Batu tanduk rusa sangat rentan dialami pasien yang memiliki riwayat keturunan saluran kemih, asam urat, infeksi saluran kemih, ginjal tunggal, obesitas dan sindrom metabolik.
Selain itu, rentan pula bagi mereka yang memiliki penyakit lain seperti; hiperparatiroidisme, penyakit ginjal polikistik, penyakit pencernaan (reseksi usus, penyakit chron, gangguan absorpsi), kelainan saraf tulang belakang (medula spinalis) dengan gejala seperti sering mengompol (neurogenic bladder).
Abnormalitas struktur ginjal seperti obsruksi UPJ, divertikulum kaliks, striktur uretra, refluks vesiko-uretero-renal, ginjal tapal kuda, uretterocele juga merupakan pasien dengan faktor risiko batu tanduk rusa.
Bagi kelompok usia 55-64 tahun paling rentan terkena batu tanduk rusa, dengan prevalensi pada laki-laki 0,8% dan perempuan 0,4%.
Baca Juga: Dibutuhkan 1.620 Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Asal China, Ridwan Kamil Ikut Daftar
Terdapat beberapa faktor risiko yang harus diperhatikan, yaitu faktor keturunan dengan riwayat saluran kemih, asam urat, infeksi saluran kemih, ginjal tunggal, obesitas dan sindrom metabolik.
Penyakit lain seperti; hiperparatiroidisme, penyakit ginjal polikistik, penyakit pencernaan (reseksi usus, penyakit chron, gangguan absorpsi), kelainan saraf tulang belakang (medula spinalis) dengan gejala seperti sering mengompol (neurogenic bladder).
Abnormalitas struktur ginjal seperti obsruksi UPJ, divertikulum kaliks, striktur uretra, refluks vesiko-uretero-renal, ginjal tapal kuda, uretterocele.
“Batu tanduk rusa dapat muncul kembali, tetapi hal tersebut dapat dihindari dengan beberapa langkah sebagai berikut: mengonsumsi air mineral cukup, mengontrol konsumsi garam, mengontrol konsumsi protein hewani, mengurangi minuman beralkohol, banyak mengonsumsi makanan yang mengandung serat, menjaga kebersihan diri untuk mengurangi kemungkinan infeksi saluran kemih, menambah aktivitas fisik ( aktivitas intensitas sedang minimal 150 menit per minggu atau Aktivitas fisik intensitas berat minimal 75 menit per minggu, atau mengombinasi aktivitas intensitas sedang dan berat yang sesuai),“ tutupnya.(*)
Baca Juga: Usia Bukan Patokan Mengalami Radang Sendi, Anak-anak pun Bisa Mengalaminya
#berantasstunting
#hadapicorona