GridHEALTH.id - Dua obat yang digunakan untuk mengobati penyakit radang dan kanker sedang diuji sebagai terapi potensial untuk pasien dengan Covid-19, Universitas Birmingham dan Oxford mengumumkan pada hari Rabu (10/06/20).
Kasus Covid-19 yang parah diyakini dipicu oleh reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh, yang dikenal sebagai badai sitokin.
Para peneliti sedang menyelidiki apakah obat-obatan yang menekan unsur-unsur tertentu dari sistem kekebalan tubuh dapat berperan dalam menahan eskalasi badai sitokin yang cepat.
Izamil Bioscience's Namilumab, sebuah antibodi monoklonal yang sudah dalam tes tahap akhir untuk mengobati rheumatoid arthritis dan penyakit radang yang disebut ankylosing spondylitis, adalah yang pertama dari empat kandidat dalam uji coba CATALYST.
Ini menargetkan sitokin yang disebut GM-CSF, yang pada tingkat yang tidak terkendali diyakini menjadi pendorong utama peradangan paru-paru yang berlebihan dan berbahaya yang terlihat pada pasien Covid-19. Obat ini sedang diuji sebagai terapi Covid-19 di Italia.
Obat kedua, Infliximab (CT-P13), yang dikembangkan oleh Slough-based Celltrion Healthcare UK, adalah terapi anti-tumor necrosis factor (TNF). Ini digunakan untuk mengobati delapan penyakit autoimun termasuk rheumatoid arthritis dan sindrom iritasi usus.
Baca Juga: Virus Corona Memang Bukan Main, Selain Menginfeksi Paru-paru, Ginjal dan Hati Juga Diserang
Baca Juga: Dokter Jepang Penemu Penyakit Kawasaki Wafat di Usia 95 Tahun
Ben Fisher, peneliti co-klinis percobaan dari University of Birmingham, mengatakan: "Bukti yang muncul menunjukkan peran penting untuk obat anti-inflamasi dalam badai sitokin yang terkait dengan infeksi Covid-19 yang parah.
Source | : | Reuters,drugs.com |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar