GridHEALTH.id- Gumpalan darah yang dapat menyebabkan stroke, serangan jantung dan penyumbatan berbahaya di kaki dan paru-paru semakin banyak ditemukan pada pasien Covid-19, termasuk beberapa anak-anak.
Bahkan gumpalan kecil yang dapat merusak jaringan di seluruh tubuh telah terlihat pada pasien yang dirawat di rumah sakit dan dalam otopsi, membingungkan pemahaman dokter tentang apa yang sebelumnya dianggap ‘hanya’ infeksi saluran pernapasan.
"Saya harus rendah hati mengatakan saya tidak tahu apa yang terjadi di sana, tetapi kita perlu mengetahuinya karena kecuali Anda tahu apa mekanisme patogenik (penyebab penyakit), akan sulit untuk melakukan intervensi,” demikian Anthony Fauci, pakar penyakit menular tingkat dunia, mengatakan dalam wawancara jurnal medis bulan lalu.
Dokter dan ilmuwan di puluhan rumah sakit dan universitas di seluruh dunia mencari jawaban sambil mencoba mengukur risiko pasien virus untuk pembekuan darah dan menguji obat untuk mengobati atau mencegahnya.
Gildersleeve mengatakan otoritas kesehatan "perlu mengeluarkan peringatan mendesak tentang stroke" akibat virus corona. “Kita perlu curiga ini ada kaitannya dengan Covid-19 (disebabkan virus corona), ketiga gejalanya muncul, “katanya.
Beberapa kondisi yang membuat beberapa pasien Covid-19 rentan terhadap komplikasi parah, termasuk obesitas dan diabetes, dapat meningkatkan risiko bekuan darah. Tetapi banyak pihak berwenang percaya bagaimana serangan virus dan cara tubuh merespons keduanya berperan.
Baca Juga: Syahrini Konsumsi Jus Semangka Untuk Kecantikan, Ternyata Juga Bisa Hindari Sakit Kanker dan Stroke
Baca Juga: Punya Balita di Rumah, Apa Yang Harus Tersedia di Kotak Obat P3K?
Covid-19 adalah penyakit trombotik (penghasil gumpalan) paling banyak yang pernah kita lihat dalam hidup kita," kata Dr. Alex Spyropoulos, seorang spesialis pembekuan darah dan profesor di Institut Penelitian Medis Feinstein di Manhasset, New York.
Source | : | The Daily Sabah,National Health Institute |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar