Find Us On Social Media :

Stop Main Gadget di KRL, Tingkatkan Risiko Penularan Covid-19, Virusnya Bertahan 5 Hari

Suasana KRL di Stasiun KRL Bogor, Jawa Barat, pada Selasa (9/6/2020). Ahli himbau agar pengguna tak bermain gadget saat di KRL.

GridHEALTH.id - Memasuki fase New Normal, warga Jabodetabek kini sudah diperbolehkan kembali menggunakan moda transportasi umum kereta rel listrik (KRL).

Kelonggaran ini tentu harus diiringi dengan kepatuhan melaksanakan protokol kesehatan seperti physical distancing dan juga menggunakan masker.

Baca Juga: Anies Baswedan Telah Mencotohkan, Kini WHO Resmi Menyatakan Tidak Disarankan Olahraga Pakai Masker

Selain itu, memainkan gadget saat berada di KRL juga ternyata sangat tidak disarankan sebab bisa meningkatkan risiko penularan virus corona (Covid-19).

Bahkan virus corona yang menempel pada gadget ini rupanya bisa bertahan selama lima hari usai terkontaminasi.

Peringatan ini disampaikan langsung oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Junior Doctor Network, dr. Edward Faisal, Sp.PD dikutip dari channel YouTube BNPB, Rabu (17/6/2020).

"Saat virus nempel di gawai (gadget) kita bisa bertahan sampai lima hari, jangan salah," kata dokter Edward.

Baca Juga: Perusahaan Farmasi yang Memproduksi Vaksin Virus Corona, 16 Juni Serempak Umumkan Hasil Positif

Baca Juga: Anies Baswedan Telah Mencotohkan, Kini WHO Resmi Menyatakan Tidak Disarankan Olahraga Pakai Masker

Menurutnya virus yang dapat menempel di gadget berasal dari bermacam-macam faktor.

Dalam hal ini tentunya penularan atau pencemarannya lebih banyak berasal dari tangan penggunanya yang sebelumnya tercemar.

Kaitannya dengan para commuter (pengguna KRL), pencemaran virus ke gadget juga dapat berasal dari percikan droplet dari para pengguna KRL.

Sebab, droplet ini dapat keluar ketika manusia berbicara apabila tidak memakai masker dan tidak menjaga jarak.

Baca Juga: Tanpa Obat dan Vaksin, Dukun Ini Sembuhkan Pasien Covid-19 Dengan Ciuman, Ini Hasilnya

Baca Juga: Perusahaan Farmasi yang Memproduksi Vaksin Virus Corona, 16 Juni Serempak Umumkan Hasil Positif

Oleh sebab itu, Edward juga sangat menyarankan agar para pengguna tidak menggunakan gadget-nya selama di dalam perjalanan menggunakan KRL.

"Kalau ada orang ngomong akan nambah lagi (potensi cemaran virusnya)," kata dokter Edward.

Selain dapat mengurangi potensi cemaran, alasan lain untuk tidak menggunakan gadget saat berada di dalam KRL adalah agar keluarga di rumah tidak menjadi korban penularan virus.

"Jadi selain risiko untuk kita, juga orang yang di rumah. Jadi kalau kita sayang sama orang yang di rumah dan di sekitar kita, sebaiknya jangan keluarin handphone," jelas Edward.

Baca Juga: Gemar Minum Kopi Benarkah Membahayakan Ginjal, Ini Faktanya

Baca Juga: Fata Covid-19; Hoax Pernyataan yang Menyatakan Virus Corona di Indonesia Telah Bermutasi

Sementara itu, peringatan virus corona yang bisa bertahan di benda mati juga sempat diulas Dr.Handrawan Nadesul, lewat tulisannya dengan judul; Virus Corona Bukan Virus Dengue.

Menurutnya virus corona sendiri menular lewat percikan ludah (droplet infection).

Artinya, virus keluar dari tubuh penderita (saluran napas) lewat percikan ludah sewaktu batuk, bersin dan bercakap-cakap.

Penting digaris bawahi, jarak tularnya tentu berbeda dengan penularan virus yang beterbangan jauh di udara (air borne).

Virus corona jarak tularnya tak lebih dari 2 meter dari mulut manusia yang sudah terinfeksi virus corona.

Baca Juga: Hasil Pengujian Obat Dexamethasone di Indonesia, Obat yang Berhasil Sembuhkan 5.000 Pasien Covid-19 di Inggris

Baca Juga: Gemar Minum Kopi Benarkah Membahayakan Ginjal, Ini Faktanya

Artinya, seseorang baru bisa terinfeksi atau tertular virus corona jika berada di radius 2 meter dari orang yang sudah terinfeksi atau yang sudah sakit karena virus corona.

Itu pun kalau dia batuk, bersin atau kita bercaka-cakap dengannya di radius 2 meter.

Baca Juga: Hasil Pengujian Obat Dexamethasone di Indonesia, Obat yang Berhasil Sembuhkan 5.000 Pasien Covid-19 di Inggris

Beberapa jam setelah virus keluar dari mulut dan hidung pengidap, virus akan mati.

Meski begitu, waspadalah percikan ludah dan liur dari orang yang sudah terinfeksi virus corona ternyata akan melekat di benda-benda yang ada di sekitarnya.

Misal, di baju, di tiang, di kursi, di dinding, dan semua benda yang ada di dekatnya.

Baca Juga: Ahli Epidemiologi Bilang Indonesia Gamang Hadapi Pandemik Covid-19

Baca Juga: Hilangkan Penat Disaat Pandemi Covid-19 dengan Aktivitas yang Bisa Mengecilkan Perut

Nah, jika tangan kita memegang benda-benda tersebut, lalu kita makan, atau menyentuh area mulut dan hidung, maka besar kemungkinan akan terinfeksi virus corona, walau orang yang sakit karena virus corona dan menyebarkannya melalui batuk, bersin, sudah tidak ada di tempat tersebut.

Ingat, virus corona yang menempel di benda mati (tidak di benda hidup juga lendir, air liur, cairan) di luar tubuh manusia bisa bertahan hidup hingga satu jam untuk kembali menginfeksi manusia.

Baca Juga: Frustasi 6 Kali Tes Swab Hasilnya Masih Positif, Pasien Covid-19 di NTT Coba Kabur Saat Diisolasi

Tapi virus corona yang menempel di air liur, lender, cairan, juga mahluk hidup, bisa bertahan lebih lama, bisa 3-4 jam.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu mematuhi segala protokol kesehatan yang dikeluarkan pemerintah, termasuk larangan penggunaan gadget saat berada di KRL ini.

Sebab penyebaran virus corona ini terbukti bisa terjadi saat kegiatan tersebut.(*)

Baca Juga: Diyakini Obat Kuat dan Vitalitas, Pasar Tradisional Daging Anjing Segar Ini Tetap Beroperasi Disaat Pandemi Covid-19

 #berantasstunting

#hadapicorona