GridHEALTH.id - Di Amerika Kasus Covid-19 di Pekerja Pertanian dan Pengemasan Buah Sayur Meningkat.
Virus corona menyebar hingga ke buah dan sayuran yang dijual di pasar tradisional maupun supermarket.
Penyebaran itu pun tak secara langsung ada di antara buah dan sayuran.
Tapi melalui proses paparan percikan cairan dari manusia ataupun sentuhan tangan, yang sebelumnya telah terkontaminasi virus corona.
Tak terkecuali dari para pekerja yang memasok kebutuhan pangan buah dan sayur.
Dilaporkan Reuters.com, Departemen kesehatan di Monterey County, California, yang dikenal sebagai "mangkuk salad dunia", melaporkan 247 pekerja pertanian telah dites positif terinfeksi virus corona pada 5 Juni 2020, ini merupakan 39% dari total kasus di sana.
Meningkatnya jumlah pekerja yang terinfeksi virus corona, diduga dikarenakan setelah ribuan karyawan pabrik daging terpapar virus corona.
Baca Juga: Imbas Corona, Warga AS Mulai Berburu Hewan untuk Persediaan Makanan
Baca Juga: Tergolong Orang Paling Rentan, Inilah 9 Cara Pencegahan Penularan Virus Corona bagi Lansia
Kondisi ini tentu bisa menyebabkan gangguan pada produksi pangan di Amerika.
Presiden Dolandl Trump mengatakan, akan menjaga pabrik daging tetap beroperasi.
Begitu juga dengan produsen buah dan sayuran.
Tapi tetep mengindahkan soscial distancing dalam bekerja, saat memanen buah-buahan dan sayuran di ladang. Untuk mengurangi risiko penyebaran virus.
Baca Juga: Amerika Kelimpungan, Lebih 50 Ribu Orang Meninggal Akibat Covid-19
Baca Juga: Hampir Mencapai 100.000 Kematian, Amerika Kenang Korban Covid-19 Kibarkan Bendera Setengah Tiang
Untuk diketahui, akhir Mei 2020, ada lebih dari 600 kasus Covid-19 yang ditemukan di antara para pekerja pertanian di Yakima, Washington.
Dari jumlah itu, 62% di antaranya adalah pekerja di industri apel dan operasi pengemasan atau gudang lainnya.
Baca Juga: Rusia dan Amerika Serikat Berangsur Tarik Warganya, Tanda Indonesia Sudah Lampu Merah Virus Corona?
Dengan 4.834 kasus yang diketahui pada 10 Juni, negara ini memiliki tingkat infeksi per kapita tertinggi di Pantai Barat Amerika.
“Produksi bergerak sangat cepat. Pekerja bekerja berdampingan," papar Edgar Franks, direktur politik serikat pekerja pertanian setempat, Familias Unidas por la Justicia di negara bagian Washington.
Frank pun mengatakan, pekerja di enam lokasi pengemasan buah di Yakima mogok kerja pada Mei lalu.
Hal ini terjadi lantaran kekhawatiran mereka yang tidak diberi perlindungan yang memadai dari Covid-19.
Baca Juga: China dan Amerika Semakin Tegang, Berani Halangi Ilmuwan AS Selidiki Sumber Virus Corona di Wuhan
Di daerah Kern yang berdekatan dengan Yakima, Martin, operator forklift berusia 53 tahun di Grimmway Farms juga seorang petani wortel, meninggal pada 30 April.
Pihak keluarga meyakini Martin tertular virus corona di tempat kerja.
Juan, seorang karyawan Grimmway yang meminta untuk diidentifikasi hanya dengan nama depannya karena takut kehilangan pekerjaan, mengatakan begitu banyak pekerja yang sakit, shiftnya berkurang menjadi sepertiga dari pekerja yang dibutuhkan.
"Mereka membuat beberapa pengumuman untuk tetap terpisah sejauh enam kaki, tetapi itu pada dasarnya tidak mungkin ketika Anda memuat kotak ke palet yang sama," kata Juan, yang dites positif mengidap virus corona meskipun tidak menunjukkan gejala.
Sementara itu, pihak Grimmway menolak untuk mengatakan berapa banyak pekerja yang dites positif virus corona dan mengatakan tidak melihat masalah ketidakhadiran.
Baca Juga: Dampak Wabah Covid-19 Pada Kesehatan Mental Penduduk Amerika Serikat
Kendati demikian, Grimmway mengatakan dalam sebuah pernyataan, ketika seorang pekerja jatuh sakit, perusahaan berbicara kepada semua orang yang bekerja pada shift atau departemen tertentu dan menawarkan pengujian Covid-19 yang didanai perusahaan.(*)
#berantasstunting #hadapicorona