GridHEALTH.id - Masih ingatkah dengan kisah seorang remaja bunuh balita 5 tahun di Sawah Besar yang sempat mengegerkan publik?
Kasus yang sempat menggemparkan di awal bulan Februari 2020 itu kini berbuntut panjang.
NF, sang remaja berusia 15 tahun sekaligus pelaku pembunuhan balita itu kini dinyatakan sebagai korban pelecehan seksual.
Informasi tersebut dibenarkan oleh Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat.
"Ya betul (NF merupakan korban pelecehan seksual). NF berada dalam dua posisi sekaligus, yaitu sebagai pelaku pembunuhan dan menjadi korban kekerasan seksual," kata Harry saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (14/5/2020).
Baca Juga: Bocah 10 Tahun Tewas Tergantung, Diduga Korban Dirundung dan Dibunuh
Remaja tersebut sekarang tengah hamil 14 minggu usai dirundung kekasih dan dua pamannya.
"(NF) menjadi korban kekerasan seksual oleh tiga orang terdekatnya, hingga kini hamil 14 minggu" ungkap Harry.
Harry berharap, kasus pelecehan seksual tersebut diselidiki oleh kepolisian guna mengungkap alasan NF membunuh tetangganya.
Kini, NF mendapatkan layanan rehabilitasi sosial di Balai Anak Handayani sembari menunggu proses peradilan.
"Kasus kedua (pelecehan seksual) juga perlu diselidiki untuk mendapatkan kesimpulan logis mengapa anak ini melakukan tindak kekerasan," tutur Harry.
Terlepas dari itu, kini NF pun menguak penyimpangan seksual yang dialaminya dan kekasihnya dengan nama akun Facebook Kim Ahjussi.
Baca Juga: Catat! Ini Kategori Orang yang Bebas Keluar Masuk DKI Jakarta Selama PSBB
"Keep calm daddy bondage and give me torture" (Tenang daddy, perbudak dan beri aku siksaan) disertai sketsa wanita dengan kondisi terikat.
Usut punya usut, kekasih NF rupanya memiliki penyimpangan seksual berupa masokis.
"Dia suka masokis aku suka sadis jadi berbagi pengalaman wkwk," terang NF.
Baca Juga: Ini Dia Negara Pertama di Eropa yang Mengakhiri Epidemi Virus Corona
Gangguan masokisme seksual termasuk dalam kategori gangguan seksual psikiatrik yang dikenal sebagai paraphilias, yang melibatkan fantasi, desakan, atau perilaku yang membangkitkan gairah seksual yang berulang-ulang, atau perilaku yang menyusahkan atau melumpuhkan dan berpotensi menyebabkan kerusakan pada diri sendiri atau orang lain.
Melansir Psychology Today, masokisme seksual mengacu pada terlibat atau sering berfantasi tentang dipukuli, diikat, dihina, atau dibuat menderita, yang menghasilkan kepuasan seksual.
Namun menurut sebuah penelitian yang dilakukan R.W. Byard di tahun 2016 menunjukkan, 51% pelaku masokis dapat berperilaku sadis dan perbudakan (bondage).
Baca Juga: Banyak Cairan Tubuh yang Hilang Selama Puasa, Ini Cara Mengakalinya
Penganut masokis biasanya terbukti pada awal masa dewasa, dan kadang-kadang dimulai dengan permainan masokis atau sadis selama masa kanak-kanak.
Adanya trauma masa kanak-kanak seperti pelecehan seksual, atau pengalaman masa kanak-kanak yang signifikan, dapat bermanifestasi dalam gangguan paraphilias.
Meski demikian, terapi perilaku kognitif juga dapat membantu seseorang mempelajari keterampilan untuk mengelola dorongan seksual mereka dengan cara yang lebih sehat.
Terlepas dari itu, dalam percakapan lain pun NF mengungkapkan bahwa ia mengalami penyiksaan oleh sang kekasih.
"Aku di siksa," tulisnya.
"Perut sama punggung aku di tetesin lilin 2 kali," imbuh NF.
Namun, tindakan kekasihnya tak cukup sampai di situ.
NF rupanya juga diikat, ditetesi lilin, digigit, dicekik, ditampar, bahkan dijambak.
Pun terdapat tangkap layar percakapan yang diduga NF dengan kekasihnya.
Dalam percakapan tersebut, pemilik akun Kim Ahjussi yang diduga merupakan kekasih NF menyuruhnya untuk membawa gesper orang dewasa sebagai salah satu alat yang digunakan untuk memperlakukan NF. (*)
#hadapicorona #berantasstunting