Find Us On Social Media :

Jangan Anggap Remeh, Lupa Hari selama WFH Bisa Jadi Tanda Stres Akibat Pandemi Corona

Sering lupa hari bisa jadi tanda stres

GridHEALTH.id - Sebagian masyarakat Indonesia sudah lebih dari 70 hari berjibaku di dalam rumah guna mencegah penularan virus corona.

Sekali pun diberi kesempatan untuk ke luar rumah, beberapa orang akan mencoba menghindari kerumunan, serta menjaga jarak dengan orang lain.

Baca Juga: Welcome to 'New Normal' After Pandemic Covid-19, Inilah Caranya Supaya Bisa Hidup dengan Nyaman

Hal inilah yang menyebabkan sejumlah masyarakat merasa bosan, bahkan rindu akan dunia luar dengan kehidupan normal seperti sedia kala.

Namun tahukah, seiring perubahan pola aktivitas sehari-hari selama pandemi corona ini, beberapa orang mengalami disorientasi selama work from home alias WFH.

Baca Juga: Tidak Ada Kelonggaran PSBB, Anies Baswedan Larang Mudik Lokal di Jabodetabek: 'Yang Boleh Mudik Virtual'

Dampak disorientasi ini membuat orang jadi sulit berkonsentrasi dan lebih lambat berpikir.

Selain itu, banyak orang jadi sulit mengingat-ingat hal remeh temeh seperti lupa hari dan tanggal, "ini hari apa".

Para ahli menyebutkan, kondisi ini terkait dampak pandemi pada kesehatan kognitif.

"Pandemi menyebabkan kombinasi antara perubahan lingkungan, hilangnya jangkar sosial, dan stres kognitif yang meningkat," jelas Elissa Epel, profesor psikiatri dari University of California AS.

Baca Juga: Berdamai Dengan Virus Corona Ramai Didengungkan di Indonesia, WHO Ingatkan Bahaya Herd Immunity

Stres pandemi bisa menyebabkan berbagai dampak termasuk disorientasi hari karena beberapa hal. Berikut penjelasannya.

Hilangnya rutinitas

Tubuh kita bergantung pada isyarat fisik, sosial, dan lingkungan seperti dari sinar matahari untuk mengatur ritme sirkadian.

Isyarat tersebut tanpa disadari membentuk rutinitas sehari-hari, seperti makan, tidur, liburan, sampai ibadah mingguan untuk menandai suatu hari.

Baca Juga: Niat Patuhi PSBB, Relawan Covid-19 Malah Dipenjara selama 5 Tahun usai Tendang Warga hingga Tewas Seketika

Bagi orang yang tinggal di rumah selama beberapa bulan atau berubahnya pola kehidupan setelah pandemi, sejumlah rutinitas harian dan mingguan jadi hilang.

Akibatnya, batas untuk menandai suatu hari yang sebelumnya jelas menjadi kabur.

"Banyak rutinitas yang hilang. Misalkan akhir pekan dulu jadi sesuatu yang istimewa, sekarang jadi sama saja," jelas Profesor Epel.

Lebih lanjut dia menjelaskan, hari-hari di masa pandemi jamak dilakukan untuk menuntaskan pekerjaan rumah dan pekerjaan kantor.

Baca Juga: Imbas Corona, Pemuda 20 tahun Nekat Gantung Diri Diduga Stres Kehilangan Pekerjaan

Akhir pekan yang dulu diisi dengan agenda menonton pertandingan olahraga, konser musik, atau film kini tak lagi leluasa.

Hilangnya rutinitas pengusir penat tersebut juga dapat menguras energi mental.

"Kalau kita bisa leluasa mengisi waktu senggang dengan rutinitas yang menyenangkan, isi kepala tidak melulu stres memikirkan situasi pandemi," kata Lynn Bufka dari American Psychological Association.

Beban pekerjaan dan pikiran makin banyak

Alasan lain kenapa banyak orang lupa hari di kala pandemi Covid-19 adalah beban pekerjaan dan pikiran makin banyak.

Selama pandemi corona, banyak orang lebih sibuk karena bekerja di rumah, sekaligus mendampingi anak belajar di rumah, dan merawat anggota keluarga di rumah.

Baca Juga: Gara-gara Namanya Corona, Seorang Wanita di India Jadi Bulan-bulanan Massa

Ada juga yang harus tinggal di rumah namun terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK) dari kantornya.

Kondisi ini sama-sama sulit serta meningkatkan kinerja kognitif dan menggunakan lebih banyak sumber daya mental kita.

"Memori kita memiliki keterbatasan. Tak mudah melakukan multitasking dalam pikiran. Itu sebabnya, Anda bisa susah mengingat hal remeh temeh seperti ini hari apa," kata dia.

Gejala stres

Profesor psikiatri dan ilmu perilaku dari Northwestern University AS, Inger Burnett-Zeiglerkan, menyebutkan, kesulitan mengingat hari atau lupa hari juga bisa jadi tanda stres.

"Pandemi corona adalah sumber stres kronis karena berlangsung intens selama berbulan-bulan," kata Burnett-Zeigler.

Baca Juga: Mal di Jakarta Mulai Dibuka 8 Juni, Usia dan Jumlah Pengunjung Akan Dibatasi

Tingkat stres yang tinggi tersebut dapat mengganggu konsentrasi dan memengaruhi perhatian seseorang, termasuk memori jangka pendek.

Efek stres lain yakni memperburuk kualitas tidur.

Padahal, susah tidur bisa menyebabkan gangguan kognitif, masalah konsentrasi, dan hilangnya memori jangka pendek.

Baca Juga: Meski Positif Corona, Pedagang Bakso di Surabaya Nekat Berjualan Gunakan Masker 2 Lapis

Melihat hal ini, sepertinya setiap orang harus punya cara tersendiri dalam menanggulangi stres selama pandemi corona. (*)

#hadapicorona #berantasstuntingArtikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sering Lupa "Ini Hari Apa" Bisa Jadi Tanda Stres Pandemi Corona"