Find Us On Social Media :

7 Juta Anak Terancam Stunting Akibat Pandemi Corona, Hampir 180 Ribu Berpotensi Meninggal Dunia

Seorang ibu bernama Dangati membawa bayinya berusia 18 bulan yang menderita gizi buruk ke sebuah rumah sakit.

GridHEALTH.id - Pandemi virus corona (Covid-19) telah membawa musibah besar yang melanda dunia.

Bahkan Perserikatan Bangsa Bangsa ( PBB) menyatakan krisis sosial dan ekonomi akibat pandemi Covid-19 berpotensi menyebabkan setidaknya tujuh juta anak di dunia mengalami stunting.

Diketahui stunting sendiri merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), anak dianggap mengalami stunting jika tinggi badan mereka lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Selain memengaruhi pertumbuhan tinggi badan dan berat badan, stunting juga berimbas pada prestasi akademik anak.

Stunting juga dapat menyebabkan perkembangan kognitif atau kecerdasan, motorik, dan verbal berkembang secara tidak optimal, peningkatan risiko obesitas dan penyakit degeneratif lainnya, peningkatan biaya kesehatan, serta peningkatan kejadian kesakitan dan kematian.

Baca Juga: Fakta Matematika Pandemi Covid-19, Satu Orang Meninggal Dunia karena Virus Corona Setiap 15 Detik

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Masih Berlangsung, Muncul Virus Tick Borne di China

Anak yang memiliki tingkat kecerdasan yang tidak maksimal akibat stunting pada akhirnya dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan, dan memperlebar ketimpangan di suatu negara.

Bahaya stunting ini tentu harus disadari oleh berbagai pihak.

Terlebih sebelum Covid-19 melanda, diperkirakan telah ada 47 juta balita yang mengalami penurunan berat badan dengan cepat (gizi buruk akut atau wasting) di tingkat sedang hingga parah yang sebagian besar tinggal di Afrika sub-Sahara dan Asia Tenggara.

Baca Juga: Tak Perlu Rogoh Kocek Ratusan Ribu, Cukup Siapkan Bahan Ini di Rumah untuk Buat Ramuan Herbal Anti Corona

Kini, akibat adanya penerapan lockdown dan terganggunya rute bantuan vital dalam perdagangan internasional, PBB memperingatkan bahwa pandemi virus corona akan menciptakan "efek antar generasi" pada kesehatan jutaan manusia.

Dalam sebuah artikel pada jurnal medis The Lancet, tim ahli menunjukkan hasil estimasi pemodelan komputer tentang pasokan makanan di 118 negara miskin dan berpenghasilan menengah.

Baca Juga: Waspada! Balita Berpotensi Tinggi Menjadi Penyebar Virus Corona

Hasilnya, mereka menemukan bahwa wasting akibat kekurangan gizi tingkat sedang hingga berat untuk anak di bawah usia lima tahun akan meningkat 14,3% atau setara dengan 6,7 juta kasus tambahan.

Wasting terjadi ketika tubuh kekurangan gizi akut sehingga otot dan lemak dalam tubuh mulai berkurang dengan cepat.

Dikutip kantor berita AFP, sejumlah penelitian telah menunjukkan hubungan yang jelas antara wasting dengan kondisi kesehatan kronis dan parah di kemudian hari.

Baca Juga: Masker Berkatup Melindungi Pemakai Berbahaya Bagi Oranglain, Bagaimana Dengan Masker Emas?

"Kekurangan nutrisi pada balita di fase awal kehidupan akibat dampak mendalam pandemi Covid-19 dapat menciptakan konsekuensi antar-generasi untuk pertumbuhan dan perkembangan anak dan dampak seumur hidup pada pendidikan, risiko penyakit kronis dan pembentukan manusia secara keseluruhan," tulis para peneliti.

Dalam permodelan tersebut, skenario terburuk akibat pandemi virus corona yaitu menyebabkan anak-anak kehilangan 50 % asupan nutrisi dan layanan perawatan, dimana hampir 180.000 berpotensi meninggal dunia di tahun ini saja.

Baca Juga: Ramai di Media Sosial Dosen Cabul Doyan Swinger, Ini Bahayanya Buat Fisik dan Mental

Wasting bertanggung jawab atas satu dari 10 kematian bayi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa pandemi akan membuat sekitar 140 juta orang masuk ke dalam kemiskinan ekstrem - yaitu, hidup dengan kurang dari 1,90 dollar AS atau Rp 27 ribu sehari.

Di negara-negara yang telah mengalami krisis kemanusiaan, UNICEF (Badan PBB untuk anak-anak) telah memperingatkan bahwa, hingga 100 persen layanan nutrisi penting dapat terganggu.

Baca Juga: Lagu Baru 'Tak Tergantikan' Mikha Tambayong Kenang Mendiang Ibunda yang Derita Sjogren's Syndrome

Dalam sebuah surat terbuka yang ditandatangani oleh Direktur WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, tertulis bahwa kondisi ini dapat diminimalisir dampaknya, jika dilakukan penambahan anggaran bantuan minimal 2,4 miliar dollar AS untuk melindungi anak-anak yang berisiko.

"Kita harus melangkah maju bersama dengan tindakan yang berkelanjutan dan melakukan investasi pada nutrisi hari ini dan mengurangi dampak krisis Covid-19 dan potensi warisan antargenerasi terkait kelaparan dan kekurangan gizi pada anak-anak," katanya.(*)

Baca Juga: Tidak Begitu Aman, Masyarakat Diimbau Untuk Tak Memakai Masker Katup

 #berantasstunting

#hadapicorona