GridHEALTH.id - Nama YouTuber Ferdian Paleka masih terus menjadi bulan-bulanan warganet.
Usai viralkan prank memberi sembako isi sampah dan batu bata pada waria yang masih berkeliaran di saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Bandung, kini Ferdian Paleka akhirnya berhasil diringkus polisi di kawasan tol Jakarta-Merak.
Ferdian Paleka sekarang resmi mendekam di sel tahanan, rupanya YouTuber muda tersebut harus mengalami nasib sial.
Dalam berbagai video yang beredar di media sosial, Ferdian Paleka kini tampil plontos.
Baca Juga: Virus Corona Menyasar Sistem Saraf, Pasien Covid-19 Terancam Stroke
Bahkan dalam video singkat tersbeut Ferdian harus bertelanjang dada menggunakan celana dalam dan dipukuli.
Tak hanya itu, terdengar suara yang menyuruh Ferdian untuk melakukan push up.
Tapi sebelum ia melakukan perintah tersebut, ada seorang lelaki dari belakang memukul bagian bahunya, Ferdian pun sempat meringis kesakitan.
Parahnya, Ferdian Paleka juga harus masuk ke dalam tempat sampah besar sebagai upaya pembalasan atas hal yang dilakukannya.
Baca Juga: Seorang Perempuan Saat Berjalan Melahirkan, Dirinya tak Percaya itu Bayinya, Kemungkinan Soft Servix
Melihat YouTuber muda tersebut menyeringai kesakitan, berbagai warganet pun memberikan komentar iba.
“Jangan pakai kekerasan juga kali. Dihukum sepantasnya saja,” tulis seorang warganet.
Bahkan tak sedikit warganet yang terpancing amarahnya.
“Duh Pak dia bukan pelaku criminal. Perlakukan baik, dipenjara ya dipenjara saja, gak usah dipukul gitu. Kamu memang salah dek, tapi gak pantas juga diperlakukan begitu,” tulis lainnya.
Warganet lainnya juga mengkhawatirkan kondisi kesehatan mental Ferdian Paleka yang harus merasakan hukuman penjara selama 12 tahun dengan kondisi tersebut.
Menurut laman Department of Health & Human Services, Australia, beberapa remaja dapat mengalami dampak buruk dari perlakuan tersebut, seperti emosi yang kuat seperti kesedihan, kemarahan, kecemasan dan rasa bersalah, iritasi ringan, pola tidur yang terganggu, pandangan pesimistis tentang kehidupan, bersikap sinis dan tidak mempercayai orang lain, depresi dan perasaan putus asa, bahkan kesulitan dengan ingatan jangka pendek, konsentrasi dan pemecahan masalah.
Bahkan jika kejadian tak menyenangkan ini terjadi berulang kali dapat menyebabkan seorang remaja mengalami trauma berkepanjangan hingga berpikiran untuk bunuh diri. (*)
#hadapicorona #berantasstunting