Baca Juga: Mengerikan, Pesepak Bola U-16 Ini Tersambar Petir Saat Latihan Bersama Klub
Menurut Adalja, droplet pernapasan berbeda dengan aerosol.
Droplet relatif lebih berat dan dengan cepat turun ke permukaan setelah diproduksi.
Kekhawatiran utama dari droplet pernapasan orang yang terinfeksi Covid-19 adalah menempel di mulut atau hidung orang yang berada di dekatnya dan kemungkinan terhirup ke paru-paru.
Dalam kasus Covid-19, orang cenderung tertular oleh droplet pernapasan dari seseorang yang positif Covid-19 saat berada dalam kontak dekat, atau berjarak kurang dari dua meter.
Di lain pihak, para ilmuwan menyarankan kita perlu melihat arti "airborne" sedikit berbeda dan bahwa WHO mengandalkan defisini dari penularan udara, sebagai patogen yang menyebar lewat udara, seperti virus cacar, yang sangat menular dan bisa melayang jauh.
Baca Juga: Anggap Enteng Pandemi, Presiden Brazil Tiba-tiba Alami Gejala Covid-19, Lakukan Test dan Rontgen
Selama ini diketahui bahwa virus corona sangat menular ketika seseorang melakukan kontak erat dalam ruangan selama beberapa waktu, yang menurut beberapa ilmuwan sejalan dengan definisi penularan lewat aerosol.
Sampai saat ini WHO belum memberi jawaban apakah akan mengubah definisi penularan Covid-19 karena belum ada bukti kuat dan jelas.
Soumya Swaminathan, Koordinator Ilmuwan WHO, mengatakan, pihaknya kini berusaha mengevaluasi bukti ilmiah yang disodorkan ratusan ilmuwan tadi secepat mungkin.
Baca Juga: Gula Perusak Kecukupan Gizi Anak Indonesia, Jangan Salah Pilih Susu di Masa Pandemi Covid-19