Find Us On Social Media :

Berkah Pandemi Covid-19, Kota Maksiat Seks dan Ganja Ini Kini Bertobat, Menjadi Kota Hantu karena Corona

Red Light District Amsterdam kini bak kota hantu

Baca Juga: Tingkat Kesembuhan Kasus Covid-19 di Surabaya Cepat, Resepnya Diumbar Risma; Pokak Jahe

Di antara langkah-langkah yang sudah diberitahukan ke dewan setempat termasuk membeli properti dan membatasi izin untuk memastikan bahwa kota tua itu tidak hanya dihiasi dengan toko-toko yang menjual cinderamata, ganja dan wafel yang disabuni Nutella.

Namun, Amsterdam harus memiliki perusahaan tempat penduduk dapat bekerja, rumah tempat mereka bisa dibangun toko dan outlet hidup dan grosir yang melayani mereka.

Ini adalah pertama kalinya upaya semacam itu dilakukan.

"Urgensi untuk memikirkan pusat kota di masa depan," kata Halsema dalam surat itu yang mencatat kota terlalu bergantung pada wisatawan.

Tanda-tanda perubahan itu pun datang, setelah Adyen NV, salah satu perusahaan fintech paling sukses di Belanda mengatakan akan menyewa kantor seluas 17.000 kaki persegi di jantung kota.

Baca Juga: Surabaya Zona Hitam Covid-19, Tapi Walikotanya Disanjungan Menkes Terawan, Doni Monardo dan Risma Ungkap Sebabnya

Karyawan muda Adyen suka bekerja di kota yang semarak, sehingga mereka dapat, misalnya, mengunjungi toko buku saat istirahat atau minum bersama di teras terdekat setelah seharian bekerja," kata Chief Financial Officer Ingo Uytdehaage.

Pemerintah setempat telah secara aktif berusaha menarik perusahaan di sana, kata Angelique Schouten, seorang eksekutif di Ohpen, perusahaan fintech lain yang pindah beberapa pintu ke bawah delapan tahun lalu.

"Sudah ada eksodus perusahaan di sini dalam 15 tahun terakhir," katanya.

Baca Juga: Awalnya RS Rujukan, Tetiba Rumah Sakit di Singosari Malang Utara Ini Disebut Tak Layak Jadi Rujukan Covid-19, Alasannya Politis?