Find Us On Social Media :

Update Covid-19; Menlu AS Mike Pompeo Geram, 'Banyaknya Korban Meninggal di Inggris Karena WHO Dibeli China'

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali dituding telah dibeli oleh China.

GridHEALTH.id - Disaat pandemi virus corona (Covid-19) semakin mewabah, berbaga tudingan keras kembali mengarah pada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Bahkan kali ini, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat ( AS) Mike Pompeo tak segan menyatakan Direktur Jenderal WHO, dr Tedros Adhanom Ghebreyesus telah "dibeli oleh China".

Pernyataan itu ia ungkapkan dengan yakin setelah menanggapi banyaknya korban meninggal di Inggris.

Diketahui Pompeo tengah berkunjung selama dua hari ke Inggris untuk membahas apa yang disebutnya "tantangan keamanan bersama".

Baca Juga: Pasien Berusia 65 Tahun Berhasil Pulih dari Covid-19 Usai Transplantasi Paru-paru Ganda

Baca Juga: Lebih dari 93 Ribu Orang Positif Covid-19, Beberapa Pakar Sebut Indonesia Belum Sampai Puncak

Di sana Pompeo bertemu dengan Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.

Mereka membahas peningkatan ketegangan dengan China, jaringan telekomunikasi 5G, dan potensi kesepakatan perdagangan AS-Inggris.

Baca Juga: Di Inggris Anak di Bawah Usia 11 Tahun Dilarang Pakai Masker, Berisiko Sesak Napas hingga Renggut Nyawa

Dilansir dari Newsweek Rabu (22/7/2020), Pompeo diberitakan mengatakan ke para Anggota Parlemen bahwa "Ini (WHO) adalah organisasi politik, bukan organisasi berbasis sains."

"Ketika dorongan makin kuat, ketika itu benar-benar penting, ketika ada pandemi di China, Dr Tedros yang dibeli oleh pemerintah China, saya tidak bisa mengatakan lebih, tetapi saya mengatakan ini pada dasar intelijen yang kuat, kesepakatan telah dibuat dan ketika dorongan makin kuat, kita mendapati orang Inggris tewas," ujarnya.

Baca Juga: Cara Keras Kim Jong Un Cegah Covid-19 di Negaranya, Warga Korut yang Tak Pakai Masker Dihukum Kerja Paksa

Disisi lain, Menlu Raab membantah klaim Inggris telah "dipersenjatai dengan kuat" oleh AS, untuk menyikapi China dengan lebih keras, setelah memblokir Huawei dari jaringan 5G di Inggris.

Dalam konferensi pers Raab berkata, "Saya kira tidak ada pertanyaan tentang penguatan. Mike dan saya selalu berdiskusi untuk membangun."

Baca Juga: Vaksin Corona Sudah Siap Beberapa Bulan Lagi, WHO Ungkap Vaksin Belum Bisa Digunakan hingga Awal Tahun 2021

Keputusan Inggris untuk memblokir Huawei disambut baik oleh Pompeo, yang mengatakan negara itu telah mengambil keputusan berdaulat.

Pompeo berujar, "Saya ingin mengambil kesempatan ini untuk memberi selamat ke pemerintah Inggris, atas tanggapan prinsipnya terhadap tantangan-tantangan ini."

Baca Juga: Gegara Hobi Sepeda, 30 Tenaga Kesehatan di Blitar Positif Covid-19, 5 Diantaranya Dokter

"Saya pikir Inggris membuat keputusan yang baik, tetapi saya pikir keputusan itu dibuat bukan karena Amerika Serikat mengatakan itu adalah keputusan baik."

"Tetapi karena kepemimpinan di Inggris menyimpulkan hal yang benar untuk dilakukan adalah membuat keputusan itu untuk orang-orang Inggris," pungkasnya.

Baca Juga: Pemprov Gencar Lakukan Testing 4 Kali Lipat dari Standar WHO, Positivity Rate Covid-19 DKI Jakarta Masih di Atas 5 Persen

Sementara itu diketahui, angka kematian akibat virus corona di Inggris memang cukup tinggi yakni 45,554 pasien dari total 297,146 kasus positif Covid-19 yang terkonfirmasi dari data worldometers.info/coronavirus, Jumat (24/7/2020).(*)

 

 Baca Juga: Lain Negara Beda Kebijakan Pandemi Covid-19, Pejabat Swedia Anggap Individu Terinfeksi Covid-19 Aman Kontak dengan Kelompok Berisiko Tinggi

 #berantasstunting  #hadapicorona