Ia menjelaskan jika penambahan kasus tersebut akibat masifnya tracing yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta.
"Memang sebagian kasus penambahan ini adalah karena gencarnya kita melakukan active case finding. Artinya kita tidak menunggu pasien di fasilitas kesehatan, tapi Puskesmas mengejar kasus positif Covid-19 di masyarakat. Jadi bukan kita pasif, di Jakarta secara aktif melakukan tracing, lalu melakukan testing, dari situ kemudian mereka di isolasi yang terbukti positif," tuturnya.
Meski melakukan kemampuan peningkatan testing, namun angka kasus positif Covid-19 di Jakarta tetap tinggi.
Baca Juga: Beda dari Pemerintah, Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Minta Rapid Test Dihentikan
Anies menyebutkan bahwa tes menggunakan polymerase chain reaction (PCR) telah melebihi anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Tes PCR di Jakarta per minggu sudah tiga kali lipat dari standar yang ditetapkan WHO," terang Anies Baswedan.
Selain itu, Anies menegaskan jika angka positivity rate saat ini melonjak 2 kali lipat dari sebelumnya.
"Tapi hari ini angka positivity rate menjadi 10,4% melonjak dua kali lipat," ujarnya.