GridHEALTH.id - Angka rasio positif Covid-19 atau positivity rate Indonesia kini tercatat jauh melebihi batas aman WHO.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito menyebut, rasio jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 atau positivity rate di Indonesia sebesar 14%.
Positivity rate ini meningkat berdasarkan data 29 Juli 2020 lalu yang berada di angka 13,3%.
"Positivity ratenya secara nasional kurang lebih 14%," ujar Wiku dalam keterangan pers daring dari Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (25/8/2020).
Melihal tingginya angka tersebut, ahli epidemiologi dunia menyebut jika Indonesia telah memasuki fase kritis Covid-19.
"Indonesia ini sudah memasuki fase kritis awal yang diperkirakan mengalami puncak di awal Oktober 2020, khususnya Jawa. Ini bisa berlangsung lama, bisa sampai akhir tahun," kata ahli epidemiologi Griffith University Dicky Budiman kepada Kompas.com, Rabu (26/8/2020).
Dicky menyebutkan, ada beberapa indikator yang mendasari bahwa Indonesia kini sudah memasuki fase kritis pandemi virus corona.
Baca Juga: Erick Thohir; Pemberian Vaksin Covid-19 Ada yang Gratis dan Berbayar
Pertama, jumlah kasus baru harian yang semakin tinggi. Hingga saat ini, menurut Dicky, hanya DKI Jakarta yang bisa dinilai secara valid karena memiliki cakupan tes memadahi dan memenuhi target Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu satu tes per seribu per minggu.
"Untuk melihat secara valid berapa kasus baru harian, tentu harus diakukan dengan testing yang optimal, baik kuantitas maupun kualitas," jelas dia.
"Bila ini tak bisa kita nilai, itu bukan sesuatu yang aman-aman saja. Malah sebaliknya, kita berada dalam posisi yang rawan karena kita tidak bisa menilai situasi sesungguhya di wilayah tersebut," lanjut Dicky.
Indikator kedua adalah infection rate yang juga dipengaruhi oleh kapasitas testing.
Dicky menyebut infection rate tersebut bisa menilai seberapa parah virus corona telah menyebar.
Ketiga, positivity rate baik pada level nasional maupun daerah yang berada di atas rata-rata global atau indikator WHO, yaitu di bawah 5%.
"Rata-rata kita di atas 10%, belum pernah turun di bawah 10 persen. Tentu ini situasinya rawan," kata Dicky.
Indikator terakhir untuk menilai bahwa Indonesia berada pada fase rawan adalah persentase penggunaan tempat tidur rumah sakit yang menunjukkan peningkatan.
Menurut dia, setiap daerah harus melakukan evaluasi terhadap indikator-indikator tersebut untuk melihat sejauh mana tingkat keseriusan kondisi Covid-19.
Oleh karena itu, Dicky mengimbau agar semua daerah menguatkan testing dan tracing, sehingga mendapatkan data yag memadai secara epidemiologi.
"Saya harap dalam fase rawan ini testing kita bisa menangkut, terlebih masih didominasi oleh Jakarta, sementara daerah lainnya belum menerapkan testing sesuai target WHO," kata Dicky.
Ia menngatakan, jika Indonesia bisa melakukan 50.000 hingga 100.000 testing per hari, pasti akan sangat menunjang keberhasilan dalam mengendalikan pandemi ini. (*)
Baca Juga: 4 Cara Efektif Membuat Kolesterol Normal Selalu, Cegah Penyempitan Arteri
#hadapicorona
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judull Indonesia Disebut Memasuki Fase Kritis Covid-19, Ini Alasannya