Find Us On Social Media :

Balita 4 Tahun yang Terinfeksi Corona di Kediri Terpapar Virus Dari Neneknya

Ilustrasi - seorang balita berusia 4 tahun di kediri tertular virus corona dari neneknya yang meninggal karena terinfeksi Covid-19.

GridHEALTH.id - Nasib kurang beruntung dialami balita berusia 4 tahun di Kabupaten Kediri Jawa Timur.

Dimana ia harus menerima dinyatakan positif ternfeksi virus corona (Covid-19) yang ditularkan oleh neneknya sendiri, yang meninggal karena terinfeksi juga. 

Balita tersebut pun mendapat dukungan untuk kesembuhannya dari sejumlah kalangan, salah satunya dari Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri.

Petugas BPBD setempat memberikan motivasi dengan mendatangi balita tersebut, yang sedang menjalani isolasi mandiri.

Baca Juga: Menkes Terawan Dicecar, DPR Sebut RS Sengaja Ubah Status Pasien jadi Positif Covid-19 Demi Insentif Puluhan Juta Rupiah

Baca Juga: Tes Covid-19 Kedua Masih Tunjukan Hasil Positif, Presiden Brazil; Saya Baik-baik Saja

Patugas BPBD Kabupaten Kediri, Windoko mengatakan pemberian motivasi dilakukan dengan mengunjunginya lalu memberikan bantuan bahan pangan kepada keluarga pasien positif Covid-19.

Meski berstatus positif Covid-19, namun balita tersebut dalam kondisi sehat atau tergolong orang tanpa gejala. Ia tertular virus corona dari sang nenek, yang setiap hari dekat dengannya. Sang nenek kini sudah meninggal setelah terpapar virus corona.

Baca Juga: Istri Positif Covid-19, Saat Dijemput Petugas Medis Sang Suami Menolak Anggap 'Cuma Setan Aja Itu'

Beruntung kedua orangtua dan kakek dari anak tersebut dinyatakan negatif Covid-19, sehingga bisa membantu merawat dan menemaninya.

Petugas BPBD berharap warga sekitar tidak mengucilkan pasien Covid-19, khususnya dari kalangan anak-anak, karena mereka masih sangat tergantung kepada dukungan lingkungan dan orang sekitar.

Baca Juga: Balita 18 Bulan Tewas Akibat Alat Tes PCR Patah dalam Hidung, Dibiarkan selama 24 Jam Tanpa Penanganan Dokter Spesialis Anak

"Kita boleh menjauhi virusnya, tapi jangan jauhi orangnya," ujar Windoko.

Diketahui jika ditilik dari sisi medis, tindakan pengucilan yang kerap dialami pasien Covid-19 dapat mempengaruhi kondisi kesehatannya, terutama kesehatan mental.

Baca Juga: Waspada Gelombang Ketiga, Hong Kong Kembali Memperketat Jarak Sosial Ketika 'Kritis' Menghantam Kota

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam New Directions for Youth Development, menunjukan efek pengusiran dapat menyebabkan gangguan mental seperti kecemasan, ketakutan untuk dikucilkan, bahkan depresi berkepanjangan.

Apalagi menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), datangnya virus corona (Covid-19) bisa menimbulkan stres bagi orang.

Baca Juga: Polemik Rendahnya Penyerapan Anggaran Covid-19, Menkes Terawan; Berarti Pasiennya Sedikit

Ketakutan dan kecemasan tentang penyakit luar biasa, seperti Covid-19 bisa menyebabkan emosi yang kuat pada orang dewasa maupun anak.

Para peneliti telah menemukan bahwa beberapa individu mungkin mengalami masalah kesehatan mental untuk pertama kalinya selama pandemi. Masalah penyesuaian, depresi, dan kecemasan mungkin timbul.

Baca Juga: Sempat Derita Takikardia, Jessica Iskandar Kini Alami Pembengkakan Leher Akibat Penyakit Tiroid, Ini Penyebabnya

Sebuah studi tahun 2017 yang tercatat dalam Bulletin of World Health Organization, menunjukkan bahwa ada peningkatan jumlah orang melaporkan kesehatan mental dan masalah psikososial selama wabah penyakit virus Ebola di Sierra Leone.

Oleh karenanya, WHO merekomendasikan untuk mencari informasi hanya dari sumber tepercaya dan terutama sehingga kita dapat mengambil langkah untuk mempersiapkan rencana dan melindungi diri dan orang yang dicintai dari penularan virus Covid-19.(*)

Baca Juga: Update Covid-19 dari WHO; di Masa Mendatang Tak Ada Lagi Kehidupan Normal Seperti Sebelum Pandemi Covid-19

 #berantasstunting #hadapicorona