Find Us On Social Media :

Bantuan Susu Formula Selama Pandemi Covid-19 Dikritik, Menurunkan Pemberian ASI dan Menyebabkan Bayi Diare

Bantuan susu formula saat pandemi ternyata berbahaya.

GridHEALTH.id - Pada masa pandemi virus corona (Covid-19) ini sejumlah lembaga publik dan swasta ramai mengumpulkan donasi untuk membantu masyarakat yang paling terdampak wabah.

Ada banyak bentuk bantuan yang dikumpulkan, dari uang hingga bahan makanan pokok.

Tapi tahukah, dari banyaknya bentuk bantuan yang ada sebaiknya kita menghindari pemberian donasi susu formula untuk bayi.

Pasalnya donasi susu formula berisiko menurunkan angka menyusui atau pemberian air susu ibu (ASI) dan meningkatkan kasus infeksi sehingga dinilai cukup berbahaya.

Risiko ini akan semakin meningkat pada kondisi darurat karena akses air bersih dan listrik terbatas (misalnya saat terjadi gempa bumi dan tsunami) atau keterbatasan ekonomi yang diakibatkan pandemi Covid-19 sehingga menyulitkan orangtua membeli formula.

Dalam peristiwa gempa bumi di Yogyakarta pada 2006, misalnya, donasi formula untuk bayi menyebabkan kasus penyakit diare meningkat dua kali lipat pada bayi yang menerima bantuan formula.

Baca Juga: Klaim Obat Palsu Covid-19 Ternyata Paling Banyak Disebarkan Influencer

Baca Juga: Ikut Jadi Relawan Vaksin Corona Buatan China, Wanita Ini Ceritakan Efek Sampingnya: 'Kami Langsung Alami Kenaikan Suhu dan Diare'

Keluarga termiskin mendapat dampak terburuk karena muncul ketergantungan baru pada susu olahan pabrik dan tidak tersedianya akses air bersih dan listrik untuk memanaskan air pencampur formula.

Dalam panduan pemberian makanan bayi pada situasi darurat, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan bahwa menyusui merupakan pemberian makan bayi yang aman dan terjamin, serta pemberian formula harus dilakukan dengan hati-hati.

Dalam situasi normal, susu formula baru bisa digunakan jika ada indikasi medis yang telah diatur oleh WHO, misalnya pada bayi dengan penyakit galaktosemia atau bayi dengan penyakit urin sirup mapel (maple syrup urine disease) yang membutuhkan susu formula khusus.

Baca Juga: Uji Vaksin Covid-19 di Bandung Masuk Fase 3, Ridwan Kamil dan Kapolda Jabar juga Pangdam III Siliwangi Dafar Jadi Relawan

Sesuai dengan Panduan Pemberian Makanan Bayi dan Anak pada Masa Darurat terbitan WHO, dan telah diadopsi oleh Kementerian Kesehatan Indonesia, bantuan menyusui sangat direkomendasikan, seperti bantuan makanan bergizi untuk ibu menyusui dan bantuan konseling psikologis.

Pada kondisi bayi tidak disusui oleh ibunya, perlu diketahui kemungkinan ibu untuk kembali menyusui (relaktasi), mencari ibu susu dan donor ASI perah sesuai dengan konteks budaya setempat.

Sementara itu, menurut American Academy of Pediatrics, ASI merupakan makanan utama bayi yang mengandung nutrisi yang besar guna menunjang tumbuh kembang sang anak.

ASI mengandung antibodi yang membantu bayi melawan virus dan bakteri.

Baca Juga: Wali Kota Malang Kumpulkan Tokoh Agama, Cegah Pengambilan Paksa Jenazah Covid-19

ASI dapat menurunkan risiko bayi menderita asma atau alergi, meningkatkan IQ anak, mencegah sindrom kematian bayi mendadak, bahkan menurunkan risiko diabetes, obesitas, hingga kanker.

Sebuah penelitian juga mengungkapkan fakta bahwa kandungan asam lemak sehat dalam ASI mampu membantu mencerdaskan anak. 

Penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa risiko infeksi Covid-19 tergolong rendah jika bayi dirawat bersama ibu dan disusui.

Penelitian dari New York itu menunjukkan tidak ada satu bayi dari 116 bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi Covid-19 menjadi terinfeksi.

Baca Juga: Bantuan Pemerintah di Masa Pandemi Covid-19 Selain Bansos dan BLT; Ada Subsidi Hingga Listrik Gratis

Dalam penelitian lain, 666 bayi yang lahir dari ibu yang terkena Covid-19, hanya 28 bayi yang terinfeksi.

Bayi yang disusui tidak lebih berisiko terinfeksi Covid-19 dibanding bayi yang diberi susu formula, dan telah terbukti pemisahan ibu dan bayi setelah melahirkan tidak mencegah penularan.

Antibodi Covid-19 telah ditemukan dalam ASI yang membantu bayi melawan infeksi Covid-19. Jika bayi terinfeksi, mereka jarang menjadi parah dan tidak memiliki gejala.

Bahkan bayi prematur kemungkinan tidak mengalami infeksi yang parah jika tertular Covid-19.

Meski demikian, ibu mengalami banyak tantangan untuk menyusui bayinya.

Beberapa kebijakan organisasi kesehatan di beberapa negara menyatakan untuk memisahkan ibu dan bayi pasca melahirkan dan tidak diperbolehkan menyusui di masa pandemi dengan alasan khawatir bayi tertular. Meski kemudian beberapa negara merevisi kebijakan tersebut.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Pertama di Dunia, Sputnik-V Tawarkan Kekebalan Berkelanjutan

Tantangan lainnya adalah pengurangan layanan non-esensial seperti penghapusan atau pengurangan kelas edukasi menyusui, layanan konsultasi menyusui, pemeriksaan kehamilan lebih sedikit di beberapa layanan kesehatan.

Tantangan ini tidak hanya terjadi negara berkembang seperti di Indonesia. Sebuah penelitian di Australia menunjukkan banyak ibu merasa stres dan tidak nyaman dengan kondisi pandemi ini.

Ketika mereka mengalami kesulitan dalam menyusui, mereka ragu untuk datang ke klinik atau rumah sakit karena takut tertular Covid-19 jika mengunjungi RS atau sarana layanan kesehatan lainnya.

Baca Juga: Tak Perlu Rapid Test Sebelum Periksa Gigi, Begini Cara Hilangkan Karang Gigi dengan 7 Bahan Alami di Rumah

Salah satu hikmah dari pandemik ini adalah semakin banyak ibu yang menyadari pentingnya menyusui sebagai pelindung bayi mereka dari infeksi.

Mereka juga sadar bahwa ASI merupakan sumber makanan yang aman dan selalu tersedia, sehingga mereka tidak perlu khawatir akan kemampuan mereka membeli susu formula.

Australian Breastfeeding Association (ABA), misalnya, menunjukkan banyak ibu yang menghubungi layanan konseling mereka untuk bantuan menyusui.

Para konselor dari ABA meyakinkan bahwa hal wajar jika bayi menyusu lebih sering pada waktu yang kurang nyaman dan bahwa stres ibu tidak mempengaruhi produksi ASI.(*)

Baca Juga: Jangan Salah, Galon Air Minum Isi Ulang Justru Aman, yang Sekali Pakai Berbahaya!

 #berantasstunting #hadapicorona