Find Us On Social Media :

Bantuan Susu Formula Selama Pandemi Covid-19 Dikritik, Menurunkan Pemberian ASI dan Menyebabkan Bayi Diare

Bantuan susu formula saat pandemi ternyata berbahaya.

Keluarga termiskin mendapat dampak terburuk karena muncul ketergantungan baru pada susu olahan pabrik dan tidak tersedianya akses air bersih dan listrik untuk memanaskan air pencampur formula.

Dalam panduan pemberian makanan bayi pada situasi darurat, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan bahwa menyusui merupakan pemberian makan bayi yang aman dan terjamin, serta pemberian formula harus dilakukan dengan hati-hati.

Dalam situasi normal, susu formula baru bisa digunakan jika ada indikasi medis yang telah diatur oleh WHO, misalnya pada bayi dengan penyakit galaktosemia atau bayi dengan penyakit urin sirup mapel (maple syrup urine disease) yang membutuhkan susu formula khusus.

Baca Juga: Uji Vaksin Covid-19 di Bandung Masuk Fase 3, Ridwan Kamil dan Kapolda Jabar juga Pangdam III Siliwangi Dafar Jadi Relawan

Sesuai dengan Panduan Pemberian Makanan Bayi dan Anak pada Masa Darurat terbitan WHO, dan telah diadopsi oleh Kementerian Kesehatan Indonesia, bantuan menyusui sangat direkomendasikan, seperti bantuan makanan bergizi untuk ibu menyusui dan bantuan konseling psikologis.

Pada kondisi bayi tidak disusui oleh ibunya, perlu diketahui kemungkinan ibu untuk kembali menyusui (relaktasi), mencari ibu susu dan donor ASI perah sesuai dengan konteks budaya setempat.

Sementara itu, menurut American Academy of Pediatrics, ASI merupakan makanan utama bayi yang mengandung nutrisi yang besar guna menunjang tumbuh kembang sang anak.

ASI mengandung antibodi yang membantu bayi melawan virus dan bakteri.

Baca Juga: Wali Kota Malang Kumpulkan Tokoh Agama, Cegah Pengambilan Paksa Jenazah Covid-19