"Prof. John L Stanford dari University College London, yang memperkenalkan saya dengan Immunitor. Dari konsep tersebut kami berhasil membuat vaksin oral untuk Tuberkulosis bersama Immunitor yang telah selesai uji klinis fase tiga akhir tahun lalu," cerita Satria.
"Sehubungan dengan pandemi Covid-19 yang muncul awal tahun ini, kami mencoba menerapkan platform vaksin oral ini untuk Covid, yang memiliki kemiripan dengan Tuberkulosis yaitu sama-sama menyerang saluran pernafasan. Tentunya untuk vaksin oral Covid-19 juga perlu melalui uji klinis fase satu, dua sampai tiga," lanjutnya.
Satria juga mengatakan Immunitor, yang telah memiliki perjanjian dengan Universitas Airlangga, juga merencanakan "melaksanakan uji klinis di Surabaya."
"Harapannya dalam waktu dekat, kami juga akan dapat melaksanakan uji klinis di Surabaya. Saat ini proses pengembangan vaksin bersama Institute of Tropical Disease (ITD), Unair sedang dalam tahap persetujuan etis yang membutuhkan waktu kurang lebih dua minggu sampai sebulan. Setelah itu, siap diuji klinis," pungkasnya. (*)
#berantasstunting #hadapicorona