Find Us On Social Media :

Ahli Kesehatan Ungkap DKI Jakarta Belum Mencapai Puncak Pandemi Covid-19, Prediksinya Bulan Agustus

Dewan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Hermawan Saputra, memprediksi kasus virus corona di DKI Jakarta kemungkinan masih akan terus terjadi.

GridHEALTH.id - Beberapa waktu lalu sempat dilaporkan bahwa episentrum penyebaran wabah virus corona bergeser dari DKI Jakarta menuju Jawa Timur.

Hal itu ditandai dengan penambahan kasus baru virus corona yang cenderung meningkat di Jawa Timur usai warga DKI Jakarta nekat mudik ke kampung halaman.

Kendati demikian, sampai dengan hari ini, jumlah kasus virus corona masih dipegang oleh wilayah DKI Jakarta.

Baca Juga: Jika Kasus Virus Corona Terus Meningkat, Benarkah PSBB Terancam Diterapkan Lagi?

Di mana per 15 Juni 2020, DKI Jakarta tercatat melaporkan kasus virus corona mencapai 9120. Sementara total kasus virus corona di Indonesia sebanyak 39.294.

Dengan demikian, DKI Jakarta masih menjadi wilayah dengan urutan pertama kasus virus corona tertinggi di Indonesia.

Baca Juga: Update Covid-19; Hanya Dalam 24 Jam Kasus Corona di Indonesia Melonjak, Penyumbang Tertinggi DKI Jakarta

Atas kondisi itu pun, DKI Jakarta tidak serta merta dapat dikatakan aman dari wabah virus corona penyebab penyakit Covid-19.

Oleh karenanya, Dewan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Hermawan Saputra, memprediksi kasus virus corona di DKI Jakarta kemungkinan masih akan terus terjadi.

Bahkan ia menyebut, puncak pandemi Covid-19 bisa terjadi pada Agustus mendatang.

Hal ini sebagaimana disampaikannya dalam program Prime Talk Metro TV, seperti dikutip dari wowkeren.com, Senin (15/6/2020).

Perkiraan itu pun dinyatakannya, lantaran melihat kondisi DKI Jakarta yang hingga saat ini masih terus melaporkan penambahan kasus virus corona yang belum juga menujukkan penurunan meski telah diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi.

Baca Juga: Sebut Kata New Normal, Najwa Shihab Diperingatkan Anies Baswedan: Jakarta Belum Aman

”Dengan adanya pelonggaran sejak 10 hari terakhir ini dan juga ada wacana-wacana relaksasi bahkan new normal,  Maka kemungkinan puncak pandemi ini akan mundur hingga Agustus," kata Hermawan dalam program Prime Talk Metro TV, Senin (15/6/2020).

Terlebih, sejak diterapkannya PSBB Transisi pada 4 Juni lalu pemerintah memutuskan secara perlahan kembali membuka sejumlah sektor, sehingga kini warga DKI Jakarta cenderung bebas beraktivitas meski di tengah pandemi Covid-19.

Baca Juga: Warga Mulai Anggap Remeh Virus Corona hingga Tak Pakai Masker, Anies Baswedan Teriakkan Jakarta Belum Aman dari Covid-19

“Ini terjadi perubahan (PSBB ke PSBB transisi), dan kita belum tahu lagi perubahan-perubahan yang akan terjadi di depan.” tambahnya.

Sebelumnya, Ketua Umum IAKMI, Ade Surya Darmawan memprediksi puncak pandemi Covid-19 jatuh pada pertengahan bulan Juli 2020.

Baca Juga: Ahli Epidemiologi: Indonesia Tengah Memasuki Puncak Pandemi Virus Corona

Lebih lanjut, dia mengatakan puncak pandemi ini bisa diperlambat dengan memperpanjang PSBB.

"IAKMI memprediksi bahwa jika skenario PSBB terus dilanjutkan, puncak pandemi Covid-19 di Indonesia akan terjadi pada pertengahan bulan Juli 2020 dengan peningkatan yang tidak drastis," kata Ede dalam keterangan tertulisnya, Kamis (4/6/2020), seperti dikutip dari Tribunnews.com.

Baca Juga: Pakar Epidemiologi UI dan Ilmu Kesehatan Masyarakat FK Unpad Angkat Bicara Mengenai New Normal di Bulan Juni

Namun menurut Ede, puncak pandemi akan terjadi lebih cepat apabila PSBB dilonggarkan. Oleh karena itu, dia menilai kurang bijak jika pelonggaran PSBB dilakukan saat ini.

"Kalau kita longgarkan nanti malah naik dan itu akan memberatkan kita," ucap Ede.(*)

 #berantasstunting #hadapicorona