Find Us On Social Media :

Update Covid-19; WHO Meyakinkan Masyarakat Dunia, Virus Corona Tidak Bermutasi Menjadi Lebih Berbahaya

Virus corona bermutasi. Tapi dibantah WHO.

GridHEALTH.idUpdate Covid-19; WHO Meyakinkan Masyarakat Dunia, Virus Corona Tidak Bermutasi Menjadi Lebih Berbahaya.

Memang bebarapa terakhir ini ada spekulasi mengenai mutasi dari virus corona yang kini dikenal dengan nama Covid-19.

Baca Juga: Seharian di Jalanan, Pengemudi Ojek Online Dapat Bantuan Untuk Penuhi Kebutuhan Keluarga

Spekulasi tersebut muncul lantaran ada sebagian ahli di dunia yang mencurigai dan menduga, virus virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 telah bermutasi.

Hal tersebut diperkuat dengan dugaan penyebab virus corona bisa menyebar hingga keseantero dunia, karena virus yang pertama kali di temukan di Wuhan China bermutasi.

Pendapat-pendapat seperti itu dibantah tegas oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dilansir dari kompas.com pada Kamis (4/6/2020), WHO menekankan bahwa virus corona tidak akan bermutasi menjadi lebih berbahaya seperti yang dikhawatirkan sejumlah kalangan.

Baca Juga: Gejala Covid-19 Demam, Pada Anak Jangan Berikan Aspirin Untuk Menurunkannya, Walau Memiliki 8 Manfaat Tak Terduga

Baca Juga: Hendak Lakukan Rapid Test, Petugas Dihadang Puluhan Warga di Ambon yang Menolak

Pakar epidemiologi penyakit menular, Dr Maria Van Kerkhove, dalam konferensi pers menerangkan bahwa ilmuwan seluruh dunia telah meneliti virus itu.

Van Kerkhove menjelaskan, diketahui virus corona tidak akan bermutasi menjadi sesuatu yang lebih berbahaya, seperti yang ditakutkan sejumlah pakar kesehatan.

"Ada perubahan normal pada virus ini yang bisa diprediksi dari waktu ke waktu," kata Van Kerkhove, seperti diberitakan New York Post pada Rabu (3/6/2020).

Baca Juga: 4 Tanda Diluar Dugaan Bahwa Sebenarnya Sistem Imunitas Tubuh Menurun

Pejabat WHO itu merujuk pada mutasi asam ribonukleat, atau RNA virus, yang bisa ditemui pada keluarga coronavirus lainnya, seperti flu.

"Sejauh ini, tidak ada indikasi bahwa mutasi itu bisa memberikan dampak dalam hal kemampuannya untuk menularkan atau menyebabkan sakit yang lebih parah," jelasnya.

Baca Juga: Menetap Lama di Rumah BCL Ibunda Ashraf Sinclair Pasrah Harus Diisolasi, Masuk Zona Merah kah?

Baca Juga: Hari Ini Terakhir PSBB Jakarta Tahap 3, Anies Baswedan; Besok Masuk Masa Transisi

Penyakit dengan nama resmi Covid-19 itu kini sudah melumpuhkan dunia, dan bergerak ke negara miskin seperti Brasil dan Meksiko, setelah sebelumnya menghantam AS.

Van Kerkhove mengatakan, wabah ini jauh dari kata usai di mana dia menyebutkan, kejenuhan karena lockdown ataupun pengabaian kebersihan sosial bisa memberikan ancaman.

Dia menerangkan, di tengah keputusan karantina yang dibuat pemerintah, orang mulai merasakan jenuh dengan tantangannya adalah menjaga masyarakat menaati aturan kebersihan yang ada.

"Kita harus tetap kuat dan terus berjuang. Pemerintah harus terus berkoordinasi dan masyarakat tetap patuh selama lockdown diberlakukan," paparnya.

Baca Juga: Terapkan Protokol Covid-19 dengan Baik dan Benar, Kabupaten Ini Catatkan Nihil Kasus Virus Corona

Baca Juga: Studi: Pembekuan Darah Semakin Banyak Ditemui Pada Pasien Covid-19

Van Kerkhove menuturkan, situasi bisa kembali memburuk dengan penerapan kembali karantina jika wabah sampai terjadi lagi.

Dia berujar, dalam situasi tertentu, sejumlah langkah kesehatan harus diperkenalkan lagi, yang tentu membuat orang gusar, di mana dia sangat memahaminya.

Baca Juga: Pemerintah Swedia Menyesal Memilih Herd Immunity Sebagai jalan Keluar Hadapi Corona, Bagaimana Indonesia dengan New Normal?

"Karena itu, virus ini bisa menjadi sangat berbahaya jika setiap orang sudah berpuas diri," ujar dokter asal New York, AS, itu.

Kekhawatiran akan adanya gelombang kedua di AS terjadi saat demo kematian George Floyd, di mana massa mengabaikan pembatasan sosial.

Meski begitu, Gubernur New York Andrew Cuomo menyatakan, acara makan-makan di luar ruangan diizinkan pada akhir Juni, di tengah persiapan pembukaan fase kedua.(*)

Baca Juga: Cegah Komplikasi Diabetes Sebelum Terlambat, Lakukan Cek Mikroalbuminuria

#brantasstunting

#HadapiCorona 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "WHO: Virus Corona Tidak Bermutasi Menjadi Lebih Berbahaya"