah, Didi Kempot meninggal dunia. Diduga serangan jantung di masa pandemi Covid-19.
Prihal penyebab Didi Kempot meninggal dunia, ada yang menyebut serangan jantung.
Ada juga yang memberitakan mengidap penyakit jantung.
Bahkan ada juga yang menyebutkan serangan jantung karena penyakit jantung yang tidak terdeteksi.
Asal tahu saja, di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini penderita penyakit jantung, paling berisiko terinfeksi Covid-19 dan mengalami komplikasi.
Baca Juga: Tak Lama Sukses Galang Dana Melalui Konser Amal, Didi Kempot kini Mengembuskan Napas Terakhir
Peristiwa yang dialami Didi Kempot merupakan salah satu dari sekian kasus yang mungkin juga dialami oleh banyak orang.
Sebab orang yang tiba-tiba meninggal karena serangan jantung banyak ditemukan akhir-akhir ini, tepatnya di masa pandemi Covid-19.
Di tengah pandemi Covid-19, penyakit jantung memang menjadi salah satu penyakit yang seringkali dikaitkan dengan wabah penyakit Covid-19.
Melansir Scientific American, penderita Covid-19, bukan sekadar mengalami kerusakan paru-paru, tetapi banyak juga pasien Covid-19 yang ditemukan mengalami masalah jantung dan meninggal karena serangan jantung.
Sebuah studi menemukan kerusakan jantung pada sebanyak 1 dari 5 pasien, yang menyebabkan gagal jantung dan kematian bahkan di antara mereka yang tidak menunjukkan tanda-tanda gangguan pernapasan.
Bahkan, tak sedikit ahli jantung percaya bahwa virus Covid-19 dapat menginfeksi otot jantung.
Salah satunya, Dr. Robert Bonow, seorang profesor kardiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Northwestern Feinberg, seperti dilansir dari Scientific American.
Baca Juga: Sebelum Meninggal Dunia, Didi Kempot Alami Kelelahan hingga Keluhkan Sesak Napas
Dia percaya infeksi Covid-19 dapat menyebabkan kerusakan jantung dalam empat atau lima cara. Beberapa pasien, kata para ahli jantung, mungkin dipengaruhi oleh lebih dari satu jalur itu sekaligus.
Terkait hal ini, para dokter telah lama mengetahui bahwa setiap peristiwa medis serius dapat menciptakan stres yang cukup untuk merusak jantung.
Selain itu, kondisi seperti pneumonia dapat menyebabkan peradangan luas di tubuh. Hal itu, dapat menyebabkan plak di arteri menjadi tidak stabil, menyebabkan serangan jantung.
Peradangan juga dapat menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai miokarditis, yang dapat menyebabkan melemahnya otot jantung dan akhirnya gagal jantung.
Pada bulan Maret, dokter asal China menerbitkan dua studi yang memberikan pandangan pertama tentang bagaimana masalah jantung yang lazim di antara pasien dengan penyakit Covid-19.
Studi yang mengamati 416 pasien yang dirawat di rumah sakit itu menemukan bahwa 19% menunjukkan tanda-tanda kerusakan jantung.
Baca Juga: Serangan Jantung, Penyebab Meninggal di Usia Muda yang Banyak Terjadi
Dan mereka yang melakukannya secara signifikan lebih mungkin meninggal 51% dari mereka yang mengalami kerusakan jantung, dibandingkan 4,5% yang tidak memiliki penyakit jantung.
Pasien yang memiliki riwayat penyakit jantung sebelum infeksi virus corona, jauh lebih mungkin untuk menunjukkan kerusakan jantung sesudahnya.
Tetapi beberapa pasien tanpa penyakit jantung sebelumnya, juga menunjukkan tanda-tanda kerusakan jantung.
Baca Juga: 5 Kematian Mendadak Perlu Diwaspadai, Tak Cuma Serangan Jantung
Sementara, menurut organisasi global yang mewakili komunitas kardiovaskular, World Heart Federation (WFH), virus corona memiliki risiko khusus bagi orang berusia di atas 60 tahun dan mereka yang memiliki kondisi medis mendasar, salah satunya penyakit kardiovaskular.
Lebih lanjut, World Heart Federation (WFH) memberikan rekomendasi terkait hal yang bisa kita lakukan dalam menjaga kesehatan jantung, khususnya ketika melakukan karantina di rumah.
Baca Juga: 5 Manfaat Edamame, Kacang dari Jepang yang Hindari Serangan Jantung
Berada dalam karantina mandiri ditengah pandemi Covid-19 memungkinkan kita menerapkan kebiasaan makan yang tidak sehat.
Untuk itu, dalam menghindari stres, kelelahan, juga terhindari dari buruknya kondisi jantung, maka kita perlu mengikuti jadwal harian dan mempertahankan gaya hidup sehat, seperti:
Baca Juga: Saat Sendirian Terkena Serangan Jantung? Ini yang Harus Dilakukan
- Terus berolahraga, makan makanan seimbang, tetap terhidrasi dan cukup tidur.
- Pertahankan jejaring sosial bahkan dari jarak jauh dan berkomunikasi dengan teman dan keluarga secara teratur.
- Batasi informasi yang dikonsumsi tentang wabah Covid-19 dan waktu yang habiskan untuk itu, dan hanya percaya pada sumber yang dapat dipercaya.
- Hindari menggunakan strategi koping yang melibatkan alkohol atau obat-obatan.
Baca Juga: Hati-hati, Sering Dikira GERD Padahal Awal Gejala Serangan Jantung
Meski belum diketahui pasti terkait penyebab kematian Didi Kempot, tetapi apabila benar akibat penyakit jantung, maka bisa jadi ada kaitannya juga dengan Covid-19. (*)
#berantasstunting #hadapicorona