Find Us On Social Media :

Tanda-tanda Wabah Virus Corona Segera Berakhir, dan Prediksi Selesainya Pandemi Covid-19 di Tiap Negara

Tanda-tanda wabah virus corona akan berakhir.

GridHEALTH.id -Tanda-tanda Wabah Virus Corona akan Berakhir, Semua Bisa Mengamatinya.

Ini adalah sebuah kabar gembira dari ahli.

Sebab semua bisa ikut megamati tanda-tanda berakhirnya wabah virus corona.

Minimal di negaranya masing-masing.

Ini tentu menjadi harapa baik bagi setiap manusia di muka bumi yang dibuat kacau dan resah oleh virus corona yang dinamami virus Covid-19 ini.

Baca Juga: Suti 'Atun' Karno Dilarikan ke Rumah Sakit, Rano Karno Minta Penggemarnya Kirim Doa, Ada Apa?

Untuk diketahui, menurut banyak ahli dan peneliti, kini virus corona sedang mengalami mutasi dan kondisinya melemah untuk mewabah di lingkungan dan menular ke manusia.

Diyakini, melansir Intisari.id ( 13 Mei 2020), kondisi virus corona melemah lantaran Covid-19 alami mutasi.

Dampaknya, wabah virus corona segera berakhir di dunia.

Hal itu berawal dari peneliti di salah satu universitas ternama di dunia menemukan fakta baru mengenai virus corona.

Para peneliti dari Arizona State University mengungkap penemuan baru mengenai virus yang menyerang pernapasan manusia ini.

Hal itu diungkap oleh peneliti dalam sebuah hasil penelitiannya belum lama ini.

Mereka menyebutkan virus corona yang sedang mewabah telah mengalami mutasi.

Baca Juga: Suti 'Atun' Karno Dilarikan ke Rumah Sakit, Rano Karno Minta Penggemarnya Kirim Doa, Ada Apa?

Baca Juga: Terungkap, Fakta Dibalik Tangkai Cabai yang Bisa Kurangi Rasa Pedas

Namun mutasi yang terjadi pada virus tersebut bukan semakin berbahaya, tapi semakin melemah.

Melansir dari Express UK, para peneliti ini mengidentifikasi virus corona kian hari kian melemah.

Hal itu lantaran berkaca dari peristiwa wabah virus SARS pada tahun 2003 silam.

Berakhirnya pandemi pun dijelaskan oleh mantan Direktur WHO Cancer Programe.

Profesor Karol Sikora menulis cuitan di Twitter yang menuturkan bahwa mutasi yang melemah adalah awal dari wabah virus corona akan berakhir, @profkarolsikora.

"Para ilmuwan di Arizona telah mendeteksi mutasi dalam sampel virus corona.

"Jangan khawatir, itu telah kehilangan sebagian potensinya.

Baca Juga: Meski 3 Kue Nastar Kalorinya Setara Sepiring Nasi, Tetap Favorit di Hari Lebaran, Tambahkan Bahan Ini Sebagai Polesan Agar Nastar Jadi Kinclong

"Ketika ini terjadi dalam wabah SARS, itu menandai awal dari akhir," tulis Karol Sikora.

 

Sementara itu, peneliti di Arizona State University sudah mengambil 382 sampel dari pasien positif Covid-19 di negara bagian itu.

Dari 382 sampel usap hidung yang diteliti oleh para peneliti dari pasien coronavirus di negara bagian itu, satu sampel tunggal kehilangan sebagian besar genomnya.

"Salah satu alasan mengapa mutasi ini menarik adalah karena itu mencerminkan penghapusan besar yang muncul dalam wabah SARS 2003," kata Lim dalam sebuah pernyataan, dikutip dari New York Post.

Dari pengambilan sampel tersebut, ditemukan satu sampel kehilangan sebagian besar materi genetik virus.

Baca Juga: Fix, WHO Sebut Virus Corona Tak Akan Pernah Hilang, Sepakat Berdamai Seperti Kata Jokowi?

Baca Juga: Ditemukan Gejala Baru Covid-19 di Indonesia, Pasien Alami Mual Muntah dan Diare

Para peneliti tersebut mengklaim bahwa bagian yang hilang tersebut membuat infeksi lebih lemah dan menjadi salah satu sinyal kalau wabah bakal berakhir.

Apa yang ditemukan peneliti di atas seolah sinergi dengan hasil riset statistik.

 

Diketahui, prediksi kapan virus corona berakhir, dilakukan dengan riset oleh Singapore University of Technology and Design (SUTD).

Lalu, kapan wabah virus corona berakhir di Indonesia?

Riset SUTD menunjukkan, wabah virus corona di Indonesia berakhir 7 Oktober 2020.

SUTD merupakan salah satu universitas ternama di Singapura, yang berfokus pada kajian studi teknologi dan desain.

Hasil risetnya diungkap di situs web ddi.sutd.edu.sg, dengan update terakhir pada 5 Mei 2020.

"Situs ini menyediakan pemantauan prediktif berkelanjutan Covid-19 sebagai pelengkap pemantauan tradisional atau praktik prediksi tradisional," demikian keterangan yang tertera di bagian pengenalan.

Dalam penghitungannya, SUTD menggunakan model SIR (Susceptible-Infected-Recovered) yang dipadukan dengan data harian virus corona yang diperbarui dari berbagai negara.

Baca Juga: Bak Petir di Siang Bolong, Jokowi Kembali Naikkan Iuran BPJS Kesehatan Hampir 100 Persen

Baca Juga: Kementerian Kesehatan RI Keluarkan Aturan bagi Warga di Bawah 45 Tahun Dapat Bekerja Kembali saat Pandemi Corona

Prediksi akhir wabah virus corona juga dicantumkan bersama prediksi pergeseran tanggal atau deviasi.

Hasil riset SUTD menunjukkan, prediksi wabah virus corona di dunia berakhir pada 20 Desember 2020.

SUTD juga mencantumkan prediksi berakhirnya wabah Covid-19 di Indonesia, yakni pada 7 Oktober 2020, dengan deviasi 14,9 hari.

 

Negara-negara besar lainnya juga turut dimasukkan dalam data SUTD.

* Prediksi wabah virus corona berakhir di Amerika Serikat 10 Oktober 2020, deviasi 7,4 hari.

* Prediksi wabah virus corona berakhir di Singapura 29 September 2020, deviasi 48 hari.

* Prediksi wabah virus corona berakhir di Inggris 16 September 2020, deviasi 6 hari.

* Prediksi wabah virus corona d Italia berakhir 15 September 2020, deviasi 20,5 hari.

* Prediksi wabah virus corona berakhir di Arab Saudi 11 September 2020, deviasi 22,1 hari.

Baca Juga: Hanya di Indonesia, Buka Puasa dengan Kolak yang Jauh Lebih Baik Manfaatnya daripada Es Buah

* Prediksi wabah virus corona berakhir di India 31 Agustus 2020, deviasi 11,2 hari.

* Prediksi wabah virus corona berakhir di Jepang 30 Agustus 2020, deviasi 20,2 hari.

* Prediksi wabah virus corona berakhir di Perancis 17 Agustus 2020, deviasi 2,1 hari.

* Prediksi wabah virus corona berakhir di Jerman 16 Agustus 2020, deviasi 2,3 hari.

* Prediksi wabah virus corona berakhir di Spanyol 11 Agustus 2020, deviasi 14,6 hari.

Namun SUTD mengingatkan, prediksi ini dapat berubah sewaktu-waktu, prediksi belum tentu tepat karena ada faktor alam.

Baca Juga: Berbagai Kelonggaran Munculkan Dugaan Pemerintah Akan Lakukan Herd Immunity Untuk Atasi Covid-19, Peneliti Ungkap Bahayanya

Baca Juga: 'Quarantine 15', Berat Badan Melonjak Karena di Rumah Saja Selama Pandemi Covid-19, Ini Cara Mengatasinya

Di situs web SUTD juga mencantumkan disclaimer, bahwa riset ini hanya untuk keperluan edukasi dan penelitian dan mungkin terdapat kesalahan.

Peringatan pun dituliskan yang berbunyi, "Pembaca harus menyikapi prediksi apa pun dengan hati-hati."

Dilansir dari Kompas.com, pada 18 April 2020, Singapore University of Technology and Design (SUTD) meluncurkan sebuah laman.

Di mana berisikan prediksi berdasarkan data dari perkembangan selanjutnya hingga waktu berakhirnya pandemi virus corona di berbagai negara.

Pembaruan selalu dilakukan pada laman tersebut dengan dinamika dari pandemi virus corona yang masih terus terjadi.

Melansir penelitian oleh SUTD tersebut, disebutkan bahwa evolusi dari Covid-19 bersifat sangat random.

Seperti pandemi lainnya, virus corona baru ini memiliki pola siklus kehidupan dari wabah menuju fase akselerasi, titik belok, fase deakselerasi, dan titik henti atau akhir.

Siklus hidup tersebut adalah hasil dari perilau adaptif dan perlawanan dari agen termasuk individu, pemerintah, serta pembatasan alami dari ekosistem.

Baca Juga: Viral, Eksperimen Sosial Tunjukkan Bagaimana Virus Corona Menyebar di Restoran

Meski demikian, siklus hidup dari virus dapat bervariasi pada negara yang berbeda.

Metode penentuan prediksi Pola siklus kehidupan pandemi diperkirakan muncul sebagai kurva berbentuk S.

Adapun pola ini beserta dinamika yang mendasari kondisi pandemi di berbagai wilayah seperti pertumbuhan penduduk, difusi teknologi baru, dan penyakit menular, juga telah ditetapkan secara teoritis dalam model matematika yang digunakan.

Pemodelan matematika tersebut termasuk model logistik yang menggambarkan fenomena siklus hidup umum (seperti pertumbuhan penduduk) dan model SIR (susceptible-infected-recovered) yang menggambarkan penyebaran penyakit menular.

Pada penelitian oleh SUTD, kedua model menggabungkan dua parameter yang nilainya menentukan bentuk kurva siklus hidup tertentu.

Parameter model untuk suatu negara dapat diregresikan berdasarkan data aktual dari negara tersebut.

Model regresi digunakan untuk memperkirakan siklus hidup penuh dari pandemi dan plot kurva siklus hidup tersebut.

Dengan kurva siklus hidup penuh yang telah diperkirakan, akan lebih mudah untuk melihat fase pandemi mana yang sedang dialami oleh negara tersebut, kapan titik belok terjadi, dan kapan pandemi akan berakhir.

Baca Juga: Kondisi Terkini dr Yi Fan, Kulit Menghitam Setelah Terinfeksi Virus Corona, Ternyata Penyebabnya Obat

Namun, para peneliti menekankan, rilis konten prediksi ini untuk tujuan pendidikan dan penelitian, sehingga tak menutup kemungkinan mengandung kesalahan.

Kesalahan itu, di antaranya, model dan data tidak akurat untuk realitas yang kompleks, berkembang, dan heterogen dari berbagai negara.

Peneliti juga mengingatkan bahwa prediksi pada dasarnya tidak pasti sehingga publik harus menyikapi informasi ini dengan hati-hati.

Menurut peneliti, terlalu optimistis pada perkiraan tanggal akhir berbahaya karena dapat melonggarkan disiplin dan kontrol serta menyebabkan perputaran virus dan infeksi.

 

Prediksi akhir pandemi

Prediksi terbaru dari SUTD mencakup tiga perkiraan alternatif dari akhir pandemi secara berurutan, yaitu:

* Waktu ketika kasus terakhir yang diperkirakan telah teridentifikasi

* Waktu ketika 99 persen dari total kasus yang diperkirakan telah diidentifikasi

* Waktu ketika 97 persen dari kasus yang diperkirakan telah teridentifikasi

Berdasarkan prediksi terbaru hingga Minggu (26/4/2020) di laman SUTD, secara umum, diperkirakan bahwa pandemi virus corona di dunia akan berakhir 97 persen pada 29 Mei 2020 dan 100 persen pada 8 Desember 2020.

Baca Juga: Jerinx SID Baru Bilang Berani Disuntik, Narapidana Ini Sudah Melakukan Hal Nekat Demi Bisa Terpapar Virus Covid-19

Sementara, untuk setiap negara, berikut adalah perkiraan akhir pandemi tersebut di beberapa negara berdasarkan data hingga Senin (27 April 2020):

Berikut prediksi untuk berbagai negara:

Indonesia

Titik belok dari pandemi virus corona di Indonesia diperkirakan telah terjadi pada 20 April 2020. Sementara, akhir pandemi 97 persen diprediksi akan terjadi pada 7 Juni 2020 dan 100 persen pada 7 September 2020.

Baca Juga: Jerinx SID Baru Bilang Berani Disuntik, Narapidana Ini Sudah Melakukan Hal Nekat Demi Bisa Terpapar Virus Covid-19

Baca Juga: Tidak Disangka, Ternyata Ini Sebabnya Gorengan Paling Dicari Saat Berbuka

Singapura

Titik belok diperkirakan terjadi pada 5 Mei 2020.

Akhir pandemi 97 persen diprediksi terjadi pada 4 Juni.

Sedangkan akhir pandemi 100 persen diprediksi terjadi pada 7 Agustus 2020.

Amerika Serikat

Akhir pandemi virus corona sebesar 97 persen diperkirakan akan berakhir pada 11 Mei 2020.

Sedangkan akhir pandemi 100 persen diperkirakan terjadi pada 26 Agustus 2020.

India

Di India, titik belok diperkirakan telah terjadi pada 18 April 2020.

Baca Juga: Tidak Disangka, Ternyata Ini Sebabnya Gorengan Paling Dicari Saat Berbuka

Akhir pandemi 97 persen diprediksi terjadi pada 15 Mei 2020 dan akhir pandemi 100 persen pada 13 Juli 2020.

Turki

Titik belok wabah corona di Turki diperkirakan telah terjadi pada 14 April 2020.

Akhir pandemi 97 persen diprediksi akan terjadi pada 17 Mei 2020 dan akhir pandemi 100 persen pada 12 Agustus 2020.

Uni Emirat Arab

Uni Emirat Arab diperkirakan telah mengalami titik belok pada 17 April 2020.

Adapun akhir pandemi 97 persen diprediksi akan terjadi pada 11 Mei 2020 dengan akhir pandemi 100 persen pada 22 Juni 2020.

Arab Saudi

Pada 26 April, diperkirakan titik belok pandemi virus coorna telah dialami Arab Saudi.

Sedangkan akhir pandemi virus corona 97 persen diprediksi terjadi pada 22 Mei 2020 dan akhir pandemi 100 persen pada 11 Juli 2020.

Italia

Akhir pandemi virus corona 97 persen diprediksi akan terjadi pada 8 Mei 2020 di Italia.

Sementara, akhir pandemi 100 persen diperkirakan akan terjadi pada 25 Agustus 2020 mendatang.

Inggris

Di Inggris, akhir pandemi virus corona 97 persen diprediksi akan terjadi pada 16 Mei 2020.

Sedangkan akhir pandemi 100 persen diperkirakan akan terjadi pada 14 Agustus 2020 mendatang.

Baca Juga: Viral Wacana Ganja Dapat Sembuhkan Pasien Covid-19, Para Ahli Angkat Bicara

Jerman

Akhir pandemi virus corona 97 persen diprediksi akan terjadi pada 3 Mei 2020 di Jerman.

Sedangkan akhir pandemi 100 persen diperkirakan akan terjadi pada 25 Agustus 2020.

Perancis

Di Perancis, akhir pandemi virus corona 97 persen diprediksi akan terjadi pada 6 Mei 2020.

Sedangkan akhir pandemi 100 persen diperkirakan akan terjadi pada 5 Agustus 2020 mendatang.

Spanyol

Akhir pandemi virus corona 97 persen diprediksi akan terjadi pada 4 Mei 2020 di Spanyol.

Sedangkan akhir pandemi 100 persen diperkirakan akan terjadi pada 7 Agustus 2020.

Australia

Di Australia, akhir pandemi virus corona 97 persen diprediksi akan terjadi pada 4 Mei 2020.

Baca Juga: Viral Wacana Ganja Dapat Sembuhkan Pasien Covid-19, Para Ahli Angkat Bicara

Sedangkan akhir pandemi 100 persen diperkirakan akan terjadi pada 7 Agustus 2020 mendatang.

Jepang

Akhir pandemi virus corona 97 persen diprediksi akan terjadi pada 18 Mei 2020 di Jepang.

Sedangkan akhir pandemi 100 persen diperkirakan akan terjadi pada 26 September 2020.

Filipina

Di Filipina, akhir pandemi virus corona 97 persen diprediksi akan terjadi pada 9 Mei 2020.

Sedangkan akhir pandemi 100 persen diperkirakan akan terjadi pada 2 Juli 2020 mendatang.

Malaysia

Akhir pandemi virus corona 97 persen diprediksi akan terjadi pada 7 Mei 2020 di Malaysia.

Sedangkan akhir pandemi 100 persen diperkirakan akan terjadi pada 6 Juli 2020.(*)

Baca Juga: Dua Bulan Lockdown, Sepatu hingga Kursi Bioskop Mulai Berjamur, Awas Bahaya Bagi Sistem Pernapasan!

 

#berantasstunting

#HadapiCorona 

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul HORE! Wabah Virus Corona Segera Berakhir, Covid-19 Alami Mutasi dan Kondisinya Melemah, Ini Buktinya