GridHEALTH.id - Pandemi Covid-19 yang muncul sejak bulan Desember 2019, sampai saat ini masih terus menghantui masyarakat di berbagai dunia, termasuk di Indonesia.
Berbagai upaya dilakukan pemerintah Indonesia dalam memutus mata rantai penyebaran wabah virus corona (Covid-19).
Upaya tersebut seperti mencuci tangan dengan air dan sabun selama 20 detik, menjaga jarak fisik, juga tertib memberlakukan aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Sejak diberlakukannya PSBB pada 10 April 2020, sejumlah wilayah di ibu kota terlihat sepi.
Namun hal itu hanya sementara, sebab beberapa hari setelahnya jalanan ibu kota tampak ramai meskipun tidak seramai dan padat ketika pandemi Covid-19 datang ke Indonesia.
Dilansir dari detik.com, epidemiolog dr Dicky Budiman, M.Sc.PH, kandidat doktor dari Universitas Griffith memprediksi pandemi Covid-19 di Indonesia tidak mungkin tuntas pada akhir tahun 2020 ini.
Karenanya, kebijakan karantina wilayah atau PSBB dinilai bukan langkah yang efektif dalam kondisi melawan pandemi Covid-19 ini.
"Jangankan akhir tahun ini, mungkin awal tahun depan, atau pertengahan tahun depan pun belum tentu. Tapi ada satu hal yang bisa membantu percepatan yaitu penemuan obat," ujar dr Dicky.
Menurutnya, salah satu faktor yang mempengaruhi pandemi Covid-19 adalah daya tahan tubuh.
Dalam hal ini, data World Health Organizatin (WHO) diketahui menyebut baru 3% populasi global yang memiliki antibodi Covid-19, artinya masih ada 97% populasi lainnya yang membutuhkan vaksin.
Membuat vaksin Covid-19 definitif pun dinilai membutuhkan waktu yang tak sebentar. Belum lagi adanya faktor lain seperti efektivitas upaya intervensi pencegahan.
"Karena kita sama dalam pemodelan, sebetulnya akan sangat berbahaya untuk menentukan ini akan tanggal sekian, tidak mungkin, secara statistik saja, tingkat kepercayaannya akan sangat bervariasi dan banyak faktor yang berpengaruh," ungkapnya.
Alih-alih menerapkan PSBB, dr Dicky menilai Indonesia lebih cocok menangani wabah dengan fokus pada strategi utama seperti tracing, testing, dan isolasi.
"Kembali kepada strategi utama saja itu testing, racing, isolasi, itu akan lebih realistis untuk indonesia dibanding PSBB," tegasnya.
Sejak awal kemunculannya di Indonesia pada awal Maret lalu, total kasus virus corona (Covid-19) hingga Minggu (17/5/20) kemarin, mencapai 17,514 kasus.
Baca Juga: Ramalan Wabah Covid-19 Berikut Bukan dari Paranormal, Tapi Dari 6 Ahli Kredibel Dibidangnya
Dari jumlah itu, 4,129 di antaranya telah dinyatakan pulih. Sementara, 1,148 lainnya dikabarkan meninggal dunia.
Sejauh ini, kasus pandemi Covid-19 di Indonesia belum bisa dikatakan menurun. Hal ini ditinjau dari kurva positif Covid-19 secara akumulatif masih fluktuatif atau naik turun.
Baca Juga: Donald Trump Prediksi Orang Berusia Muda Meninggal Akibat Virus Corona dalam Kurun Waktu 2 Minggu
Meski ahli Epidemi menyebut pandemi Covid-19 di Indonesia belum dapat dipastikan kapan berakhirnya, namun jika masyarakat lebih disiplin dan tertib lagi dalam menaati imbauan dari pemerintah, maka kasus pandemi Covid-19 di Indonesia bisa saja mengalami penurunan.
#berantasstunting #hadapicorona