Find Us On Social Media :

Stres hingga Berat Badan Turun 10 KG, Endingnya Pria Ini Sembuh dari Covid-19 Setelah 44 Hari Karantina

[Ilustrasi] karantina mandiri

GridHEALTH.id - Stres hingga Berat Badan Turun 10 KG, Endingnya Pria Ini Sembuh dari Covid-19 Setelah 44 Hari Karantina

Jangka waktu seseorang sampai dinyatakan sembuh dari Covid-19 yang disebabkan virus corona tidak sama.

Sebelumnya sempat diberitakan seorang pria di Surabaya sembuh dalam kurun waktu empat hari.

Baca Juga: Sembuh dari Corona dalam 4 Hari, Pria Ini Bagikan Pengalamannya saat Menjalani Perawatan di RS

Padahal umumnya, orang yang terinfeksi virus corona membutuhkan waktu sekitar dua minggu agar dirinya pulih total. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Tapi memang, menurut dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Dr Panji Hadisoemarto MPH, mengatakan masa pemulihan pasien Covid-19 dengan gejala penyakit parah bisa membutuhkan waktu lebih lama.

Baca Juga: Belum Kunjung Sembuh Usai 20 Kali Tes Swab, 2 Orang di Bali Ini Jadi Pasien Terlama di Rumah Sakit

"Jadi sejak terinfeksi sampai sembuh, bisa sampai tiga minggu, ya. Khususnya untuk yang dirawat, artinya yang sakitnya berat," ujar dr Panji, seperti dikutip dari Kompas.com, Rabu (1/4/2020).

Bahkan, untuk pasien Covid-19 dengan gejala penyakit yang parah atau kritis, bisa membutuhkan waktu pemulihan klinis sekitar 3 hingga 6 minggu.

Baca Juga: Surat Izin Keluar Masuk Jakarta Dihapus, Masyarakat Bisa Bikin SIKM Sendiri dengan CLM, Apa Itu?

Di Tangerang Selatan, tepatnya di kelurahan Parigi, seorang pria bernama Yusuf Wibishono dinyatakan pulih dari Covid-19 setelah menjalani isolasi selama 44 hari.

Ya, 44 hari memang merupakan waktu yang cukup lama, terlebih Yusuf adalah pasien Covid-19 yang masuk kategori pasien orang tanpa gejala (OTG).

Baca Juga: Studi: Kekebalan Tubuh Penyintas Covid-19 Ternyata Cuma 3 Bulan

Dilansir dari Kompas.com, Yusuf mengatakan, dirinya mengikuti rapid test massal di kantornya pada Mei 2020 dan dinyatakan reaktif Covid-19.

Kemudian, dia diminta untuk melakukan pemeriksaan lanjutan dengan uji swab dan hasilnya positif Covid-19. 

Namun, dirinya mengaku tidak mengetahui darimana dia bisa terinfeksi.

"Rapid massal tanggal 29 Mei hasilnya reaktif dan tanggal 30 Mei langsung swab test," ujar Yusuf, seperti dikutip dari Kompas.com, Selasa (14/7/2020).

Usai dinyatakan positif Covid-19, Yusuf diminta menjalani isolasi mandiri di rumahnya. Hal itu dikarenakan dirinya berstatus sebagai OTG.

Baca Juga: Kesaksian Seorang Pasien Covid-19 Sebelum Meninggal Dunia Kepada Perawat; Saya Pikir Ini Tipuan, Ternyata ...

Sementara anak dan istrinya yang dinyatakan negatif Covid-19 tinggal sementara di tempat kerabatnya.

Selama 36 hari, dia menjalani isolasi mandiri di rumahnya sendiri, dan dilanjutkan dengan karantina selama 8 hari di Rumah Lawan Covid-19 (RLC) Tangsel.

Baca Juga: Studi: Ada Ancaman Peradangan Otak yang Mematikan Pada Pasien Covid-19

Setelah menjalani isolasi mandiri lebih dari dua pekan, Yusuf kembali menjalani swab test untuk kedua. Namun, hasil pemeriksaan saat itu belum menyatakan negatif Covid-19, maka isolasi mandiri tetap dilanjutkan.

"Kemudian saya Swab ketiga tanggal 2 Juli itu masih positif dan dirujuk ke Rumah Lawan Covid-19. Jadi Swab yang pertama 30 Mei, terus kedua tanggal 17 juni, ketiga 2 Juli itu positif semua," ungkapnya.

Proses penyembuhan Yusuf terbilang cukup lama, karena selama menjalani isolasi mandiri dirinya kerap stres dan merasa tertekan. Hal itu karena Yusuf merasa tersudut setelah mendengar sejumlah tetangga khawatir tertular Covid-19.

Baca Juga: Pasien Covid-19 Dinyatakan Sembuh, Tetapi Tiba-tiba Terserang Penyakit Aneh

Akhirnya, petugas medis menyarankan Yusuf untuk menjalani karantina di RLC agar mendapatkan pendampingan intensif.

"Ada lah yang kayak menyudutkan, karena kita buat ngejelasin kan ke orang belum tentu diterima. Makanya lebih baik ikuti saran tim medis aja," ujar dia.

"Untuk keluar berjemur aja tetangga sudah was-was jadi kita merasa jadi aneh," utambahnya.

Baca Juga: Update Covid-19; Ternyata Karantina Mandiri di Rumah Berisiko Membuat Kluster Corona di Keluarga

Bahkan, lantaran merasa tertekan, Yusuf sampai mengalami penurunan berat badan sebanyak 10 kilogram.

"Saya pernah merasakan bagaimana tertekannya. (Berat badan) dari 70 kilogram, sekarang mungkin 60 kilogram," sambungnya.

Usai menjalani karantina selama 8 hari di RLC, Yusuf dinyatakan sembuh setelah hasil swab terakhir negatif Covid-19.

Baca Juga: Baru 4 Hari Dirawat Pasien Covid-19 di Sumenep Kabur, Hanya Karena Permintaannya Tak Dipenuhi Rumah Sakit

Menurut Yusuf, dirinya bisa sembuh lebih cepat usai dirujuk ke RLC karena merasa lebih tenang dan nyaman selama menjalani karantina.

Selain itu, selama di tempat karantina, Yusuf juga mendapat dukungan dari para tenaga medis dan para pasien lainnya.

Baca Juga: Dukungan Penyintas Pada Pasien Kanker Payudara Bantu Proses Penyembuhan

"Beda situasinya. Kalau di rumah kita enggak terlalu bebas kaya di sini, bisa enjoy aja di sini lingkungannya. Karena kalau di rumah lingkungan dekat tetangga," kata Yusuf.

Setelah dinyatakan sembuh, Yusuf mengaku senang karena dapat bertemu kembali dengan keluarganya dan bisa beraktivitas seperti sedia kala.

Baca Juga: Meski Perlahan, Jumlah Pasien Sembuh dari Covid-19 di Indonesia Kian Bertambah, Kini Mencapai 44 Persen

"Senenglah saya, akhirnya bisa ketemu keluarga, ketemu istri dan anak. Setelah isolasi saya sekarang sudah bisa kerja lagi," tutur Yusuf.(*)

 #berantasstunting #hadapicorona