GridHEALTH.id - Pada hari Selasa, penelitian baru memperingatkan negara-negara miskin untuk melihat ratusan ribu kematian tambahan akibat HIV, TBC, dan malaria ketika Covid-19.
Dengan memodelkan dampak di negara-negara yang akan menanggung beban ketiga penyakit selama lima tahun ke depan, penelitian ini menemukan bahwa mereka bahkan dapat melihat kematian bertahun-tahun yang hilang dari penyakit tersebut sebagai akibat dari pandemi itu sendiri.
Dilansir dari Japan Times, tim peneliti mengatakan sangat penting bagi pemerintah untuk memastikan bahwa orang yang hidup dengan tiga pembunuh terus memiliki akses untuk diagnosis dan perawatan bahkan ketika sistem kesehatan ditarik oleh Covid-19.
Ingat, HIV, TBC, dan malaria membunuh hampir 3 juta orang setiap tahun, sebagian besar di negara-negara berpenghasilan rendah atau menengah meskipun ada pengobatan atau pencegahan yang murah dan efektif.
Baca Juga: Studi: Kekebalan Tubuh Penyintas Covid-19 Ternyata Cuma 3 Bulan
Lusinan negara sudah melaporkan peningkatan orang yang menghindari fasilitas perawatan kesehatan karena takut tertular virus, dan pasokan obat-obatan seperti perawatan anti-retroviral untuk HIV semakin meluas.
“Di negara-negara dengan beban malaria tinggi dan epidemi HIV dan TB yang besar, bahkan gangguan jangka pendek dapat memiliki konsekuensi yang menghancurkan bagi jutaan orang yang bergantung pada program untuk mengendalikan dan mengobati penyakit ini,” kata Timothy Hallett dari Imperial College London dan rekan penulis makalah.
Baca Juga: Studi: Virus Corona Menyerang Imunitas Tubuh Seperti Halnya HIV
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal kesehatan Lancet Global Health, melihat empat skenario kebijakan berbeda yang mempengaruhi penyebaran Covid-19.
Mereka kemudian memasukkan model penularan HIV, TBC, dan malaria untuk memperkirakan dampak pada layanan kesehatan dalam berbagai skenario selama periode lima tahun.
Baca Juga: Penderita TBC di Indonesia Masih Tinggi, Pantas Jokowi Minta Jangan Hanya Fokus ke Covid-19 Saja
Dampak terbesar diproyeksikan berasal dari penghentian anti-retroviral bagi mereka yang hidup dengan HIV.
Afrika Selatan mengalami hingga 10% lebih banyak kematian akibat HIV daripada yang akan terjadi tanpa Covid-19.
Baca Juga: Daya Rusak Covid-19 pada Tubuh Manusia, Ibarat 2 Virus Ganas SARS dan HIV Digabung Menjadi Satu
Dalam skenario kasus terburuk, skrining dan pengobatan untuk tuberkulosis - yang masih merupakan pembunuh menular terbesar di dunia dapat melihat kematian meningkat 20% di Afrika selatan.
Kematian malaria terkait dengan penghentian kampanye kelambu bisa meningkat 36% jika sedikit yang dilakukan untuk membendung penyebaran Covid-19 di negara-negara dengan insiden tinggi.
Rekan penulis studi, Alexandra Hogan, mengatakan pandemi berisiko menghancurkan banyak keuntungan yang diperoleh dalam pengendalian malaria selama dekade terakhir.
"Tindakan pencegahan rutin harus diprioritaskan, memastikan kampanye distribusi kelambu dan perawatan (pencegahan), seperti distribusi obat massal, dipertahankan," katanya.
Terpisah, beberapa waktu lalu Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat meminta penanganan penyakit selain Covid-19 juga terus diperhatikan terutama yang masuk dalam proyek strategis nasional.
Beberapa penyakit itu, seperti stunting, TBC, malaria, DBD, dan HIV.
Baca Juga: Penderita TBC di Indonesia Masih Tinggi, Pantas Jokowi Minta Jangan Hanya Fokus ke Covid-19 Saja
"Misalnya di bidang kesehatan, kita memiliki agenda besar yaitu menurunkan stunting, pemberantasan TBC, malaria, demam berdarah, HIV/AIDS, dan juga berkaitan dengan gerakan hidup sehat. Yang ini harus terus kita kerjakan," kata Jokowi, dalam rapat terbatas mengenai evaluasi proyek strategis nasional melalui video conference, Jumat (29/5/2020).
Untuk itu, Presiden Jokowi meminta seluruh jajaran menteri terkait untuk tidak melupakan ancaman penyakit tersebut yang juga mewabah di tengah masyarakat meski kini pemerintah masih fokus menangani pandemi virus corona (Covid-19).
"Ini artinya kita harus fokus menangani dan mengendalikan Covid tetapi agenda-agenda strategis yang berdampak besar bagi kehidupan rakyat juga tidak boleh dilupakan," ungkap Presiden Jokowi.(*)
#berantasstunting #hadapicorona