Find Us On Social Media :

Penanganan Pandemi Covid-19 di Tiap Negara Berbeda, Ada yang Santuy, Ekstrim, Hi-tech, Hingga Membuat Kita Geleng-geleng Kepala

Sebut Corona Flu Ringan Sampai Ikut Demo Anti-Lockdown, Presiden Ini Jadi 'Musuh' Rakyat Setelah Negaranya Jadi yang Terburuk Setelah AS

GridHEALTH.id - Penanganan Pandemi Covid-19 di Tiap Negara Berbeda, Ada yang Santuy, Ekstrim, Hi-tech, Hingga Membuat Kita Geleng-geleng Kepala.

Setiap negara melalui pemerintahannya mempunyai kebijakan masing-masing dalam penanganann pandemi Covid-19, yang sekarang ini melanda dunia.

Baca Juga: Derek Chauvin Polisi yang Membunuh George Floyd Diindikasi Terinfeksi Virus Corona dan Terancam 40 Tahun Penjara

Ada yang menerapkan LockDown, seperti di China, Malaysia.

Negara lainnya ada yang menerapkan pembatasan sosial ketat, seperti di Indonesia dengan PSBB-nya.

Nah, Swedia juga tidak terapkan lockdown sama sekali. Malah negara-negara ini punya aturan yang unik.

 

Nah, berikut ini aneka kebijakan pemerintah di masing-masing negara dalam penanganan pandemi Covid-19, seperti dilansir dari Intisari. id (6 Juni 2020).

Ada yang unik, ajaib, Hi-tech, hingga membuat kita geleng-geleng kepala.

Baca Juga: 5 Makanan Tak Boleh Disimpan di Freezer, Ternyata Ini Alasannya

Baca Juga: Peserta Unjuk Rasa Kasus George Floyd di Amerika Harus Diuji Virus Corona, Pesan CDC Tidak Diterima Publik

1. Di Panama, Amerika Tengah

Di negara ini cara pembatasan sosialnya, pria dan wanita 'diberi jadwal' pada hari yang berbeda untuk keluar rumah.

Lamanya di luar rumah maksimal dua jam.

Kemudian pada hari Minggu mereka tidak diperbolehkan keluar rumah sama seklai.

Peraturan tersebut sebabkan kontroversi setelah polisi dituduh melakukan diskriminasi terhadap warga transgender.

Polisi mengklaim mereka ditahan karena keluar rumah pada "hari yang salah".

Sejauh ini Panama telah laporkan hampir 15 ribu kasus virus Corona dan 352 kematian.

2. Di Belarusia

Baca Juga: Cek Fakta, Manakah yang Lebih Sehat, Anggur Merah atau Anggur Hijau?

Baca Juga: Kelab Malam Hingga Panti Pijat Sudah Boleh Beroperasi, Begini aturan PSBB Terbaru Kota Bekasi

Sangat sedikit pembatasan sosial di negara tersebut.

Belarusia menjadi satu-satunya negara yang masih perbolehkan pertandingan sepakbola dilaksanakan.

Tidak hanya itu, presiden Alexander Lukashenko mendapatkan kritik pedas karena perbolehkan adanya parade kemenangan Soviet di Perang Dunia II.

Parade itu dilaksanakan bulan lalu.

Ribuan warga ikut dalam parade, termasuk veteran perang yang sudah lansia.

Bisnis berjalan seperti biasa, sekolah tetap buka dan toko-toko serta transportasi publik beroperasi seperti biasa.

Pasalnya, presiden Lukashenko yang telah memimpin Belarusia dengan tangan besi selama 25 tahun, telah mengklaim jika virus Corona dapat disembuhkan dengan meminum vodka, kendarai traktor, pergi ke sauna atau bermain dengan bayi domba.

Baca Juga: Cara Mengatasi Jerawat Saat Di Rumah Saja karena Pandemi Covid-19

Tidak hanya itu, ia juga menyebut virus Corona sebagai "psikosis" dan mengklaim negara maju menggunakannya untuk perluas dominasi mereka.

"Dunia terlalu menggilai virus Corona.

"Psikosis ini telah melumpuhkan ekonomi nasional hampir di seluruh dunia," ujarnya.

Ahli virologi Andrus Voynich telah membandingkan aksi Lukashenko sama dengan pembunuhan massal.

Ia katakan, "Ini hanyalah kejahatan dan penghancuran warganya sendiri, beda tipis.

"Yang bisa kubandingkan dengan ini adalah genosida di Rwanda pada 1994, saat itu bedanya dilakukan manual sedangkan ini dengan bantuan epidemi."

Lebih dari 45 ribu warga terjangkit Covid-19 dan 248 meninggal karena Covid-19 di Belarusia.

Baca Juga: Studi: Pola Tidur Tak Teratur Dapat Membahayakan Kesehatan Jantung

Baca Juga: Seorang Politisi Menganggap Virus Corona Bualan Media, Padahal Negaranya Peringkat 2 Dunia Kasus Covid-19

3. Di Serbia

Serbia adalah salah satu negara dengan taktik lockdown paling ketat, meskipun beberapa aturan mulai diangkat.

 

Warga berumur di atas 65 tahun hanya diperbolehkan keluar rumah untuk belanja bahan makanan seminggu sekali dan harus pagi-pagi sekali.

Namun saat ini lansia bisa keluar pada waktu tertentu, sedangkan warga yang lain tetap di dalam rumah untuk "melindungi yang tua".

Namun peraturan paling kontroversial adalah larangan mengajak jalan anjing peliharaan setiap sore.

Artinya, anjing dan hewan peliharaan tidak bisa keluar rumah sama sekali.

Hal tersebut dikritik oleh dokter hewan, yang mengatakan jika hewan dikurung terus mereka bisa alami masalah dalam sistem eksresinya dan membuat rumah sang pemilik tidak higienis lagi.

Namun lockdown di Serbia telah dilonggarkan, dan ada lebih dari 11.500 kasus virus Corona dengan 245 kematian.

4. Di Swedia

Baca Juga: Cara Mudah Terhindar dari Covid-19 dan TBC, Cukup Lakukan Langkah Kecil Ini

Swedia tidak terapkan lockdown sama sekali dengan bar, tempat minum dan restoran tetap buka seperti biasa.

Warga bisa pergi ke mana-mana, yang penting mereka jaga jarak dari satu sama lain.

Ilmuwan Swedia optimis dengan herd immunity.

Anak kecil masih boleh masuk sekolah, walaupun ada kekhawatiran jumlah kasus dan kematian di negara tersebut meningkat.

Baca Juga: Usai Dinyatakan Sembuh Covid-19, Seorang Wanita Justru Dikabarkan Meninggal Dunia

Baca Juga: Catat! 8 Benda Ini Wajib Selalu Ada dan Dibawa Saat New Normal

5. Di Tunisia

Robot polisi telah berpatroli di jalanan Tunisia dan menangkap warga yang langgar lockdown.

Robot mencari warga yang berjalan di jalanan ibukota Tunis, dan mendekati mereka kemudian bertanya mengapa mereka keluar rumah.

Warga kemudian harus tunjukkan KTP dan surat ijin keluar kepada robot untuk mengecek mereka diperbolehkan keluar.

 Tunisia laporkan 1000 orang telah terinfeksi dengan virus Corona dan 49 kematian.

6. Di Colombia 

Kolombia terapkan cara unik di beberapa negara yang mengatur warga boleh keluar berdasarkan nomor KTP mereka.

Misal yang nomor KTP diakhiri nomor 0 atau 7 boleh keluar pada Senin sedangkan nomor 1,6 dan 9 bisa keluar pada Selasa.

Baca Juga: 12 Keputusan Anies Bawedan Terkait Masa Transisi di DKI Jakarta, Siap-siap Fase 2 di Bulan Juni Kah?

Baca Juga: Nganggur Karena Corona Hingga Tak Mampu Bayar BPJS, Pilu Seorang Ayah Berjuang Mengobati Anaknya yang Menderita Hidrosefalus

7. Di India 

Cara paling unik mungkin adalah yang diterapkan di New Delhi, India.

Polisi gunakan baju APD, helm merah dan sarung tangan.

 

Komisioner Deputi Polisi Dwarka, RP Meena menjelaskan, polisi itu akan takut-takuti warga yang nakal dan buat mereka mengerti jika tidak boleh keluar rumah.

Itu, dianggapnya juga memotivasi warga untuk lakukan tindakan pencegahan untuk hindari virus.

8. Di Spanyol

Baca Juga: Nganggur Karena Corona Hingga Tak Mampu Bayar BPJS, Pilu Seorang Ayah Berjuang Mengobati Anaknya yang Menderita Hidrosefalus

Spanyol, yang tercatat negara 10 besar jumlah kasus Covid-19, di salah satu provinsinya yaitu Cadiz terapkan cara lockdown yang ekstrim.

Agar warga jera ke pantai, polisi sebarkan pemutih di pantai.

Tidak mengejutkan, hal tersebut justru mengundang kritik dari ahli lingkungan yang menyebut itu akan merugikan kehidupan liar.(*)

Baca Juga: Kini Ojol Beroperasi Dilengkapi Partisi Portable Anti Droplet, Efektif Tangkal Corona?

#brantasstunting

#HadapiCorona