Find Us On Social Media :

Jumlah Dokter di Indonesia Paling Sedikit di Dunia, Para Tenaga Medis Geram Lihat Warga Belanja Baju Lebaran di Mal: 'Indonesia Terserah'

Warga serbu mal demi beli baju lebaran

GridHEALTH.id -  Belakangan ini viral beberapa cuplikan video hingga foto sebagian masyarakat yang menyerbu beberapa mal demi membeli baju lebaran saat pandemi corona.

Padahal di tengah pandemi corona, yang menjangkit Indonesia ini pemerintah telah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) guna menekan penyebaran virus.

Baca Juga: Mal di Jakarta Mulai Dibuka 8 Juni, Usia dan Jumlah Pengunjung Akan Dibatasi

Bahkan sebelumnya, pemerintah beserta Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengumumkan akan ditiadakannya salat id berjamaah jika penyebaran virus corona masih melonjak tinggi.

Melihat kondisi tersebut, para tenaga medis yang tengah berjuang melawan Covid-19 pun geram hingga turut menuliskan seruan, "Indonesia Terserah".

Baca Juga: Hitungan Hari Menjelang Lebaran, Benarkah Lab BBTKLPP Akan Libur dan Tak Layani Uji Corona?

Tak sedikit tenaga medis merasa kecewa akan pengorbanannya selama berbulan-bulan ini, hingga beberapa berpikir untuk mundur dalam menangani pasien Covid-19.

Menanggapi hal tersebut, pemerintah turut prihatin atas tindakan masyarakat yang berimbas pada sikap tenaga medis ini.

Pasalnya, menurut data yang diperoleh, jumlah dokter di Indonesia tergolong terbatas bahkan lebih sedikit di banding negara-negara besar di dunia.

Baca Juga: Meninggal Bersama Janin 4 Bulan, Perawat Ari Puspita Sari Tidak Tangani Pasien Covid-19, Namun Tetap Dianggap Sebagai Pahlawan

Berdasarkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), jumlah dokter di Tanah Air hanya sekitar 160 ribu per akhir tahun 2019 lalu.

"Total jumlah data terakhir dokter yang terdaftar di IDI dan sudah kita cocokkan dengan dewan dokter Indonesia itu ada 168 ribu. Tapi, itu data dinamis ya. 138 ribu dokter umum, selebihnya sekitar 30 ribu dokter spesialis," ujar Ketua IDI, dr Daeng M Faqih.

Bahkan di daerah Timur Indonesia, jumlah dokter dan tenaga medis sangat minim bahkan termasuk sangat kekurangan tenaga medis.

Baca Juga: Sekolah Dibuka Kembali, Anak-anak di Prancis dan Finlandia Terinfeksi Covid-19

Sementara itu, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo melalui kanal YouTube BNPB menyatakan kekecewaannya.

"Kemudian untuk video Indonesia Terserah, kami jelaskan bahwa kita sangat tidak berharap kalangan dokter menjadi kecewa, sejak awal kami selalu mengedepankan bahwa ujung tombak kita adalah masyarakat."

Baca Juga: Aktor Muda The Flash Logan William Meninggal Karena Overdosis

"Kalau seandainya masyarakat ada yang terpapar lantas sakit dirawat di rumah sakit, apalagi dengan jumlah yang banyak dan tempat perawatannya penuh, maka yang sangat repot adalah tenaga dokter, termasuk perawat," ujarnya.

Doni juga membeberkan perbandingan jumlah dokter dengan penduduk Indonesia.

"Jumlah dokter kita termasuk yang paling sedikit di berbagai negara, total dokter kita kurang dari 200 ribu orang, dokter paru 1.976 orang."

"Artinya 1 orang dokter paru harus melayani sekitar 245 ribu warga negara Indonesia, sehingga apabila kita kehilangan dokter maka ini kerugian yang sangat besar buat bangsa kita," terangnya.

Baca Juga: Proyek Bill Gates Untuk Danai Riset Virus Corona Dihentikan, Ada Apa?

Doni pun kembali mengimbau masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan, bukan hanya untuk diri sendiri, melainkan kesehatan orang di sekitar kita. (*)

#hadapicorona #berantasstunting