Pada saat dijual di pasar pun para pelaku menyebut daging itu sebagai daging sapi.
"Sebetulnya daging babi ini diolah dengan menggunakan boraks, bagaimanapun ini tetap daging babi, cuman menyerupai daging sapi, dan diakui oleh mereka bahwa ini adalah daging sapi seharga daging sapi, lebih murah," kata Hendra.
Baca Juga: Akibat Virus Corona Sudah Mutasi Ribuan Kali, Ilmuwan Cemas Penemuan Vaksin Bakal Lama
Namun tahukah, boraks yang selama ini dikenal sebagai bahan pembersih dan pengawet kayu ini sering kali disalahgunakan sebagai bahan oplosan makanan.
Padahal jika termakan oleh manusia dapat menyebabkan masalah kesehatan yang fatal.
Berdasarkan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI), makanan yang dicampur dengan boraks dapat memberikan efek samping seperti demam, muntah, mual, mata merah, batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala, diare, sesak napas, hingga pendarahan dari hidung (mimisan).
Boraks juga bisa menyebabkan gangguan susunan saraf pusat, fungsi ginjal dan hati.
Bahkan menurut laman Environmental Working Group, boraks dapat mengganggu hormon dan merusak sistem reproduksi pria.