Melansir Medical News Today, penderita diabetes tipe 1 dan tipe 2 lebih berisiko mengalami infeksi bakteri saat memiliki luka.
Beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko infeksi pada luka diabetes di kaki yakni keringat berlebih, kulit kering dan pecah-pecah, serta infeksi dari kuku kaki.
Baca Juga: Dijanjikan Selesai Pertengahan Tahun 2021, Vaksin Merah Putih Akan Diproduksi Massal Tahun 2022
Beberapa ciri-ciri luka diabetes di kaki yang tampak adalah:
* Terdapat cairan atau darah dari luka atau borok yang merembes di kaus kaki, luka tampak kemerahan dan bengkak.
* Selanjutnya, apabila luka sudah parah, muncul bau tak sedap, jika luka diabetes di kaki tidak diobati, penderita bisa mengalami infeksi.
Infeksi tersebut dapat menjalar sampai ke otot dan tulang. Kondisi ini disebut osteomielitis.
* Apabila infeksi sudah berkembang dan luka tak kunjung diobati, infeksi bisa berkembang ke tahap gangren.
Baca Juga: Usai Cium Tangan Guru Ngaji, 9 Warga di Tangerang Positif Covid-19
Gangren adalah penyebab umum amputasi pada penderita diabetes. Infeksi yang tidak terkontrol dapat berkembang menjadi sepsis yang mengancam jiwa.
Kondisi ini disebabkan mikroorganisme atau racun sudah menyebar ke dalam jaringan atau aliran darah.
Cara merawat luka diabetes di kaki
Baca Juga: Seolah Bersaing dengan Meningkatnya Kasus Covid-19, Cerai Masal Sehari Tembus 150 Gugatan
Cara merawat luka diabetes perlu melibatkan menjaga gula darah tetap stabil, perawatan kaki, dan mengobati luka diabetes.
Perawatan kaki untuk penderita diabetes meliputi: mencuci kaki setiap hari, menepuk kulit hingga kering sebelum mengoleskan pelembab, menghindari berjalan kaki tanpa alas kaki, hati-hati saat memotong kuku kaki, pakai sepatu yang nyaman, dan rajin-rajin memeriksa kondisi kaki.
Baca Juga: Belum Lama Klaim Ciptakan Kalung Antivirus , Kini Kantor Kementan Lockdown Karena Covid-19