GridHEALTH.id - Di banyak negara pelonggaran pembatasan akibat Covid-19 sudah dilakukan. Lebih banyak karena alasan ekonomi karena para pakar kesehatan khususnya epidemiolog mengatakan, sesungguhnya dunia belum aman dari virus corona (penyebab Covid-19).
Berbagai obat penyembuh dan penangkal virus corona terus diusahakan. Tetapi penelitian terbaru menemukan kemungkinan tidak adanya orang yang kebal terhadap Covid-19.
Hal ini ditulis oleh sebuah studi terbaru yang dilakukan di Wuhan, China, yang dilakukan oleh Wang Xinhuan dari Rumah Sakit Zhongnan Universitas Wuhan dan para ilmuwan dari University of Texas di Galveston.
Dilansir dari South China Morning Post, para peneliti dari China dan Amerika Serikat menjalankan tes antibodi dengan sampel pekerja rumah sakit yang terpapar COVID-19 dari pasien yang dirawat pada awal virus ini tersebar.
Penyakit baru mematikan ini pertama kali terdeteksi di kota Cina akhir tahun lalu. Dari penelitian tersebut hanya 4% dari 23 ribu orang yang memiliki antibodi pada April, dan diperkirakan 25% dari jumlah tersebut bisa tertular oleh virus ini.
"Orang-orang tidak mungkin menghasilkan antibodi pelindung yang tahan lama terhadap virus ini," para peneliti menyimpulkan dalam makalah non-peer-review yang diposting di situs pracetak medRxiv.org.
Baca Juga: Tak Boleh Sembarangan Copot Ventilator, Harus Petugas Medis Karena Ini Akibatnya Bagi Pasien
Penelitian baru di Wuhan menunjukkan tidak semua orang yang terinfeksi memproduksi antibodi, atau memproduksi yang tahan lama.
Antibodi adalah molekul yang dihasilkan oleh sistem kekebalan untuk mengikat protein lonjakan virus dan menghentikannya dari menginfeksi sel.
Beberapa, seperti immunoglobulin G, atau IgG, dapat bertahan dalam sistem untuk waktu yang lama, seperti yang ditemukan pada pasien pernapasan akut (SARS) parah 12 tahun setelah mereka terinfeksi.
Banyak upaya yang dilakukan untuk memerangi pandemi ini dibarengi dengan asumsi bahwa orang yang terpapar Covid-19 akan menghasilkan antibodi yang melindungi mereka dari terinfesi kembali.
Upaya-upaya itu termasuk negara-negara yang mempertimbangkan untuk mengeluarkan "sertifikat kekebalan", lebih dari 100 vaksin potensial dalam pengembangan, dan pasien yang pulih didorong untuk memberikan darah untuk obat dan terapi eksperimental.
Penelitian sebelumnya menemukan 2,5% dari karyawan rumah sakit di Wuhan telah terpapar Covid-19 selama wabah, tetapi diperkirakan bahwa proporsi sebenarnya dari infeksi di antara kelompok ini bisa setinggi 25%.
Ketika awal virus ini merebak banyak dari tenaga medis di Wuhan tidak memakai alat pelindung tambahan ketika merawat pasien.
Baca Juga: 4 Makanan Ini Wajib Disingkirkan Bila Asam Urat Tak Kunjung Sembuh
Baca Juga: Orangtua Wajib Kenali 8 Tanda Potensi Membuat Anak Calon Psikopat!
"Mereka baru saja terinfeksi Sars-CoV-2 dan melawan virus dengan sistem kekebalan mereka sendiri," menurut Wang dan timnya.
Sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus corona. Namun, setidaknya ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terjangkit virus ini. Berikut upaya yang bisa dilakukan, dikutip dari laman WHO;
1. Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik hingga bersih.
2. Hindari menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan dalam keadaan kotor atau belum dicuci.
3. Hindari kontak langsung atau berdekatan dengan orang yang sakit.
4. Hindari menyentuh hewan atau unggas liar.
5. Membersihkan dan mensterilkan permukaan benda yang sering digunakan.
6. Tutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu. Kemudian, buanglah tisu dan cuci tangan hingga bersih.
7. Jangan keluar rumah dalam keadaan sakit.
8. Kenakan masker dan segera berobat ke fasilitas kesehatan ketika mengalami gejala penyakit saluran napas.
Baca Juga: Waspadai Kencing Berbusa, Bisa Jadi Gejala Awal Gagal Ginjal
9. Selain itu, kita juga bisa perkuat sistem kekebalan tubuh dengan konsumsi vitamin dan suplemen sebagai bentuk pencegahan dari virus ini.(*)
#berantasstunting #hadapicorona