GridHEALTH.id - Beberapa minggu lalu media berita kesehatan dunia sempat heboh dengan kejadian seorang dokter yang terinfeksi virus corona dan kulitnya menghitam.
Dokter tersebut bernama dr Yi Fan. Beliau dokter di China tiba-tiba.
Kejadiannya saat dirinya mulai menjalani perawatan di rumah sakit akibat infeksi virus corona.
Baca Juga: Ahli Berikan Cara Menghindari Penularan Virus Corona usai Pesan Makanan Lewat Ojek Online
Diketahui, dr Yi Fan tertular virus corona saat bekerja pada Januari 2020, dan menjalani perawatan medis di rumah sakit di Wuhan.
Kini dikabarkan kondisi dr Yi Fan terus mengalami perubahan berarti.
Bahkan penyebab kulit tubuhnya menjadi gelap karena berubah menghitam sudah diketahui.
Ternyata penyebabnya bukan karena infeksi virus corona.
Tapi karena terapi untuk menyembuhkan infeksi virus corona yang membuatnya kulitnya menghitam seperti itu.
Melansir Daily Mail, Selasa (12/5/2020), seorang juru bicara mengatakan warna kulit Dr Yi yang berubah disebabkan antibiotik yang diterimanya selama perawatan.
Dari hebohny aberita dr Yi Fan, akhirnya terkuak juga ada dokter lainnya yang mengalami hal serupa.
Rekan dr Yi, dr Hu Weifeng, kulitnyapun menjadi gelap, seperti dirinya.
Hingga saat ini dr Hu Weufeng masih dirawat di rumah sakit.
Dr Yi dan Dr Hu, keduanya berusia 42 tahun, tertular virus corona ketika merawat pasien di Rumah Sakit Pusat Wuhan hampir empat bulan lalu.
Rekaman yang dirilis oleh Stasiun TV Beijing menunjukkan kedua petugas medis itu terbaring dengan kulit gelap pada 6 April di Rumah Sakit Tongji Wuhan.
Dr Yi dan Dr Hu keduanya didiagnosis pada 18 Januari.
Baca Juga: Ada Bahaya Kesehatan Global Dibalik Promosi Kesehatan Air Mineral Kemasan Galon Sekali Pakai
Baca Juga: Tidak Disangka, Ternyata Ini Sebabnya Gorengan Paling Dicari Saat Berbuka
Kabar terkini, melansir Intisari.id (13 Mei 2020), foto dr Yi pada 9 Mei menunjukkan tampilannya hampir terlihat seperti dirinya yang dulu.
Prof Duan Jun, wakil direktur Departemen Pengobatan Perawatan Kritis di Rumah Sakit Persahabatan China-Jepang, mengatakan tim medis telah memberi Dr Yi dan Dr Hu dengan Polymyxin B, antibiotik pilihan terakhir, selama perawatan mereka.
Dia mengatakan obat itu telah menyebabkan hiper-pigmentasi di tubuh dokter, tetapi kondisi itu akan perlahan-lahan menghilang ketika mereka pulih.
Sebelumnya, para dokter berpikir bahwa warna kulit mereka yang abnormal disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon setelah virus merusak hati mereka.
Keduanya dibawa pertama ke Rumah Sakit Paru Wuhan dan kemudian dipindahkan ke cabang Zhongfa Xincheng Rumah Sakit Tongji, menurut media CCTV.
Baca Juga: Dua Bulan Lockdown, Sepatu hingga Kursi Bioskop Mulai Berjamur, Awas Bahaya Bagi Sistem Pernapasan!
Baca Juga: Bocah SD Melahirkan Saat Menonton Televisi, Ini Bahaya Persalinan di Usia Dini Bagi Ibu dan Bayinya
Dr Yi, seorang ahli jantung, melihat kondisinya membaik setelah dokter mengaitkannya dengan mesin pendukung kehidupan yang disebut ECMO selama 39 hari.
ECMO adalah prosedur pendukung kehidupan drastis yang menggantikan fungsi jantung dan paru-paru dengan memompa oksigen ke dalam darah di luar tubuh.
Berbicara kepada CCTV dari tempat tidur rumah sakit pada 20 April, Dr Yi mengatakan dia sebagian besar sudah pulih.
Dia mengatakan dia bisa bergerak di tempat tidur secara normal, tetapi masih berjuang untuk berjalan secara mandiri.
Dr Yi mengakui bahwa memerangi penyakit mematikan itu membuatnya trauma.
Baca Juga: 7 Keuntungan Memanfaatkan Ampas Kopi, Bisa untuk Scrub Kulit Hingga Selulit dan Melebatkan Rambut
Dia mengatakan kepada seorang wartawan: 'Ketika saya pertama kali menjadi sadar, terutama setelah saya mengetahui tentang kondisi saya, saya merasa takut. Saya sering mengalami mimpi buruk. '
Dia mengatakan sedang berusaha mengatasi rintangan psikologis. Dia menambahkan dokter sering menghiburnya dan mengatur konseling untuknya.
Cuplikan yang dirilis oleh Stasiun TV Beijing menunjukkan Dr Zhan Qingyuan dari Rumah Sakit Persahabatan China-Jepang berbicara dengan Dr Yi dan Dr Hu di bangsal mereka pada 6 April di Rumah Sakit Tongji.
Dr Zhan yang berbasis di Beijing telah merawat pasangan itu dan memeriksa mereka sebelum dia dan timnya meninggalkan Wuhan dan kembali ke ibu kota.
Dr Yi memberi tahu dr Zhan bahwa dia pulih dengan baik dan luka-lukanya sebagian besar telah sembuh sementara Dr Zhan memberi tahu Dr Yi bahwa adalah tanggung jawabnya untuk 'menyelamatkan rekannya'.(*)
Baca Juga: Iuran Kepesertaan BPJS Berubah Menjadi Rp25.500, Tahun Depan Rp35.000
#berantasstunting
#HadapiCorona