Find Us On Social Media :

Berkah Pandemi Covid-19, Kasus KDRT di Sleman Mengalami Penurunan

Berkah Covid-19, kasus KDRT di Sleman alami penurunan.

GridHEALTH.id - Pandemi virus corona (Covid-19) membawa berkah, angka kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di Kabupaten Sleman mengalami penurunan.

Padahal sebelumnya, kondisi pandemi ini justru dikhawatirkan menyebabkan kenaikan angka KDRT.

Berkah Covid-19 ini diungkapkan langsung oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Sleman, Mafilindati Nuraini, seperti dilansir dari TribunJogja (28/6/2020).

Menurutnya pandemi Covid-19 memang menimbulkan ketidakstabilan ekonomi masyarakat dan meningkatnya jumlah kekerasan dalam rumah tangga, namun tarnyata hal itu tidak terbukti.

"Berdasarkan laporan yang kami terima sejak Maret, April, Mei dan Juni ini, kasus KDRT justru mengalami penurunan dan tidak mengalami kenaikan yang siginifikan," kata Mafilindati.

Baca Juga: 4 Jenis Hormon Bahagia Pada Tubuh Perlu Dibangkitkan Supaya Tidak Stres, Ini Caranya

Baca Juga: Karena Bisikan Pasien Lainnya, Keluarga Nekat Cegat Ambulance Membawa Jenazah Pasien Covid-19 di Ambon

Berdasarkan data pengaduan yang diterima UPDT Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) DP3AP2KB Sleman, jumlah pengaduan yang diterima pada Maret sebanyak 10 kasus.

Kemudian di bulan April mengalami penurunan menjadi delapan kasus, Mei empat kasus.

"Untuk Juni ini hanya dua kasus yang setelah dicek ternyata aduan tersebut sudah muncul sebelum adanya pandemi. Yang jelas sampai Juni ini tidak ada peningkatan kasus yang siginifikan," katanya.

Baca Juga: Mantan Menkominfo Rudiantara Bocorkan Obat Corona Keluar Agustus, Tak Perlu Resep Dokter

Meksi harus dibuktikan dengan melakukan penelitian akademis tentang faktor yang membuat menurunya kasus KDRT, namun yang sudah bisa dipastikan adalah upaya DP3AP2KB yang selama ini aktif melakukan edukasi, kegiatan preventif dan promotif dengan melibatkan jejaring.

"Upaya untuk promotif sering kami lakukan. Termasuk dengan SIE MOLIN. Kami edukasi bagaimana membangun ketahanan keluarga," katanya.

Melihat peristiwa itu, tentu sangat menggembirakan lantaran dilihat dari sisi medis KDRT memang kerap berdampak pada kesehatan fisik dan juga psiskis korbannya.

Baca Juga: 3 Orang Meninggal dan 1 Orang Buta Akibat Minum Hand Sanitizer, BPOM Amerika Serikat Peringatkan 9 Merek Ini

Menurut laman Women's Health, diantara dampak fisik dan psikis yang dialami korban, diantaranya:

1. Dampak fisik

Hal yang paling sering terjadi pada wanita yang menerima tindak kekerasan yaitu dapat menyebabkan luka, memar, bahkan pendarahan di beberapa bagian tubuh.

Namun tak hanya itu, gangguan kesehatan lainnya dapat bermunculan setelah kejadian KDRT tersebut, seperti radang sendi, asma, sakit kronis, masalah pencernaan seperti maag, masalah jantung, sindrom iritasi usus, mimpi buruk dan masalah tidur.

Baca Juga: Seorang Ibu Lahirkan Bayinya dalam Kondisi Koma Akibat Virus Corona, Sang Anak Tak Terinfeksi

Juga akan menderita sakit kepala migrain, masalah seksual seperti rasa sakit saat berhubungan seks, tekanan darah menurun, hingga masalah dengan sistem kekebalan tubuh.

Tak hanya itu, cedera di bagian otak juga mungkin terjadi, yang memengaruhi kesehatan seperti mual dan muntah, pusing, pening, penglihatan kabur, penurunan daya ingat, atau sulit konsentrasi.

Baca Juga: Kekurangan Gizi Penyebab Kematian Anak Akibat Virus Corona, Kemenkes Bagikan Cara Praktis Mencukupi Kebutuhan Gizi Anak di Tengah Pandemi Covid-19

2. Dampak psikis

Setiap tindak kekerasan seperti KDRT ini juga akan berakibat fatal pada kesehatan mental wanita.

Adanya emosi negatif yang sering muncul seperti ketakutan, kebingungan, kemarahan, atau bahkan mati rasa dapat terjadi pada wanita.

Baca Juga: Update Covid-19; Tembus 10 Juta Kasus Positif Virus Corona di Dunia

Efek jangka panjang kesehatan mental dari kekerasan terhadap perempuan dapat meliputi gangguan stres pasca-trauma (PTSD), depresi, dan kegelisahan.

Umumnya, sulit tidur atau insomnia merupakan salah satu tanda awal wanita mengalami gangguan psikis pasca tindak kekerasan.(*)

Baca Juga: Jadi Bos Pertamina Bergaji Rp 170 Juta, Ahok: 'Jadi Gubernur Lebih Enak Bisa Menolong Orang Banyak'

 #berantasstunting

#hadapicorona